Wednesday, March 14, 2012

Yuliana, Dari Usaha Gado-Gado Boplo Punyai Ratusan Karyawan



Awalnya Gado-Gado Boplo tidak seperti sekarang, merambah ke berbagai pusat makanan bahkan kini mampu bersaing dengan kelas makanan internasional lainnya. Padahal Gado-Gado Boplo hanyalah bisnis yang khusus menjual makanan tradisional Indonesia.

Tahun 1970 lalu, Yuliana Hartono mengawali usaha ini dengan gerai kecil yang berjualan aneka makanan tradisional. Letaknya berada di depan rumah, di gang sempit, di  Kawasan Kebon Sirih, Jakarta.

Karena semakin banyak peminatnya maka usaha ini tidak mungkin lagi bertahan di gang sempit,  karena gang menjadi penuh sesak dengan pelanggan. Kemudian di tahun 2004 seseorang menawarkan kerjasama bisnis dengan mengajak untuk mengembangkan usaha Yuliana menjadi lebih besar.

Akhirnya investor tersebut mengucurkan modal, dan usahanya kemudian diberi nama Gado-Gado Boplo. Nama ini mengingatkan pelanggan tentang suatu daerah, Pasar Boplo, yang tidak jauh dari kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Melalui pola kemitraan itulah perkembangan Gado-Gado Boplo dapat besar seperti sekarang.

“Saya optimis dapat mengembangkan usaha ini sejak awal karena aneka masakan khas tradisional Indonesia sejatinya lebih dikenal masyarakat, dan lebih sehat dibandingkan dengan masakan dari luar negeri,” ujar Yuliana.

Menu yang disediakan di Resto Gado-Gado Boplo antara lain gado-gado, nasi rames, laksa, nasi tembel, rawon, dan menu khas tradisional lainnya. Jenis makanan ini dengan penampilan gerai yang bersih, modern, mewah,  mampu menyedot pelanggan dari berbagai kalangan. Harganyapun tidak terlalu mahal. Bahkan orang-orang asing yang ada di Jakarta banyak yang menjadi pelanggan tetapnya, seperi komunitas masyarakat Singapura, Jepang, Korea dan beberapa negara lainnya. Mereka bahkan ada yang tertarik menjajaki kerjasama bisnis di negaranya amsing-masing.

Saat ini, resto Gado-Gado Boplo sudah tersebar di berbagai lokasi di Jakarta dan bahkan telah dikembangkan ke Batam, Semarang, Surabaya, Bandung serta beberapa lokasi lainnya.

Yuliana - Antara Senang dan Bangga 

Meski terlahir sebagai etnis China, namun kebanggaan Yuliana terhadap masakan dan makanan tradisional Indonesia sangat dibanggakan.

Kebanggaan terhadap jenis masakan tradisional Indonesia ini ia ejawantahkan dengan mengembangkan resto Gado-Gado Boplo hingga ke berbagai daerah, mempromosikannya, serta mengembangkannya menjadi pusat makanan tradisional terbesar di Indonesia. Para pelanggannya sering menyebut Gado-Gado Boplo sebagai Raja Gerai Makanan Tradisional Berkelas Internasional.

Para pelanggannya bukan saja dari kalangan perorangan, tetapi cukup banyak instansi, seperti Kantor Wapres, Pertamina, BPPT,  perbankan, dan kantor-kantor di kawasan Sudirman – Thamrin, Jakarta jika menyelenggarakan acara sebagian menunya, yang sebagian besar menu tradisional berasal dari resto Gado-Gado Boplo.

“Bahkan jika ada tamu negara asing yang berkunjung ke Indonesia, banyak yang disajikan menu-menu tradisional dari Gado-Gado Boplo,” ujar Yuliana.

Menekuni bisnis makanan tradisional Indonesia hingga dapat dikenal oleh masyarakat lebih luas membuat Yuliana senang dan bangga. Ia sengaja membuka bandrol aneka makanan tradisional ini dengan harga relatif murah agar dapat diterima semua kalangan, dan anak-anak yang diajak dapat mengenal makanan tradisional dari seluruh Indonesia, sehingga mencintainya.

Kini ada 300an lebih karyawan yang bekerja di Gado-Gado Boplo, menjadi berkah tersendiri karena dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Aneka bahan yang digunakan juga berasal dari bahan segar hasil petani Indonesia.

“Saya sangat senang bisa mengangkat makanan gado-gado menjadi banyak diminati orang,” cetusnya.

Single Parent yang Gigih 

Siapa Yuliana. Ia adalah seorang single parent yang gigih. Usahanya untuk menghidupi kedua anaknya dilalui dengan berjualan gado-gado di gang sempit depan rumahnya. Ia tidak malu menceritakan sejarah masa lalunya, dan menanamkan pengalaman kehidupan kepada kedua anaknya.

“Saya menanamkan pengalaman kepada anak-anak saya untuk tidak cepat menyerah, tekun, dan selalu mendengar kritikan dan masukan dari orang lain agar bisa maju dan lebih baik,” ujarnya.

Dulu, lanjut, Yuliana, ia berjualan sendiri dan masak sendiri. Semuanya dikerjakan sendiri. Tidak terasa berat karena semua dilakukan dengan rasa tanggungjawab dan senang. Hingga sekarang sesekali ia masih mencicipi semua masakan yang akan disajikan meskipun telah ada 300an lebih karyawan yang bekerja kepadanya.

“Dunia masak memasak adalah hobi saya. Jadi kalau saya bekerja saya sangat menikmatinya,” cetusnya.

Kini, Gado-Gado Boplo telah ada di mana-mana. Di berbagai kota besar di Indonesia telah tersedia Gado-Gado Boplo, bahkan telah merambah ke mancanegara. Untuk mengembangkan ke berbagai kota ia sengaja tidak memilih pola franchise dengan berbagai pertimbangan.

“Kami ingin mengembangkan eksistensi Gado-Gado Boplo  lebih luas lagi dengan ciri khas yang kami miliki,” cetusnya.*

sumber: http://www.majalahwk.com/artikel-artikel/teropong-usaha/313-artikel-artikel.html

No comments: