Rencana Nilla Yetty Johansyah mengajukan pensiun dini adalah ingin mengabdikan ilmunya di kampung halaman membantu orang-orang sekitar serta kerabat yang ingin melahirkan. Tak disangka, setibanya di Sai Bumi Rua Jurai dirinya malah sukses berbisnis katering dengan omzet menggiurkan.
Kala ditemui di sela-sela aktivitasnya mengatur anak buah pemilik Nilla Catering ini menceritakan bagaimana dirinya bisa terjun di dunia makanan tersebut.
Dengan menggunakan pesangon pensiun dini, dibantu kerabat terdekat, istri dari Ichsan Azis ini sekarang menjadi salah satu katering favorit pejabat daerah serta perkantoran baik swasta maupun BUMN di Lampung.
"Costumer Satisfaction adalah prioritas saya. Rasa, kebersihan, pelayanan menjadi hal yang paling saya junjung," ujar Nilla, beberapa hari lalu.
Tidak hanya itu, hal lain yang juga merupakan kunci agar pelanggan tak kapok menggunakan jasanya, diungkapkan Nilla adalah kejujuran. Dalam bisnis selisih uang sedikit saja, bisa menjadi bumerang. Kelebihan Rp 50 ribu saja, menurut Nilla wajib dirinya berikan ke konsumen.
Dirinya juga berupaya transparan dan sesuai dengan pesanan, bahkan tak jarang selalu dilebihkan agar seluruh undangan bisa merasakan makanan.
Nilla berujar sebagai pengusaha yang dilakoni sejak 2002 tak jarang jatuh bangun dalam berbisnis dialami. Namun, menurutnya pahit manis menjalankan bisnis tersebut selalu diambil hikmah dan tak pernah dikeluhkan olehnya. "Saya selalu menanamkan dalam hati tidak ingin susah, bahagia dan sukses. Tidak pernah berpikir susah," tuturnya.
Anak keempat dari pasangan Johansyah dan Hj Lela Rahman ini mengaku untung serta pendapatan besar bukanlah segala-segalanya baginya. Bisa membahagiakan serta membantu orang lain lebih bernilai di mata mantan Kepala Bidang Perawatan Pelayanan rumah Sakit Pusri Palembang ini.
Niat membantu orang inilah yang diakui Nilla menjadi penyemangatnya. Nilla memperkerjakan orang-orang terdekat di rumahnya yang saat ini mencapai 30 orang.
Pendapatan bukanlah tujuan utama membuat Nilla sama sekali tidak tertarik meminjam dana tambahan ke bank, menurutnya apa yang sudah diberikan sudah merupakan rezeki baginya sehingga untuk jor-joran mengais rezeki tidak terlalu nomor satu untuknya.
Padahal jika ditilik dari omset, bisnis Nilla katering pemesanan terbilang besar. Meski enggan menyebutkan jumlah pasti, setiap minggu order katering miliknya dipastikan laris dipesan.
Sekali pemesanan memang tidak menentu, tapi berkisar 100-2.000 piring. Belum order untuk acara meeting kantor di hari-hari biasa. Untuk harga per porsi Nilla katering memasang tarif berkisar Rp 30-40 ribuan, sudah termasuk pondokan atau makanan pelengkap seperti sate, somay, pempek, dan lainnya yang disuka konsumen,
Diusianya ke 59, Nilla menuturkan dirinya tidak ingin larut terus berbisnis sekali kali ibu empat anak ini menjalankan hobinya berolahraga tenis.
Wanita yang aktif di ikatan jasa boga (ikaboga) Lampung, ikatan wanita pengusaha indonesia (Iwapi) DPD Lampung, dan Ikatan bidan indonesia (IBI) Lampung berkata ke depan dirinya belum berencana untuk tetap di bisnis katering, terlebih keempat buah hati mengaku tidak tertarik menjalani bisnis katering. (*/TribunLampung)
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/12876-nilla-catering-prioritaskan-customer-satisfaction.html
No comments:
Post a Comment