Berangkat dari rasa prihatin Saniah melihat berlimpahnya jumlah salak yang busuk di desanya, kurma salak lahir sebagai hasil kreatifitasnya mengolah bahan makanan. Mengembangkan usaha pembuatan kurma salak yang kini terkenal sebagai camilan dan oleh-oleh khas Bangkalan, Jawa Timur, ketua kelompok tani Ambudi Makmur II ini sukses menciptakan peluang usaha serta lapangan pekerjaan.
Kampung Mrokolak, Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Madura, adalah salah satu sentra penghasil buah salak nusantara. Berlimpahnya buah berjulukan snake fruit itu terkadang menjadi buah simalakama bagi petani lokal. Produktivitas buah salak yang tinggi berdampak pada harga jual rendah yakni sekitar Rp2.500/kg. Fenomena obral dengan harga murah sekalipun tak mampu mendongkrak harga jualnya. Akibatnya, banyak salak yang akhirnya tak terjamah konsumen hingga menjadi busuk dan itu berarti kerugian besar bagi para petani.
Ide Saniah, 46 tahun, untuk mengolah hasil panen bumi pertiwi berangkat dari kondisi yang begitu memprihatinkan tersebut. Merogoh uang dari sakunya sendiri, Saniah pada awalnya membuat sirup serta dodol salak. Sayangnya, produk itu tak diminati konsumen. Ia lalu beralih ke kurma salak.
Membuat kurma salak memang lebih sulit dibanding sirum atau dodol berbahan sama. Setelah kulit buah dikupas, salak berikut daging buah dan bijinya direbus dalam panci selama dua jam dengan aturan satu jam pertama diberi gula 1 kg untuk salak 3 kg dan satu jam berikutnya masukkan kembali gula 1 kg. Salak yang masih setengah matang itu lalu dipanggang di oven khusus bikinan Saniah selama dua hari sebelum dipasarkan.
Harga kurma salak racikan Saniah relatif murah. Dikemas dalam sebuah kotak berukuran seperempat kg, produk olahan itu dijual seharga Rp8.000/kotak dan Rp30 ribu/kg. Kurma salak nan legit ini sukses menarik peminat dari beragam daerah. Keberadaan jembatan Suramadu turut memegang andil penjualan kurma salak. Wisatawan dari Surabaya, Mojokerto, Malang, Jakarta dan kota besar lainnya berbondong-bondong mencari camilan yang kini dinobatkan sebagai oleh-oleh khas Bangkalan tersebut.
Kesuksesan kurma salak menaikkan derajat kehidupan warga Kampung Mrokolak. Kreatifitas Saniah tak hanya menghasilkan laba bersih sekitar Rp 2,5 juta/bulan tapi juga menyelamatkan nasib para petani salak serta membuka lahan pekerjaan bagi kaum ibu dan anggota kelompok tani binaannya.
Kendala yang masih dirasakan Saniah saat ini adalah pemasaran produk yang belum optimal. Sifat pemalu Sania menjadi penghalang dirinya untuk terjun sebagai sales yang menjajakan serta memperkenalkan produknya secara door-to-door. Nah, apakah Anda tertarik menjadi agen kurma salak ini?
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/9973-saniah-sukses-ciptakan-peluang-usaha-melalui-kurma-salak.html
No comments:
Post a Comment