Sunday, March 11, 2012

Berbekal Dua Mesin Jahit, Ukke Sukses Raup Puluhan Jt dan Punya Puluhan Karyawan Lewat Boneka

Kebayang nggak jika pasangan Asep-Euis asal Sunda, dan pasangan Kadir- Baria asal Madura hadir dalam wujud boneka? Pasti sangat lucu dan menggemaskan. Apalagi kedua pasang boneka tersebut didandani dengan pakaian tradisional, plus make-up serta tatanan rambut persis dengan ciri khas masyarakat aslinya.


Tak hanya itu, ada pula pasangan Putu-Sawitri dari Bali dan Jiun-Rodiah dari Betawi. Semua nama itu masuk dalam kategori boneka Nusantara, karya Ukke R. Kosasih (43). Berangkat dari keinginannya untuk melestarikan kekayaan tradisi budaya bangsa, ia memutuskan untuk berbisnis boneka yang mewakili berbagai macam suku bangsa di Indonesia.


Circa menjadi nama bisnis yang dipilih Ukke di awal 2006 lalu. Nama ini memiliki arti sebuah kurun waktu yang tidak akan ada habisnya. Suatu bisnis yang nantinya bisa diturunkan dari generasi ke generasi. “Bisnis ini akan menjadi heritage yang akan saya wariskan ke anak-anak didik saya,” ucap wanita asal Bandung ini. Yang dimaksud anak didik adalah pegawai-pegawainya, yang keseluruhannya wanita putus sekolah usia 20-23 tahun.


Berangkat dengan dua mesin jahit dan modal Rp 20 juta, Ukke mulai mengembangkan layar. Uang itu digunakan untuk merekrut tiga pegawai, membeli bahan (kain velt, belacu, dakron, brokat, dan wol), membeli pelengkapan alat-alat jahit, serta meja panjang lipat untuk tempat mengukur bahan. Setelah semua siap, ia pun melatih tenaga kerjanya.


Semua pengerjaan boneka itu dilakukan dengan tangan alias handmade. Mulai membuat pola, menjahit, mengisi dakron, memasang rambut, membuat baju, menggambar wajah (termasuk menyulam bulu mata), memasang aksesori (mata, hidung), hingga membungkus dalam plastik. Jelas, pekerjaan ini membutuhkan ketekunan, kesabaran, minat tinggi dan niat tinggi untuk belajar dan berkreasi. Pelan tapi pasti, setiap bulan ia dan timnya mampu menghasilkan 50 boneka. Saat itu boneka yang baru dipasarkannya adalah seri Nusantara yaitu si Putu-Sawitri dari Bali, dan seri Asia dari Jepang dengan nama Oyuki. Harganya berkisar antara Rp 75.000-Rp 150.000, dilihat besar kecilnya ukuran dan tingkat kerumitan.


Tak disangka, pembelinya cukup banyak, hingga setiap bulan ada keuntungan Rp 5 juta yang berhasil dikantongi. Hingga awal 2007, kapasitas permintaan naik menjadi 300 boneka per bulan. Bahkan sebuah department store di Bali memesan hingga 100 boneka. Agar tetap tertangani, ia menambah enam pegawai baru.


Untuk desain boneka, lulusan Universitas Indonesia jurusan Antropologi ini dibantu kakaknya, Joanita. Ide membuat boneka datang dari hasil penelitian tentang tradisi kebudayaan masyarakat dari daerah-daerah di tanah air. Jadi tidak asal-asalan. Sebab, setiap wanita dari daerah tertentu memiliki jenis konde berbeda, begitu pula dengan riasan dan kostumnya. “Agar mewakili aslinya, saya berburu bahan ke daerah asalnya, seperti di Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Bali,” tambahnya.


Selain mengandalkan pameran dan strategi pemasaran dari mulut ke mulut, Ukke juga memanfaatkan promosi gratis via internet melalui facebook. Alhasil, permintaan boneka Circa setiap tahun semakin tinggi. Ukke sempat keteteran mengejar produksi. Pasalnya pengerjaan setiap boneka membutuhkan ketelitian tinggi. “Salah menjahit atau menempel, maka harus diulang. Supaya kualitas tetap terjaga, tahun 2008 saya tambah lagi pegawai menjadi 11 orang,” ungkapnya.


Tahun 2009 Circa mengalami kenaikan omset yang luar biasa, mencapai Rp 20 juta per bulan. Bahkan, jumlah ini naik dua kali lipat di saat liburan. Peminatnya tak hanya orang lokal, namun juga turis mancanegara yang membelinya untuk cindera mata. Agar roda bisnisnya berputar semakin kencang, Ukke melakukan strategi pengembangan produk dengan menciptakan rangkaian seri kreasi baru. Beberapa di antaranya seri Kiddies (lewat karakter Sunday, Megan, Wood Elf, Vivian), Country (Joan, Nina, Pipi), dan boneka kaus seri Animal (Owie Owl, Sasa Sheep, Cathy Cat, Ducky Duck).


sumber: http://wanitawirausaha.femina.co.id/WebForm/contentDetail.aspx?MC=001&SMC=006&AR=21

No comments: