Terlahir dari keluarga pengusaha membuatnya ingin menjadi seorang businessman juga. Cita-cita itu sudah dipendamnya dari kecil, seperti kedua orang tuanya. Perilakunya yang tak bisa diam untuk mencari ide baru, mengantarkan seorang Goentoro Joko Santosa menuju kesuksesan. Owner CV Es Goen ini pernah menjadi seorang pimpinan cabang sebuah operator selular terkemuka di Indonesia. Tapi ia nekat memutuskan keluar untuk membuat sebuah bisnis waralaba pada tahun 2009.
Bermodal iseng dalam merintis, kini waralaba miliknya sudah memiliki 194 mitra waralaba yang tersebar di seluruh ke Indonesia. Dengan mengusung minuman bertemakan es degan, Goen mencoba bereksperimen dengan segala sesuatu yang baru, yaitu es degan dengan beragam sirup dan degan yang menggunakan konyaku (jelly) yang dibuat dengan beragam bentuk yang unik seperti sosis, donut dan lain sebagainya.
Menurutnya, yang paling penting dalam menjalankan bisnis waralaba adalah keunikan. Keunikan tersebut harus dibuat sedemikian rupa, agar membuat si pembeli mendapatkan sensasi ketika menikmatinya dan akan kembali untuk membelinya.
“Saya membuat es D’Goen ini sebenarnya iseng saja, berawal dari banyaknya talas di sekitar rumah yang tidak dimanfaatkan, menggugah saya untuk membuat satu produk makanan yang punya nilai kesehatan tinggi, selain punya nilai jual yang tinggi pula,” ujarnya.
Setelah saya pelajari segala sesuatu tentang talas dan ternyata talas sangat multi fungsi, bisa diproses untuk dibuat konyaku (bahan dasar jelly). Nah dari situ saya mencoba bereksperimen dengan membuat beragam es degan dengan berbagai bentuk seperti buah, donut dan sosis dengan beragam sirup, ungkap pria asal Kediri itu.
Selain menjual bentuk esnya yang unik, Goen mengaku bahwa servis atau pelayananlah yang di jual kepada mitranya. Buat dia, mitra adalah segalanya selain pembeli. Mitralah kritikus nomer satu yang dapat membangun D’Goen jauh lebih baik. Bahkan Goen pun berani memberi garansi 150% kepada mitranya apabila rugi uang akan dikembalikan.
Suka duka memang harus ia jalani dalam merintis biosnis waralabanya. Ia pun mengaku pernah drop lantaranan kurangan modal usaha, tidak dibayar oleh mitra usaha, sehingga harus menggadaikan beberapa alat elektronik kepunyaanya dan meminjam modal dari sanak family.
Dengan keyakinan yang kuat akhirnya dia bisa membuktikan kepada keluarga, kerabat dan teman-teman yang pernah meledeknya dulu, bahwa segala sesuatu itu bisa terjadi asal kita yakin. Kini ia pun optimis, ke depan bisnisnya ini mempunyai prospek yang bagus. “Saya tidak menyangka bahwa usaha ini bisa secepat ini progresnya, kalau di flash back dulunya untuk mngumpulkan modal saja saya kesulitan, namun justru itulah pemacu kita,” ujar pria yang lahir tanggal 25 Februari ini.
Sejauh ini Mitra Waralabanya yang terbanyak adalah di kota Jakarta yaitu sebanyak 50 outlet, Selanjutnya ia menambahkan, bahwa waralaba miliknya diharapkan bisa menjadi pioneer bagi bisnis food and beverage lainnya.
Selain dituntut professional kepada para mitranya, ia pun dituntut untuk menjadi seorang leader kepada para karyawannya. “Buat saya karyawan adalah keluarga, harus ada simpati dan empati di dalamya agar terjadi komunikasi dua arah yang baik. Dengan komunikasi yang baik di pastikan akan membentuk suasana kerja yang nyaman.”
Ia pun berpesan kepada para pengusaha yang ingin mewaralabakan usahanya yang terpenting adalah harus mempunyai system yang kuat, operasionalnya pun juga harus baik, pemilihan lokasi yang strategis, dan efesiensi dana untuk usaha. (*/SurabayaPost)
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/13432-goentoro-joko-santosa-dari-pimpinan-cabang-menjadi-owner-es-goen.html
No comments:
Post a Comment