Wanita bisa menjadi pebisnis hebat. Kalimat ini bukan latah ikut-ikutan bicara emansipasi wanita yang kini kuat didengungkan. Wanita bisa menjadi pebisnis hebat adalah pengakuan jujur Rubiyah Sardjono, ibu rumah tangga yang kini menekuni bisnis Bengkel X-Tra.
Di sebuah seminar kewirausahaan bagi para purna tugas yang bekerja di perusahaan multinasional yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Administrasi, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Hj Rubiyah bertanya kepada peserta yang mengikuti workshop kewirausahaan ini.
“Orang seperti saya ini cocoknya bisnis apa?,” ujarnya memancing pertanyaan. Banyak peserta yang mengatakan bahwa Rubiyah Sardjono yang penampilannya seperti itu cocok bisnis katering. Ada juga yang nyeletuk bisnis salon penganten.
Mendengar jawaban seperti itu, Rubiyah tersenyum masgul. Ia memang membenarkan semua jawaban yang diberikan para peserta tersebut. “Ya saya memang pernah berbisnis salon penganten, bisnis katering, dan jenis bisnis lainnya yang sering dilakukan oleh ibu rumah tangga, termasuk bisnis membuat kue kering,” ujarnya.
Semua bisnis yang dijalani ibu dari empat orang anak ini semuanya berkembang dengan baik. Namun ketika suaminya harus pindah kerja sesuai tugas kantor, maka ia harus rela melepaskan bisnis yang sudah dirintisnya dengan susah payah ini. “Di Jakarta, saya pernah membuka usaha katering. Usaha maju, hasilnya bisa untuk membeli rumah dan keperluan lainnya. Namun usaha ini harus dilepas ke orang lain karena suami pindah kerja ke Surabaya,” ujarnya.
Dengan situasi seperti itu, Rubiyah berpikir, mungkinkah ada bisnis yang bisa dikelola secara tidak langsung, artinya bisnisnya berjalan tanpa ia harus ada di sana tetapi menghasilkan. Karena terbiasa aktif berbisnis, Rubiyah mencoba mengusulkan ide bisnis dengan membuka bengkel untuk kendaraan bermotor. Ide ini berawal dari pengamatannya pemilik bengkel kendaraan bermotor tidak harus berada setiap saat di lokasi usaha, dan rata-rata, sepengetahuannya, hasilnya cukup menjanjikan.
Ia, kemudian berdiskusi dengan suaminya, H Sardjono, yang menjadi karyawan di sebuah perusahaan swasta, dan berlatar belakang sebagai seorang teknisi mesin. H Sardjono, suaminya, mencoba mengaktualisasikan ide yang ada di benak istrinya dengan menggambar secara detail bentuk usaha bengkel kendaraan bermotor yang akan dijalankannya secara profesional. Usaha barunya ini dicoba dan dibuka tahun 1993 di Surabaya. Di luar dugaan, ternyata bengkelnya ramai luar biasa.
Bengkel Profesional
Setelah cukup lama bengkelnya dikenal banyak pelanggan, dan selalu ramai, ia mencoba mengajukan izin kepada Astra Honda Motor untuk membuka Bengkel AHASS. Seperti diketahui Astra Honda Motor dengan jaringan Bengkel AHASSnya memiliki segmen pasar yang luas yang telah dikenal sangat professional.
Ternyata prosesnya tidak semudah yang dibayangkan orang. Penuh lika-liku, membutuhkan banyak waktu dan kesabaran. Baru pada tahun 1999, izin yang diajukan Rubiyah untuk membuka Bengkel AHASS dikabulkan oleh tim Astra Honda Motor. Izin sudah di tangan, tetapi ada masalah lain yang masih mengganjal. Ia diberikan izin di lokasi yang kurang strategis, alias masih sepi. Masalah lainnya, soal modal yang diperlukan untuk membuka Bengkel AHASS membutuhkan modal yang tidak sedikit.
“Saya harus menjual hampir semua aset yang saya miliki. Mulai dari rumah, mobil, hingga semua perhiasan yang saya miliki, baik yang sedang saya pakai maupun yang dipakai anak-anak,” ungkapnya. Perjuangan meyakinkan manajemen Astra Honda Motor bahwa Bengkel AHASS yang didirikannya akan ramai dan benar-benar beda, memang dibuktikannya. Bengkel AHASS itu ramai. Bahkan telah berkembang dari satu menjadi dua, kemudian bertambah lagi menjadi tiga Bengkel AHASS yang didirikannya. Hebatnya lagi, semua Bengkel AHASS miliknya merupakan Bengkel AHASS terbaik se Indonesia Wilayah Timur. Bahkan jadi rujukan untuk standarisasi Bengkel AHASS di wilayah tersebut. Dari sini lah Rubiyah menemukan passionnya ia memang cocok berbisnis bengkel kendaraan bermotor.
Melihat pengelolaan Bengkel AHASS miliknya yang sudah berjalan dengan baik, dengan manajemen profesional, ia mencoba mengembangkan ide bisnis lain untuk melengkapi bisnis bengkel kendaraan bermotor dengan bisnis salon dan cuci motor. Ide ini dibawa kepada seseorang, pemilik bisnis usaha franchise salon dan cuci motor yang cukup terkenal di Indonesia.
“Ternyata ide saya dibajak oleh perusahaan tersebut, termasuk uang saya sebesar Rp100 juta yang raib dengan sistem bisnis yang tidak karuan rimbanya. Saya sudah mengikhlaskan, tetapi saya bertekat menjalankan ide bisnis ini dengan sekuat tenaga ,” ujarnya.
Berawal dari kepentok itulah, Rubiyah memiliki tekad lebih kuat untuk mengoalkan ide-idenya dengan membuat usaha bengkel yang diinegrasikan dengan salon dan cuci motor. Ia memberi nama usahanya dengan brand Motor X-Tra. Hak cipta merek, dan izin patennya juga sudah keluar pada November tahun 2007 lalu. Yang khas dari Bengkel Motor X-Tra adalah terintegrasinya layanan bengkel, cuci motor, salon serta berbagai keperluan bagi kendaraan motor lainnya. Ia bahkan menyebutnya sebagai bengkel yang one stop sevice untuk otomotif roda dua. Saat ini, setahun setelah Bengkel MOTOR X-TRA diluncurkan, sudah ada 6 cabang Motor X-Tra di antaranya di Sidoarjo, Surabaya, Malang, Yogyakarta dan Gresik.
Kesuksesan yang telah dinikmati dalam mengelola bengkel ini memberikan keyakinan bahwa bisnis yang dijalankan telah berjalan di rel yang benar. “Saya menawarkan peluang bisnis yang sangat realisitis dengan modal yang tidak terlalu besar,” katanya.
Ia mempunyai prinsipsebuah usaha akan berhasil jika dalam menjalaninya memegang tiga prinsip usaha, yaitu jujur, tekun serta fokus. ins
sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=8ab47d95406ee2cb6d6c467986c662a2&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5
No comments:
Post a Comment