Wednesday, April 11, 2012

Casidi, Berjuang Merintis dari Bawah, Kini Cabang Restonya Tersebar Ke Seantero Negeri

Imron Casidi adalah satu dari sekian banyak perantau asal Palembang, Sumatra Selatan yang mengadu nasib di Jakarta. Sama seperti perantau lainnya, ia punya ambisi untuk sukses dan maju di Ibu Kota. Ia tidak menyangka kehidupan di Jakarta begitu keras dan membuatnya harus membanting tulang menjadi cleaning service. Sebenarnya ia juga pernah mencoba berbisnis properti dan usaha toko sembako, namun nyatanya bangkrut. Ia sendiri tidak menyangka, nasibnya justru berujung sukses di bidang usaha kuliner kampung halamannya sendiri, yaitu pempek.

Usaha pempek yang dinamainya Pempek 8 Ulu Cik Ning ini dirintisnya dengan resep pempek turun-temurun, asli asal Palembang. Ia mendapat warisan resep tersebut dari leluhurnya yang tinggal di pinggiran Sungai Musi.

Ditemui di acara Entrepreneurship Workshop & Competitions 2011 di Gedung Pertamina Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), kemarin, ia membagi resep sukses bisnis pempeknya kepada kontributor CE News.

“Tidak hanya konglomerat atau pejabat yang bisa jadi pengusaha,” ujarnya sembari memaparkan data tentang jumlah entrepreneur di Indonesia.

Ia menyadari betul bahwa jika Indonesia ingin mengembangkan ekonomi negaranya, setidaknya Indonesia harus punya 2% entrepreneur dari total jumlah penduduknya. “Sekarang ini di Indonesia hanya ada 0,24%,” tambah Imron.

Imron mengakui bahwa ia tidak serta merta menjadi pengusaha kuliner yang sukses. Ia mengalami berbagai kendala dalam berbisnis. Namun ia juga yakin, ada banyak jalan untuk mencapai kesuksesan usaha. “Ada dua cara menjadi entrepreneur, menurut saya. Yang pertama karena kepepet atau by accident, dan yang kedua by design atau merencanakan diri sendiri untuk jadi entrepreneur. Saya adalah contoh yang karena kepepet,” ujarnya berseloroh.

Imron memaparkan, dirinya juga pernah bercita-cita untuk kuliah di IPB atau UI selepas SMA. Namun keterbatasan biaya tidak memungkinkannya untuk kuliah di kampus idamannya itu. Ia pun mencari peluang. Ia sempat membeli pakaian di tanah Abang untuk kemudian ia jual lagi kepada teman-teman sekolahnya.

“Faktor X dari situasi kepepet itulah yang harus ditumbuhkan sendiri. Sebagai pengusaha, untuk memulai memang umumnya kita merasa takut. Namun rasa takut itulah modal pemicunya. Banyak orangtua yang menyarankan anaknya untuk jadi PNS. Orangtua umumnya memang menginginkan anaknya untuk berada di zona aman, karena untuk menjadi pengusaha peluangnya tidak pasti. Peluang suksesnya hanya fifty-fifty,” ucapnya panjang lebar. “Namun rasa takut itulah yang harus diatasi,” tambahnya lagi.

“Selain itu, entrepreneur sukses harus punya semangat dan energi yang tidak ada habis-habisnya. Ia juga harus mampu melihat peluang, sekecil apapun peluang itu,” ucapnya.

Pempek 8 Ulu Cik Ning dapat meraih kesukses karena dikembangkan secara profesional. Cabangnya telah tersebar hingga ke seluruh pelosok Indonesia, antara lain di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Aceh, Bandung, Semarang, Makassar, Surabaya, dan Pekanbaru. Imron dapat melebarkan sayap usahanya berkat menerapkan waralaba. Ia mengklaim mitra usahanya dapat balik modal dengan cepat, yakni hanya dalam waktu lima hingga tujuh bulan saja. (*/Nilam)

sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/7925-imron-casidi-sukses-akibat-kepepet.html

No comments: