Bagi Anda yang Berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, pasti Anda sudah mengenal keunikan warung angringan. Warung sederhana asli tanah Jawa itu banyak digemari karena menyediakan makanan yang murah meriah dan “ramah” di kantong, terutama bagi mahasiswa. Dengan beragam menu seperti nasi kucing, beragam sate tusuk, kopi joss, dan kopi jahe, warung angkringan menjadi salah satu tempat favorit bagi para pecinta kuliner yang ingin menikmati ragam jajanan nikmat.
Saat ini, tak sulit menemui warung angkringan yang dari hari ke hari keberadaannya makin menjamur. Hal itu wajar, karena selain menawarkan makanan, salah satu keistimewaan warung angkringan adalah keramahan suasana warung angkringan yang sederhana, yang membuat orang nyaman berlama-lama menghabiskan waktu di sana. Tak heran jika warung angkringan menjadi semacam “kafe rakyat” yang disukai masyarakat dari beragam latar belakang. Mulai dari yang bermobil, hingga tukang becak.
Peluang pasar yang sangat luas itulah yang menginspirasi Anton Haekal untuk menjalani bisnis angkringan yang ia namakan Solo Rasa Angkringan. Berbeda dengan konsep warung angkringan pada umumnya, konsep warung angkringan ala Anton lebih modern dan menarik secara visual. Tanpa mengurangi kesederhanaan dalam konsep angkringan itu sendiri, Anton mencoba untuk menawarkan diferensiasi produk angkringan miliknya dengan konsep beragam variasi, mulai dari menu hingga kemasan jual.
“Saya memiliki konsep dan branding yang baik. Contoh, pertama dari sisi kemasan, nasi kucing di Solo Rasa Angkringan tidak dibungkus Koran bekas seadanya namun kita branding dengan bungkus makanan yang higienis, menu kita pun variatif misal isi nasi kucing yang umumnya hanya ikan teri dan sambal di kami akan Anda temukan nasi kucing iwak salmon, nasi kucing iwak belut, daging masak pedas, dan masih banyak lagi,” papar Anton saat dihubungi ciputraentrepreneurship.com, akhir pekan lalu.
Selain menu dan penyajian yang menarik, pemuda kelahiran 31 Oktober 1986 ini pun memanjakan pengunjungnya dengan sajian kopikustik dari anak-anak jalanan dengan iringan musik keroncong. Konsep kumpul-kumpul inilah yang juga menginspirasi Anton untuk memulai usahanya. Sebagai pria asli Solo, Anton tampaknya ingin mengenalkan budaya kebersamaan yang lekat dengan kultur Jawa.
“Ini adalah kuliner traditional bangsa yang harus dilestarikan meskipun hanya warung sederhana dipinggir jalan di angkringan-lah tempat berkumpulnya seluruh kalangan mulai abang tukang becak sampai pejabat, semua berbaur menjadi satu. Warisan konsep warung angkringan peninggalan nenek moyang ini yang harus saya angkat ke seluruh Indonesia bahkan kalau memungkinkan ke tingkat dunia,” terangnya.
Dengan mengusung slogan “Gubuk rakyat nuansa ningrat harga melarat rasa nikmat”, Anton pun mulai merintis usahanya pada tahun 2010. Dengan modal Rp 6 juta, Anton dan seorang sahabatnya mulai memperjuangkan mimpinya menjadi seorang pebisnis.
“Dukanya, pada saat musim hujan pernah gerobak kita diterjang badai sampai barang dagangan hancur semua, sepulang itu badan meriang masuk angin,” kisahnya.
Memiliki usaha yang baru seumuran jagung membuat Anton sadar akan pentingnya promosi dan kemitraan. Sambil makin memantapkan kualitas prodak dan pelayanan, Anton pun membuka peluang kemitraan bagi siapapun yang tertarik untuk terjun berbisnis angkringan. Dengan 3 gerai yang saat ini sudah ada, Anton yakin kedepannya akan makin banyak lagi mitra yang akan bergabung.
“Paket yang kami tawarkan kepada mitra saat ini ada 2 yaitu kemitraan dan lisensi, di mana untuk paket kemitraan investasi yang kami tawarkan sebesar Rp 37,5 juta dan Rp 5 juta dengan sistem lisensi di mana seluruh operasional dan gerai full mitra yang menyediakan, pusat hanya membantu pasokan bahan baku dan panduan agar sistem berjalan baik,” ujar Anton berpromosi.
Meskipun konsep bisnis waralaba angkringan tergolong baru, Anton tetap yakin bahwa bisnisnya akan populer di masyarakat. Baginya, menjadi yang pertama untuk memulai sebuah bisnis adalah sebuah tantangan, sekaligus sebuah keuntungan tersendiri. Sebagai anak muda, ia yakin bahwa kreatifitas menjadi senjata yang ampuh baginya untuk menjadi seorang entrepreneur sukses.
“Segera realisasaikan ide usaha Anda dan jadilah yang pertama! Harus berani, di mana ada kemauan pastilah ada jalan. Selalu sabar, fokus dan berdoa agar kesuksesan sgera datang. Kita boleh mati keuangan alias bokek, bangkrut, tapi jangan sampai otak kita mati! Kreatifitas sangat dibutuhkan oleh seorang entrepreneur,” tutup Anton. (*/Gentur)
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/12917-solo-rasa-angkringan-tawarkan-nuansa-lain-warung-angkringan.html
No comments:
Post a Comment