Memasuki masa purnatugas sebagai kepala desa, tidak menjadikan kreativitas Kasiman Iska Sumarto berakhir. Setelah sempat menyandang predikat mantan kepala Desa Meles, Kecamatan Adimulyo selama dua tahun, ia pun bangkit. Meski usianya sudah tidak muda lagi, dia memulai berbisnis dari nol hingga sukses seperti sekarang.
Ya, ada pelajaran yang menarik dari kisah bisnis pemilik usaha Lanting Bumbu “Mas Wi” itu. Bahwa tidak ada kata terlambat dalam memulai bisnis. Saat memulai bisnis lanting usai Kasiman sudah 58 tahun. Padahal bagi sebagian orang, usia seperti itu sudah tidak produktif.
Usaha pria kelahiran 9 Februari 1943 itu berkembang pesat. Bahkan dia membuka pabrik di Desa Bumiayu, Kecamatan Tambak di perbatasan Banyumas-Kebumen, Jawa Tengah. Di usianya yang senja itu, dia masih gesit memimpin sekitar 70 karyawan di pabrik lanting miliknya. Lanting yang diproduksi lebih dari 3 kuintal per hari. Pemasaran lanting bumbu produsinya bahkan sudah tersebar di seluruh Pulau Jawa.
Bapak lima anak itu menceritakan bahwa bisnis lanting dimulai pada 2000. Awalnya dia sekadar memasarkan lanting buatan warga. Itu dilakukan karena selama menjabat sebagai kepala desa, Kasiman melihat para perajin lanting kesulitan dalam memasarkan produknya.
“Melihat peluang bisnis tersebut, saya tertantang untuk memasarkan lanting tersebut,” ujar Kasiman seperti dikutip dari Harian Suara Merdeka.
Dari penuturannya, saat itu dia memasarkan sendiri lanting dari toko ke toko mulai dari Kebumen hingga merambah ke luar kota. Saat itu, dia memanfaatkan rumahnya di Desa Kutosari, Kebumen untuk gudang. Awalnya kesulitan memasarkan, namun dengan keuletan, kerja keras dan kesabaran pasar pun mulai terbentuk.
Karena permintaan tinggi dia pun mengalami kekurangan produk. Akhirnya pada 2003 dia memproduksi sendiri lanting di Desa Harjodowo Kecamatan Kuwarasan. Namun demikian dia masih menggandeng sebanyak lima perajin untuk menopang produksinya. Usaha tersebut terus berkembang, sehingga kapasitas produksi pun ditambah lagi dengan membuka pabrik di Desa Bumiayu yang merupakan desa kelahirannya. “Di sini juga untuk mendekatkan dengan bahan baku berupa singkong.”
Untuk mempertahankan cita rasa lanting produksinya, pria yang masih gesit di usia senja itu terus melakukan eksperimen agar rasa lanting yang dihasilkan tidak monoton. Seperti saat ini, sejumlah rasa lanting yang dihasilkan antara lain lanting milenium, rasa nanas, rasa bawang, pedas manis, keju, dan daging sapi. Dia juga terus bereksperimen agar menghasilkan rasa dan kualitas lanting sehingga tetap berdaya saing tinggi. “Yang jelas, lanting buatan kami tidak mengandung bahan pengawet,” tandasnya.
Disinggung merek “Mas Wi” pada lanting produksinya, Kasiman mengaku nama tersebut diambil dari nama anak bungsunya yang bernama Martin Widjayanto. Nama tersebut dinilai membawa peruntungan saat dijadikan merek dagang bagi produk lantingnya. Untuk itu dia bermaksud ingin mematenkan merek dagang tersebut sebelum diklaim oleh orang lain.
“Soal orang mau meniru-niru bumbu dan kemasaan itu terserah asal tidak memakai nama ‘Mas Wi’ sebagai merek dagang,” imbuhnya seraya menyebutkan saat ini dirinya tengah mengurus syarat untuk mematenkan merek dagang tersebut.
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/13276-kasiman-mantan-kades-yang-sukses-berbisnis.html
No comments:
Post a Comment