Tuesday, April 10, 2012

Erwin, Lulusan STM yang Sukses Jadi Pebisnis Dengan 700 Gerai 'Tahu Kreess'

Tahu merupakan salah satu cemilan tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan beberapa daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat dan Jawa Timur, menjadikan tahu sebagai salah satu cemilan favorit warga yang dapat dipadukan menjadi berbagai menu makanan.  Maka tak aneh jika tahu sudah lama menjadi salah satu komoditi kuliner yang laris manis di Indonesia.

Meskipun tiap daerah memiliki cara yang berbeda dalam mengolah tahu, namun tak bisa dipungkiri jika gurihnya rasa tahu menjadi senjata utama yang selalu menggoda lidah pecintanya. Melihat potensi pasar yang bagus membuat  Winarto, warga Jombang, Jawa Tengah, tergiur untuk menjalankan sebuah usaha penjualan tahu yang memiliki rasa gurih yang khas dan memiliki tampilan yang meraik, layaknya sebuah jajanan modern. Jadilah pada bulan Juni 2008 Erwin, begitu ia biasa disapa, membuka gerai tahunya yang ia beri merek Tahu Kreess. “Namanya dipilih begitu karena kalau dengar namanya, orang bisa langsung membayangkan gurihnya tahu buatan kami. Itu jadi bedanya dengan tahu-tahu yang lain,” ujar Erwin saat dihubungi Ciputraentrepreneurship.com.

Dengan bermodal hanya Rp 1,5 juta, Erwin pun memulai petualangan di bisnis tahunya. Dengan menggunakan gerobak dorong dan alat yang sederhana, Erwin mencoba memberikan nuansa baru pada prodaknya dengan memberikan tampilan yang menarik pada gerobak dan kemasannya. Dengan total 14 irisan tahu yang dibuat ringkas dan menarik, Erwin yakin prodaknya bisa memberikan sessasi yang baru. “Tahu Kreess adalah tahu pilihan yang diolah dengan bumbu kualitas terbaik,digoreng,serta disajikan hangat dengan cita rasa rempah khas kita juga mengkombinasikan saos pedas dan buah lombok yang mantap dan menggigit di lidah,” ujar Erwin sambil berpromosi.

Pada tahun 2008, bisnis tahu Erwin mulai dikenal dan disukai oleh masyarakat. Untuk memperlebar jangkauan prodaknya, Erwin memilih jalur patungan modal atau join venture dengan beberapa mitra, sehingga akhirnya ia bisa mendirikan 19 outlet Tahu Kreess di Jombang, Kediri serta Trenggalek, Jawa Timur hanya dalam kurun waktu 6 bulan. Namun, karena sistem managemen yang sangat sederhana, akhirnya Erwinpun merasa kerepotan dalam mengelola ke-19 gerainya.

Akhirnya, pada November 2008 Erwin pun memilih jalur waralaba untuk memperkuat pasar tahu miliknya. Waralaba dipilih oleh Erwin karena sistem ini dipandangnya lebih sederhana dan menguntungkan banyak orang, dibanding jika ia harus membuka cabang baru ataupun dengan sistem kerjasama modal. Selain itu, ia percaya bahwa setiap orang harus melatih diri untuk berwirausaha dan mengembangkan potensi dirinya. “Jika waralaba, lebih mudah untuk mengurus tiap gerainya. Intinya adalah koordinasi yang kuat antara tiap mitra dan kita di pusat. Selain itu secara legal hukum, kita juga bisa mengembangkan bisnis kita,” jelas Erwin.

Kini setelah lebih dari 3 tahun berbisnis, telah terdapat sebanyak 768 gerai Tahu Kreess di seluruh Indonesia. Erwin menilai, prodaknya bisa berkembang pesat karena bisnis ini tidaklah membutuhkan modal yang cukup besar untuk memulainya. Untuk satu gerai, mitra memerlukan modal Rp 3 hingga 5 jutaan. Dengan perkiraan profit per bulannya bisa lebih dari Rp 1 juta, tentu saja bisnis ini sangat menggiurkan. “Asalkan tempat gerainya strategis, saya percaya mitra kami bisa balik modal setelah 2 atau 3 bulan saja. Apalagi, kami juga menggunakan konsep take away, sehingga tidak memakan banyak tempat,” jelas Erwin tentang strategi pasarnya.

Erwin yakin bisnis tahu yang ia kembangkan saat ini, suatu saat, bisa menembus pasar internasional. Bahkan, ia menargetkan pada tahun 2013, gerai tahunya bisa menembus angka 5000 unti di Indonesia. Erwin menekankan pentingkan komunikasi dan kerja sama yang kuat antara seluruh mitranya dan dirinya, agar tumbuh rasa saling percaya yang kuat. “Kita harus jujur dan adil kepada seluruh mitra kita. Itu adalah satu-satunya cara agar bisnis kita bisa berkembang dan tetap bertahan sampai sekarang,” jelas Erwin.

“Saya ini hanya lulusan STM. Tapi saya yakin dengan kerja keras, kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Kita harus selalu belajar dan belajar, jangan sampai berhenti berusaha. Inovasi produk dan strategi marketing harus terus berjalan, agar produk kita bisa lebih dikenal bertahan dalam bisnis ini,” pungkas Erwin di akhir perbincangan. (*/Gentur)

sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/10972-bisnis-murah-dan-gurih-ala-tahu-kreess.html

No comments: