Dari Usaha Rumahan, Berkibarlah Bisnis Brownies Kukus Amanda

Nama AMANDA mungkin banyak orang yang mengira berasal dari nama pemilik brownies tersebut. Ternyata nama AMANDA adalah sebuah singkatan dari “Anak Mantu Damai”, orang tua dari Pak Sugeng. Beliau memiliki harapan ketika usaha ini tumbuh besar nantinya maka keluarga harus bisa mengelola dengan baik dan selalu rukun.

Usaha ini berdiri pada tahun 2000, awalnya penjualan masih mengandalkan kepada pelanggan yang dari dahulu menyukai kue-kue buatan ibu dari Pak Sugeng, dan dari acara-acara arisan. Dalam perjalanan usahanya, Amanda beberapa kali menghadapi tantangan seperti musibah kebakaran, kontrak tempat usaha yang tidak dapat diperpanjang, kesulitan mendapatkan pinjaman, dan lainnya.

Amanda mengalami perkembangan usaha dengan promosi dari mulut ke mulut. Brand Brownies AMANDA pun mulai dikenal konsumen bahkan tidak hanya dari Bandung namun hingga ke Jakarta. “Media-media lokal pun mulai memberitakan tentang brownies AMANDA tersebut, bahkan yang saat itu dari pihak kami pun belum terfikir dan belum sanggup untuk mengiklankan usaha kami ini di media,” cetus Pak Sugeng. Karyawan yang awalnya dua orang bertambah menjadi belasan orang.

Amanda sempat kesulitan melayani konsumen. Ada banyak antrian ratusan orang memadati toko kecil bangunan semi permanen. Komplain terhadap Amanda hampir setiap minggu ada dimuat di media, karena pada saat itu tidak ada sistem shift.

Kemudian pada tahun 2004, diputuskan untuk menambah sebuah lahan produksi di di daerah Rancabolang namun masih tetap belum bisa memenuhi permintaan konsumen. Di tahun berikutnya, kami menambah 2500 meter lahan produksi yang sekarang menyuplai untuk outlet-outlet yang ada
Seiring berjalannya waktu pelayanan dilakukan perbaikan, meskipun kami menjual sebuah produk tapi sisi pelayanan terhadap konsumen tidak boleh dilupakan. Karyawan dilatih dan dibuatkan SOP untuk diterapkan secara nasional. (Resha H Pramana)

sumber: http://the-marketeers.com/archives/amanda-kisah-penemu-brownies-kukus.html