TUBAN - Seorang warga di Tuban, Jawa Timur mampu menciptakan berbagai macam kerajinan bambu meski memiliki fisik tubuh tak sempurna.
Aneka kerajinan bambu yang diciptakannya bahkan mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal, buah kerajinan karya itu dibuat dengan keterbatasan organ tubuhnya. Begitulah yang dilakukan Daswadi, 60 tahun, warga Desa Temayang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Memiliki fisik tubuh tak sempurna bukan berarti harus pasrah.
Justru, dengan keuletan dan ketelatenan segala keterbatasan akan mampu menciptakan kreativitas yang tak hanya bermanfaat bagi orang lain, tapi juga menjadi lapangan pekerjaan yang bernilai ekonomis.
Kekurangan fisiknya tak lantas membuatnya putus asa. Dirinya pun tetap semangat meski kedua kakinya sudah cacat sejak lahir. Dengan kondisi ekonominya yang tergolong serba pas-pasan.
Semangat Daswadi menjadikan segala kekurangan tersebut seakan sirna. Dengan mengandalkan otot tangannya, dia mulai belajar membuat kerajinan bambu sejak 18 tahun lalu.
Berbagai macam produk kerajinan bambu pun telah diciptakannya. Mulai dari anyaman sederhana hingga produk keranjang yang dihargainya antara Rp25 ribu-Rp30 ribu per buah.
Dibantu sang isteri, Warsi, 55 tahun, dalam kesehariannya dia mampu membuat minimal sepasang keranjang seharga Rp30 ribu per buah. Produk hasil buatannya sebagian merupakan pesanan warga sekitar Tuban.
Namun kini, usahanya mulai terkendalam mahalnya harga bambu sebagai bahan baku. Harga bambu kini tercatat sebesar Rp15 ribu per batang, serta harus didatangkan dari luar desanya.
Tingginya harga bahan baku bambu tersebut kini membuat keuntungan Daswadi tergerus. Dalam sehari, dia mengaku hanya mendapatkan untung rata-rata Rp10 ribu per hari.
Dia pun berharap ada kepedulian dari pemerintah setempat untuk membantu usahanya dalam hal permodalan. Tak hanya dirinya, namun bagi para peyandang cacat lain seperti dirinya.(Pipit Wibawanto/Global/ade) (sumber okezone.com)
No comments:
Post a Comment