Roni, mantan tenaga kerja Indonesia yang pernah mengadu nasib selama 25 tahun di Malaysia. Kembali ke tanah air, laki-laki yang berdomisili di Tanjungpinang, Kepulauan Riau itu mulai membuka usaha penakaran lele. Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, Roni semakin giat menjemput rejeki. Menjual lemang bakar pun dilakoninya. Kerja kerasnya tak sia-sia, dalam sehari Roni bisa mengantongi profit sebesar Rp1 juta.
Bekerja di negeri orang menjadi pengalaman berharga bagi Roni. Meski pendapatan yang diterima bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga namun berkarya di negeri sendiri tetap yang terbaik baginya. Itulah sebabnya, laki-laki pekerja keras ini rela menghabiskan waktu di pinggiran jalan dekat perumahan Pinang Kencana, untuk menjajakan lemang dagangannya.
Roni mengaku, karena proses pembakaran lemang yang dilakoninya sendiri itu, ia hampir tak pulang seharian. Maklum, proses pembuatan lemang tergolong lama. Sebelum dibakar selama empat jam, pulut putih atau beras ketan yang dipakai sebagai bahan lemang harus direndam terlebih dahulu selama tiga jam. Jadi, agar bisa dijual pagi hari, Roni sudah mulai memproduksinya pada dini hari.
Proses produksi yang cukup unik yakni berkonsep “open kitchen” ini juga turut membantu pemasaran lemang Roni. Warga yang lalu lalang di sepanjang jalan tergiur dengan aroma lemang legit serta aksi Roni dalam membakar. Wajar saja. Di zaman yang telah modern ini, keberadaan lemang hangat yang bisa langsung dibeli dari bambu memang sudah tergolong langka. Karena itu tak jarang yang lantas tergoda untuk membelinya.
Dengan peminat banyak serta ditunjang oleh lokasi yang sangat strategis, dalam sehari Roni bisa menjual 100 batang lemang dengan harga Rp15 ribu/batang. Modal yang dipakai untuk bahan sebesar Rp500 ribu, jadi bila dihitung-hitung, dalam sehari Roni bisa meraup laba bersih sekitar Rp1 juta/hari. Benar-benar berkah besar di bulan Ramadan.
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/10424-di-balik-kehangatan-lemang-bakar-ala-roni.html
No comments:
Post a Comment