Friday, May 6, 2011

Ni Kadek, Jeli Lirik Peluang, Omzetnya Capai Rp375 Juta/Tahun

Eksotisme Bali telah mendapat pengakuan dari seluruh penjuru dunia. Keindahan alam Pulau Dewata ini mampu menyedot minat turis, baik lokal maupun mancanegara.

Seiring bergeraknya waktu, Bali tak hanya menawarkan eksotisme alam belaka. Belakangan Bali juga beranjak menjadi surga perawatan tubuh, melalui produk spa berikut tempat-tempat perawatan kulit yang tumbuh bak jamur di musim hujan.

Tumbuhnya tempat-tempat perawatan tubuh, ternyata menjadi salah satu pintu masuk bagi Ni Kadek untuk bergerak di bisnis produk spa dan kecantikan.

”Pada 2001 saya melihat usaha perawatan tubuh di Bali mulai menggeliat. Saya langsung menangkap sinyal itu dengan mendirikan usaha produksi spa dan kecantikan,” tutur Ni Kadek menceritakan awal mendirikan usahanya.

Istri I Putu Katra tersebut pun bercerita, dirinya sempat gamang ketika memulai usahanya. Dia takut tidak bisa membayar karyawan meski di awal usaha, jumlah karyawannya baru tiga orang.

”Saya memang sudah belajar berbisnis sejak kuliah tapi untuk menekuni bisnis yang serius, memang baru di Bali Alus ini,” aku lulusan arsitektur Universitas Udayana tersebut.

Dia melanjutkan, mengawali usaha Bali Alus dengan modal Rp10 juta, tabungan semasa bekerja di perusahaan swasta dan bantuan bahan baku dari orang tuanya.

Sebagai sebuah usaha yang terbilang baru, awalnya Ni Kadek mengalami banyak hambatan. ”Bali Alus”, nama brand usahanya, mesti berjuang mati-matian menembus pasar produk kecantikan di Bali dan bersaing dengan produsen besar yang telah mapan.

Bahkan, usahanya nyaris gulung tikar ketika dia jatuh sakit. Bali Alus mulai bersinar lagi setelah mendapat suntikan modal Rp30 juta dari Bank Negara Indonesia (BNI) pada 2007. Suntikan modal tersebut membuat Bali Alus mampu berkembang lagi. Bahkan, BNI juga memberikan pelatihan kewirausahaan, pelatihan manajemen, hingga membuatkan website untuk promosi. Bali Alus pun terus berkembang.

Berkat kegigihan dan fokus terhadap bisnis, Bali Alus mulai diterima konsumen. Tiga jenis produk awal yang diproduksi Bali Alus mendapat respons positif dari konsumen. Respons positif tersebut tentu menambah motivasi Ni Kadek melanjutkan perjuangannya. Dengan semangat baru serta sokongan modal dari BNI, Ni Kadek kembali berkutat dengan usahanya.

Setelah tiga jenis produk awal menembus pasar, dia segera melakukan inovasi dengan menciptakan produk-produk spa lainnya. Momentum juga turut mengangkat perkembangan bisnis Bali Alus.

Seiring berjalannya waktu, selain sebagai tujuan wisata dengan alamnya yang eksotis, Bali menjelma menjadi pusat perawatan tubuh. ”Bali tidak hanya sebagai tujuan wisata tapi juga perawatan tubuh,” ujar Ni Kadek.

Biasanya, terutama turis mancanegara, memanfaatkan fasilitas spa setelah mereka berjemur seharian di pantai. Mandi uap atau spa pun menjadi gaya hidup di Bali. Bukan hanya itu, perawatan tubuh lewat aroma terapi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ritual mandi sauna.

Perubahan gaya hidup yang drastis di Bali dengan sendirinya membuat usaha Bali Alus milik Ni Kadek berkembang pesat. Jika pada awal berdiri baru mampu memproduksi tiga jenis produk, kini sudah lebih dari 15 jenis produk spa dan kecantikan dihasilkan Bali Alus.

Jumlah karyawannya pun meningkat menjadi 15 orang. Dengan status usaha rumahan, Bali Alus mampu meraih omzet senilai Rp375 juta per tahun. Sebuah angka yang terbilang lumayan untuk usaha rumahan.

Bali Alus juga mulai dikenal sebagai salah satu produsen dalam penyediaan produk spa, aroma terapi, dan kecantikan. Dari rempah-rempah, herbal, sampo, essential oil, body butter, dupa, sampai masker, mampu disediakan Bali Alus.

Meski terbilang tumbuh pesat, Ni Kadek mengakui bahwa persaingan usaha sejenis di Bali terbilang ketat. Agar bisa bertahan di tengah roda kompetisi, selain inovasi, Bali Alus mempertahankan ciri khasnya yakni dengan menggunakan bahan baku lokal.

Sekira 80 persen bahan baku produk Bali Alus diakui Ni Kadek berasal dari alam Indonesia. “Produk kita suka dikerubuti semut. Itu karena bahannya diambil dari alam,” katanya.

Tak hanya bahan, racikan produk Bali Alus juga berdasar pada resep warisan para leluhur. ”Dengan melestarikan, mengembangkan warisan leluhur, didukung oleh kecanggihan teknologi, dibantu oleh tenaga ahli luar dan berbekal ilmu informal design and beauty clinic, kita ingin agar wanita dapat mempercantik diri dengan bahan-bahan alami dan natural yang mempunyai efek samping selain cantik juga sehat,” begitu pesan Ni Kadek.

Dia mengakui, prospek usaha tersebut ke depannya terbilang cerah. Terbukti dengan promosi usaha yang seadanya saja, baru sebatas dari mulut ke mulut, Bali Alus telah mampu menghasilkan keuntungan lumayan.

Bali Alus kini tengah merambah pemasaran dengan memanfaatkan internet. Dengan cara itu, masyarakat dapat mengetahui bisnis kecantikan milik Ni Kadek ini melalui website balialus.com. Tentu saja dengan prospek yang cerah, Ni Kadek bercita-cita memiliki pabrik sendiri supaya dia mampu memproduksi massal.

Ni Kadek bercita-cita, produknya ke depan bisa dipakai seluruh masyarakat Indonesia sebagai salah satu warisan leluhur bangsa dan menembus pasar ekspor.

Lagi-lagi permodalan mungkin akan menjadi kendala.Maklum investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan pabrik bisa mencapai ratusan juta rupiah. Tapi, berkaca dari pengalaman dengan BNI, Ni Kadek tak kehilangan semangat.

Dia optimistis permintaan kredit baru sebesar Rp100 juta bakal disetujui bank pemerintah itu. Dia semakin optimistis karena sang suami, I Putu Katra, akan mencurahkan seluruh waktunya untuk pengembangan Bali Alus. ”Dia yang mengatur manajemen Bali Alus,” katanya. (sugeng wahyudi)(Koran SI/Koran SI/ade) (sumber okezone.com)

No comments: