Tuesday, April 10, 2012

Fathia Syarief, Rela Keluar Dari Perusahaan Tambang Untuk Menekuni Bisnis Roti 'Bagel Bagel'

Hari masih pagi tapi ibu-ibu maupun pekerja berpakaian rapi sudah mengantre membeli roti bagel di Bagel Bagel, Kemang Jakarta Selatan. Ada yang makan di tempat, ada pula yang membeli selusin untuk dibawa pulang.

 

Bagel adalah salah satu jenis roti berbentuk seperti cincin. Terbuat dari adonan tepung terigu dan ragi yang direbus di dalam air sebelum dipanggang. Menurut sejarahnya, penganan ini berasal Polandia. Roti ini sampai ke New York, Amerika Serikat, setelah para imigran membawa ke sana.

 

Pemilik Bagel Bagel Fathia Syarief dan tiga orang temannya model dan presenter Sari Nila, Lina dan Brenda memang terinspirasi bagel di New York. Fathia dan Brenda kebetulan pernah tinggal beberapa tahun di Amerika saat kuliah.
Menurut Fathia orang New York makan bagel layaknya orang Indonesia makan bubur ayam sebagai menu sarapan. Bagel jadi pilihan karena belum ada gerai makanan di Jakarta yang khusus menjual bagel. Dan ia yakin masyarakat di sini pasti doyan dengan bagel.
Setelah sepakat, mereka pun langsung bergerak menyiapkan bisnis baru mereka sejak Februari lalu. Tak tanggung-tanggung, Fathia yang sudah lima tahun bekerja di perusahaan minyak memilih meninggalkan pekerjaannya.
Salah satu persiapan yang paling utama tentu menyiapkan menunya. Mereka melakukan riset resep dan mengetes rasa bagelnya sampai pas. Mereka bahkan mengundang beberapa ekspatriat asal New York untuk mencicipinya agar rasanya pas seperti bagel di negeri asalnya.
Bagel dengan olesan krim keju dan bagel dengan isi ikan salmon merupakan dua menu bagel yang paling umum dan pasti ada di setiap gerai bagel di New York. Sedangkan bagel lainnya merupakan kreasi, seperti bagel Thai Spicy Chiken atau bagel tuna salad.
Fathia sempat terkejut dengan respon pengunjung, gerainya yang baru berusia sebulan sudah ramai. Ia sampai kewalahan hingga harus menambah kursi dan menyewa lahan parkir tambahan. Memang, gerainya yang memiliki ruang makan 5x5 meter itu terbilang sempit dan pengunjung kesulitan mencari parkir.
Bagel Bagel memang disiapkan tempat untuk orang hanya mampir sebentar. Membeli bagel dibungkus atau makan di tempat tanpa berlama-lama nongkrong. Layaknya para New Yorker yang mampir di gerai bagel di stasiun kereta bawah tanah, membeli bagel dibungkus untuk dimakan di kantor. (*/Tempointeraktif)

sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/9763-bagel-roti-berbentuk-cincin-yang-laris-manis.html

No comments: