Monday, April 2, 2012

Dari Semula Warung Kecil, Cek Mat Kini Sukses Raup Omzet Ratusan Jt Lewat RM Rasa Palembang

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Peribahasa itu tampaknya tepat untuk menggambarkan perjalanan usaha Haji Cek Mat AR, pemilik rumah Makan Rasa Palembang di Bandar Lampung. Haji Cek Mat pernah merasakan jatuh-bangun dan masa-masa sulit sebelum meraih kesuksesan lewat bisnis kuliner yang ditekuninya.

Pengusaha bernama lengkap Haji Mat Saden Abdul Rahman ini semula menggantungkan hidup dengan menjadi pedagang kaki lima. Berjualan berbagai barang, mulai dari mainan hingga peralatan dapur, dilakukannya hingga beberapa lama. Namun, hasil pekerjaan itu ternyata kurang menopang kehidupan ekonominya. Dari sini Haji Cek Mat berpikir untuk berganti pekerjaan. Pada 1981 dia memutuskan membuka usaha warung makan. ”Alhamdulillah menjadi sedikit lebih baik,” ujarnya seperti dilansir Harian Seputar Indonesia.

Sempat mengira usaha ini prospektif, Haji Cek Mat justru menemukan kendala. Pada masa itu, usaha warung makan yang menyajikan berbagai hidangan ikan laut maupun ikan air tawar serta aneka olahan daging sangat banyak di Bandar Lampung. Berhadapan dengan begitu banyak pesaing, usaha warung makan ini kembang-kempis. Mau tidak mau, Haji Cek Mat terus memutar otak agar tetap bertahan. Harapan muncul ketika dia akhirnya mengganti menu masakan di rumah makan miliknya. Dari semula beragam olahan masakan, dia lantas mengkhususkan diri pada hidangan pindang ikan air tawar.

“Saya memulai usaha rumah makan yang khusus menyajikan hidangan ikan air tawar sejak 1987, patungan dengan teman yang punya tempat,” kata Haji Cek Mat.

Beberapa menu andalan di rumah makan itu antara lain ikan pepes belida polos, pindang ikan baung, pindang ikan patin, udang satang, ikan seluang goreng kecil-kecil, dan aneka olahan ikan air tawar lainnya. Namun, bisnis ini lagi-lagi tidak berjalan mulus. Haji Cek Mat harus pandai-pandai mengelola usahanya karena rumah makan serupa bermunculan. Ketatnya persaingan itu bahkan membuat sejumlah usaha ini berguguran.

Berkat kerja keras dan ketekunan, akhirnya usaha Haji Cek Mat mampu bertahan. Pria kelahiran Palembang ini menuturkan, keberhasilannya bertahan karena melakukan sejumlah terobosan, di antaranya mengolah ikan pindang dengan bumbu khas Palembang. “Kami sebelumnya sudah mencoba berbagai resep. Hal ini tidak mudah, tetapi sekarang saya puas karena menemukan rasa yang khas,” tutur ayah dua anak ini.

Perlahan menu ikan pindang ciptaannya mulai dikenal luas. Pelanggannya juga semakin bertambah. Seiring peningkatan itu, Haji Cek Mat berniat membesarkan usahanya.

Haji Cek Mat mengaku tidak pernah menggunakan media promosi khusus untuk mengenalkan kelezatan masakan rumah Makan Rasa Palembang yang berlokasi di Jalan Panjang No 39 Bandar Lampung ini. “Promosi hanya dari mulut ke mulut. Pelanggan berdatangan dari mana-mana, bukan hanya para pejabat Bandar Lampung, tapi juga Palembang,” ujarnya.

Dalam mengelola usaha, Haji Cek Mat mengandalkan pelayanan yang prima kepada pelanggan agar mereka betah dan kembali lagi. Strateginya adalah membuat pelanggan nyaman seperti di rumah sendiri dengan hidangan-hidangan yang selalu fresh, juga menjalin kedekatan emosional dengan mereka. Kedekatan emosional itu dibangun dengan cara mengajak pelanggan mengobrol. Langkah ini efektif karena dari pembicaraan itu didapatkan masukan-masukan. Strategi itu terbukti berbuah manis. Dari semula warung kecil, rumah Makan Rasa Palembang kini beromzet kurang lebih Rp300 juta per bulan dan menyerap 20 tenaga kerja yang terdiri atas penyaji dan empat koki. “Alhamdulillah bisa memberi pekerjaan buat saudara-saudara,” kata Haji Cek Mat.

sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/14630-pelayanan-prima-kunci-sukses-haji-cek-mat-berbisnis-kuliner.html

No comments: