Ahmad Nabhani - Okezone
JAKARTA - Memasuki masa pensiun atau keluar dari pekerjaan, bukan berarti kiamat dan tidak ada lagi yang bisa di kerjakan. Karena sebenarnya memasuki masa pensiun hanya masa peralih tanggung jawab, dan masih banyak yang bisa dikerjakan.
Terkadang, masyarakat masih ada yang berpikir pendek. Bahwa masa pensiun atau keluar dari pekerjaan terkesan sudah tidak bisa menghasilkan karya kreatifitas, bahkan tidak lagi produktif.
Namun stigma tersebut dibantah dengan tegas, berupa bukti nyata yang telah dilakukan Betti Alisjahbana, dengan membuka perusahaan baru PT Quantum Business Internasional. Perusahaan tersebut mewadahi bidang usaha yang bertumpu pada modal intelektual dan kreatifitas. Atau nama bekennya sebagai konsultan.
Ibu dua anak ini, nekat melepaskan jabatannya sebagai Presiden Direktur IBM Indonesia, hanya untuk menciptakan karya dan kreatifitas tersendiri. "Saya sangat cinta dan mengangumi IBM. Setengah umur saya ada di sana, ini bagian dari hidup saya. Apalagi kesempatan yang diberikan kepada saya bagus," katanya dalam Talk Show CEO Trijaya di Hotel Syahid Jakarta, Jumat (26/6/2009).
Kata Betti, karir sebagai CEO IBM Indonesia sudah cukup. Kendatipun, dia sempat ditawarkan jabatan yang cukup prestisius di tingkat regional. Hanya saja, dia tidak mau berambisi besar dan menghabiskan seluruh hidupnya di IBM. Karena hampir 23 tahun lebih karirnya dari awal hingga puncak teratas berada di IBM.
Dia menuturkan, karirnya yang cukup mantap di IBM menjadi bekal dan pengalaman berharga untuk memulai usaha baru secara mandiri, khususnya budaya disiplin kerja dan semangat kerja keras. Tak ayal, sehari tidak lagi menjabat sebagai CEO IBM Indonesia, dia lansung mempersiapkan rencana usaha barunya.
Seakan tidak mau kehilangan momentum, maka tidak terbesit dalam pikirannya untuk istirahat sejenak atau berlibur beberapa hari.
Mengawali usaha barunya, Betti meluncurkan portal QB Headlines. Dimana melalui portal tersebut, dia curahkan seluruh pemikirannya berupa artikel tentang dunia kerja, karir hingga memberikan tips dunia usaha. Tanpa diduga, usaha melalui media on line terbilang sukses dengan penghasilan yang menggiurkan, karena banyaknya orang yang mengakses hingga bejibun pertanyaan disampaikan pada dirinya.
Tidak hanya sekedar bisnis semata, melalui media online Betti mencoba memberikan pencerahan anak muda tentang berbisnis sebagai tanggung jawab sosial. Khususnya ditekankan pada pentingnya berinvestasi dan mencoba mengajak anak muda untuk mengalokasikan 30 persen dari penghasilannya untuk berinvestasi. "Saya akan memberi dukungan kepada mereka berupa modal, coaching dari segi penajaman business plan serta marketing dan operasional," ujar Betti.
Menurut ibu dua anak dari Aslan dan Nadia, mengajak anak muda untuk berinvestasi dan membuka usaha kreatif, merupakan cita-citanya untuk berbagi pengalaman dan ilmu. "Saya ingin menjadi angle investor, batu lompatan bagi para entrepreneur muda," ungkapnya.
Dengan menekankan kualitas, menjunjung tinggi integritas dan menilai bahwa alokasi untuk pengembangan diri SDM itu wajib, Betti meniti tekankan prinsip tersebut dalam bisnis barunya. Dia menghindari menghalalkan segala cara untuk berhasil dan percaya pada nilai tambah, komitmen dan perbedaan individu.
"Jabatan bisa sama, tapi siapa yang memegang hasilnya pasti ada bedanya dan bahkan cakupan pekerjaan itu bisa berbeda," tandasnya.
Selain itu, ada lagi yang membedakan dalam hasil kerja berupa motivasi. Karena kepandaian dan keahlian bisa sama, tapi motivasi beda hasilnya juga akan berbeda. Motivasi yang tinggi bisa dibangun dari kecintaan terhadap pekerjaan dan melihat pekerjaan sebagai konteks impian yang akan dicapai.
Sosok Betti dalam hal kepemimpinan sudah teruji ditambah karakternya yang mudah bergaul. Srikandi Indonesia yang pertama kali menjabat Presiden Direktur IBM Indonesia selalu membuka ruang dengan karyawannya dan bertukar pikiran. Bahkan dalam waktu tertentu, dia selalu mengadakan diskusi terbatas dan sekadar sharing.
Cara tersebut dilakukannya, agar dirinya tidak mau dinilai jauh dari karyawan. Dia mengaku tidak ingin menjadi pemimpin di atas menara gading yang tidak mengenal siapa sebenarnya orang-orang yang dipimpinnya. Perempuan kelahiran Bandung, 2 Agustus 1960 ini, berupaya mampu memposisikan dirinya dengan tepat di antara para karyawannya.
Suatu saat dia harus bersikap keras dan tegas, di waktu yang lain ia harus bersikap luwes, fleksibel dan penuh tenggang rasa.
Istri dari Mario Alisjahbana, seorang pengusaha di bidang media dan percetakan yang juga putra pujangga besar Sutan Takdir Alisjahbana memiliki banyak penghargaan yang telah diraih. Penghargaan tersebut antara lain, Outstanding Achievement Award di tahun 1999, Country General Manager Excellence Award 2000, yaitu penghargaan yang diberikan pada lima negara terbaik dari 170 negara di mana IBM beroperasi.
Alumnus ITB jurusan arsitektur ini, juga cukup kenyang dengan jabatan yang pernah dilakoninya. Antara lain, menjadi pemimpin dalam suatu wadah yang dinamakan Women Council untuk kawasan ASEAN dan Asia Selatan, Majelis Wali Amanah dialmaternya dulu ITB dan Board of Trustees United States?"Indonesia Societies (Usindo).(rhs) (sumber okezone.com)
No comments:
Post a Comment