H Ashar Arifin tak pernah menyangka usaha sampingan yang tadinya dikelola sebagai pendongkrak modal bisnis utamanya justru malah berkembang lebih pesat. Seiring perjalanan bisnis, usaha pertamanya yakni jasa penjahitan atau tailor jatuh bangkrut sementara bisnis katering sebagai usaha sampingannya maju pesat. Tak tanggung-tanggung, bisnis katering berlabel Glory Catering itu sukses merebut penghargaan The Best Service Excellent of The Year.
Ashar memulai usaha penjahitan pada tahun 1977. Usaha itu ditandai dengan dibukanya toko Asraco yang berlokasi di Jalan Irian, Makasar. Ketatnya persaingan membuat usaha tailor-nya tak memeroleh banyak pelanggan. Perkembangan mode yang cukup pesat ditambah dengan gempuran persaingan nan kompetitif membuat keberadaan Ascaro di ujung kebangkrutan. Ashar mengevaluasi, perjalanan bisnis dari tahun 1977 sampai 2005 tak memberikan banyak profit seperti yang diharapkannya.
Mengalami kesulitan menghadapi persaingan, Ashar tak tinggal diam. Laki-laki asal Kabupaten Wajo ini sempat berinovasi dengan cara menciptakan jasa cicil jas baru, sistem jasa penjahitan yang belum pernah ada sebelumnya. Untuk menambahkan kesan baru pada tokonya, ia pun mengganti nama toko menjadi Glory sejak tahun 1991. Bersamaan dengan itu, Ashar mulai melirik usaha katering untuk mendongkrak modal jasa penjahitan yang mulai menipis. Sama seperti bisnis jasa penjahitannya, katering Ashar diberi nama Catering Glory.
Namun siapa sangka, nasib berkehendak lain. Usaha katering yang semula hanya berfungsi sebagai penyokong dana justru lebih menghasilkan omzet lebih tinggi. Sementara kondisi jasa penjahitan Ashar produktivitasnya semakin menurun dan akhirnya resmi ditutup pada tahun 2005.
Sisa dana dari usaha jasa penjahitan Ashar sekitar Rp25 juta disalurkannya untuk modal awal usaha baru di bidang jasa cash and credit barang-barang elektronik. Tapi lagi-lagi usaha itu tak menunjukkan grafik pertumbuhan yang diharapkan. Jumlah barang yang terjual ke konsumen tak sebanding dengan total dana yang masuk. Bisnis ini terpaksa gulung tikar.
Menerima kegagalan dalam menjalani bisnis jasa penjahitan dan cash and credit, Ashar akhirnya konsentrasi mengelola katering. Setelah pertama kali menerima order dari instansi pemerintahan untuk konsumsi pendidikan kilat, bisnis penyediaan makanan ini berjalan nyaris tanpa hambatan. Ia pun mulai menerima pesanan kue dan makanan di berbagai acara. Permintaan pesanan terus meningkat. Jika mulanya, Ashar menyewa mobil untuk armada pengangkutannya kini ia telah memiliki 12 unit armadanya sendiri.
Belajar dari pengalaman pahitnya di dunia bisnis jasa penjahitan, Ashar mengaku berjuang keras untuk memajukan Catering Glory. Ia mengutamakan servis untuk memuaskan pelanggannya. Untuk meminimalisasi kesalahan, Ashar menggunakan sistem check list. Pengecekkan wajib dilakukan sebelum diantar ke konsumen. Berkat kegigihannya menyajikan servis kepada pelanggan, seperti dikutip dari Fajar Online, beberapa pekan lalu, Catering Glory milik Ashar sukses mengantongi penghargaan The Best Service Excellent of The Year yang ditandatangani oleh Menkokesra Agung Laksono dan Menteri Kebudayaan Jero Wacik pada 15 Juli 2011 silam. (*/ely)
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/10670-gagal-di-jasa-penjahitan-sukses-di-katering.html
No comments:
Post a Comment