TINGGI tubuhnya sekitar 170 sentimeter dengan kulit yang putih. Sorot matanya sipit dan tajam. Dialah Amiruddin Rustan alias Djony, pengusaha otomotif asal Kota Makassar yang disebut-sebut ikut menikmati dana talangan Bank Century.
Dengan dibalut kemeja putih dan celana hitam, Bos PT Catur Putra Harmonis (ex Mahaputra) ini berjalan masuk ke ruang rapat di lantai dua Mapolda Sulselbar dengan didampingi oleh tiga orang kuasa hukumnya, Harianto Cahayadi SH dkk, kemarin.
Puluhan pekerja media yang telah menunggunya sejak dua jam sebelumnya langsung menyambut dengan sorotan lampu kamera serta blits fotografer, saat memenuhi panggilan tujuh orang tim Panitia Khusus (Pansus) DPR yang dipimpin oleh politisi Partai Demokrat Mahfudz Siddiq. Akhir 2009 lalu, pria kelahiran Ujung PAndang 19 Oktober 1956 ini terus diberitakan oleh media di Tanah Air.
Amiruddin diberitakan memperoleh dana talangan miliaran rupiah dari Bank Century yang sekarang ini sudah berganti nama menjadi Bank Mutiara. Namun saat itu pansus mengira Amiruddin hanya seorang tukang jaga bengkel di Makassar. Hal inilah yang membuat kecurigaan pansus semakin besar. Saat memeriksanya kemarin, pansus cukup tercengang. Pria yang tak punya ijazah SMA ini memiliki aset di bengkelnya tak kurang dari Rp100 M. Tak hanya di Makassar, Pria tegap ini memiliki cabang bengkel di Palu dan Kendari. Amiruddin pun tercatat sebagai inportir oli Exxon Mobil yang cukup berhasil, selain itu ia menjadi distributor berbagai jenis ban mobil dan distributor Astra di Makassar.
Isu mengenai dirinya memang sempat simpang siur, hal itu karena pria dari tujuh bersaudara ini memang tak pernah mau muncul di media. Seluruh keterangannya di media elektronik dan cetak hanya diwakilkan kepada kuasa hukumnya Harianto Cahayadi. Dalam pertemuan yang berlangsung dua jam itu, mengaku sangat berterima kasih kepada pansus atas kedatangannya ke Makassar, sehingga Djony bisa menjelaskan secara langsung mengenai ketidakterlibatan dirinya dengan kasus yang menuai kontroversi ini.
Di depan sejumlah anggota dewan dan Wakapolda Sulselbar Brigjen Pol Wisjnu Amat Satro, pria berkacamata ini mengatakan bahwa bisnis otomotif yang dilakoninya tersebut telah dirintisnya sejak 1970 silam yang merupakan warisan dari orangtuanya. Namun bisnis yang awalnya terbilang kecil itu kini mulai beranak cabang dan tersebar hingga keluar Sulawesi Selatan. Beberapa di antaranya terletak di Jalan Ir Sutami, Jalan Bandang, Jalan AP Pettarani, Jalan Sungai Saddang Baru,Kendari, hingga Palu, Sulawesi Tengah.
”Awalnya hanya dimulai dari distributor ban mobil. Modalnya dari warisan orangtua dan saya yang meneruskannya sendiri. Sekarang ini sudah berkembang menjadi distributor ban ternama, impor aspal, SPBU (Stasiun Pengirisian Bahan Bakar). impor oli kendaraan, serta vulkanisir ban,” ungkapnya, dengan logat Makassar.
Dari seluruh perusahaan yang dipimpinnya itu, hingga sekarang dia sukses menghidupi sebanyak 201 karyawannya. Dalam sebulannya, nilai omset yang diterimanya mencapai Rp2 miliar sebulan dan hingga sekarang total nilai perusahaannya Rp100 miliar. Namun siapa sangka, di balik kesuksesan memimpin sejumlah perusahaan ternama di Makassar itu, Amiruddin hanya mengecap pendidikan hingga bangku SMA, itupun tidak sampai selesai.
”Saya tidak tamat SMA, tetapi aset perusahaan saya mencapai Rp100 miliar,” ungkapnya. Ungkapan datarnya itu membuat tujuh Tim Pansus DPR yang berada di depannya tersentak. Bahkan tidak menyangka kalau dengan hanya berijazahkan SMP, bisa sampai memimpin beberapa perusahaan otomotif dan mahir dalam menjelaskan mengenai perbankan.
”Saya kaget ketika Anda mengatakan kalau Anda ini tidak lulus SMA. Seakan tidak percaya dengan cara Anda menjelaskan istilah perbankan secara fasih dan berhasil memimpin perusahaan hingga sekarang ini,” kagum politis Partai Hanura Faisal Akbar yang mengundang decak kagum seluruh orang yang menghadiri pemeriksaan itu.
Di akhir pertemuannya dengan pansus, Amiruddi sempat memohon agar anggota dewan bisa mendesak Bank Century untuk mengembalikan dananya sebesar Rp8 miliar yang sampai sekarang masih belum diterimanya. (jumardin akas/wahyudi)
(Koran SI/Koran SI/rhs) (sumber okezone.com)
No comments:
Post a Comment