Industri kreatif, khususnya animasi, saat ini memang belum terlalu populer sebagai sebuah peluang bisnis di Indonesia. Namun, bukan berarti industri keratif kurang diminati oleh masyarakat, khususnya kaum muda. Dengan makin berkembangnya teknologi yang ada, maka makin tinggi pula minat dan peluang bisnis yang bisa ditawarkan oleh industri kreatif.
Hal itulah yang coba digarap oleh Wahyu Aditya, seorang entrepreneur muda yang bergerak dibidang bisnis kreatif, khususnya animasi. Melalui ranah multimedia, Adit, begitu ia biasa disapa, mencoba untuk memopulerkan animasi dan mengembangkan potensi diri kaum muda yang tertarik menjadi seorang animator. Dengan ketekunannya, Adit yang juga pemilik dan pendiri HelloMotion Academy telah menularkan “virus” kreatif kepada para siswa didiknya, yang bisa menjadi bekal sang siswa berkarir di industri kreatif.
Sejak kecil, Adit memang telah jatuh cinta terhadap dunia menggambar dan desain. Ia pun makin serius mengejar cita-citanya menjadi seorang desainer dengan mengambil jurusan desain dan multimedia, di salah satu universitas di Australia. Pulang ke Indonesia dengan membawa predikat mahasiswa terbaik, Adit lantas memilih untuk berkarier di Trans TV sebagai salah satu staf marketing promosi, yang menvisualisasikan ide dalam bentuk cetak maupun broadcast.
Saat bekerja di stasiun televisi itulah Adit melihat besarnya peluang untuk mengembangkan industri animasi di Indonesia. Menurutnya, saat itu tidak terlalu banyak institusi pendidikan kreatif yang sesuai dengan jiwa anak muda, seperti dirinya. Padahal, peluang untuk berkarier di bidang animasi masih cukup besar dan itu bisa menjadi peluang bisnis yang baru.
“Ambisi saya ingin mengembangkan industri kreatif, khususnya animasi di Indoensia. Ketika saya bekerja di stasiun TV, saya melihat namimasi Indonesia di layar kaca kurang banyak. Jadi saya harus memperbanyak orang yang paham animasi. Semakin banyak yang mengerti, akan semakin banyak lagi karya animasi di Indonesia. Saya punya imajinasi dan khayalan, yang jika saya kerja di kantoran akan terbentur dengan kepentingan perusahaan,” ucap Aditya saat dijumpai Ciputraentrepreneurship.com di kantornya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Dengan bermodal tekad yang bulat, pada tahun 2004, Adit pun berhenti bekerja dan fokus menjalankan sekolah animasinya HelloMotion Academy. Sebagai seorang pekerja seni yang masih berusia sangat muda saat itu (24 tahun), Adit mengaku nekat saat awal membuka bisnisnya. Hal itu karena ia sama sekali tidak mempunyai pengalaman berbisnis, dan ia juga harus mengeluarkan modal yang tidak sedikit, Rp. 400 juta, untuk memulai usahanya.
“Awalnya, saya kelola sendiri usaha saya. Usia saya yang masih muda dan status saya yang masih lajang, membuat saya berani untuk terjun ke bisnis ini. Setelah saya menjadi seorang wirausahawan, saya pun harus melahap ilmu-ilmu yang dulu saya benci seperti ekonomi, akutansi dan manajemen. Bagi saya, itu juga salah satu bentuk kenekatan saya waktu itu,” jelas Adit, sambil tersenyum.
Nama HelloMotion sengaja dipilih karena Adit ingin bisnisnya menjadi gampang diingat, simple, dan tak terkesan formal. Selain itu, nama “motion” atau gerakan, melambangkan ide kreatif yang selalu bergerak dan terus berinovasi. Sebagai seorang yang pernah terjun dalam industri bisnis multimedia, Adit merasa ilmu dan pengalaman ia dapatkan akan sangat berguna untuk dibagi. Dari sana juga, Adit mengkonsep sebuah kurikulum yang aplikatif dan siap dipakai di industri multimedia. Tidak hanya untuk bekerja di dalam perusahaan saja, banyak juga dari lulusan HelloMotion Academy yang kini membuka usahanya sendiri dibidang multimedia. Kini, HelloMotion Academy menjadi sebuah nama yang cukup disegani dan terkenal sebagai penyalur tenaga kretif untuk industri televisi dan film.
Dalam menjalani bisnisnya, Adit banyak belajar tentang bagaimana cara mengelola sebuah lembaga pendidikan agar bisa berjalan dengan professional. Hal ini menjadi tantangan baginya, karena sebagai seorang entrepreneur ia pun ingin agar bisnis yang dikelolanya bisa mendapatkan profit yang baik. Salah satu langkah yang dipakainya adalah dengan terus memperbaiki kualitas kurikulum dan manajemen usahanya.
“Selain itu saya juga tak ragu untuk minta masukan dari murid-murud saya. Saya percaya, seorang wirausahawan harus bisa mengetahui apa yang dibutuhakan pelanggan dan apa yang bisa membuat mereka nyaman,” ujar Adit.
Untuk memperkuat image HelloMotion, Adit pun mengembangkan sejumlah inovasi dan strategi, yang salah satunya adalah melalui event. Sebuah festival animasi yang diberi nama Hellofest, rutin diselenggaran tiap tahunnya. Dari delapan perhelatan yang telah digelar, animo pesertanyapun terus bertambah tiap tahunnya. pada event terakhir, jumlah peserta yang datang bahkan mencapai 9.000 peserta.
Beragam penghargaan pun telah menghiasi portofolio pria kelahiran Malang, 30 tahun silam ini. Salah satunya adalah penghargaan International Young Creative Entrepreneur of The Year 2007 untuk kategori Screen. Dengan terus berkarya, Adit berharap bahwa karyanya dan siswa-siswa didiknya bisa menembus pasar global, sehingga Indonesia bisa dikenal sebagai salah satu negara pencetak animator kelas dunia.
Untuk mengejar ambisinya, Aditpun berencana untuk melebarkan sayap dengan mendirikan beberapa cabang di sejumlah kota besar di Indonesia. Baginya, bukan hal yang mustahil, suatu saat nanti, Jakarta bisa menjadi barometer industry kreatif dunia. Untuk melebarkan bisnisnya ke depan, Adit tak menutup adanya peluang kerjasama dengan investor yang ingin bergabung. Namun, Penting baginya sebuah kesamaan visi dan misi, sebelum memulai kerjasama.
“Bagi saya kerja sama bisnis itu sama seperti menikah. Artinya, tidak segampang kita membuka pameran waralaba lalu menawarkan bisnis kita ke siapa saja yang tertarik. Saya harus mengenal betul investor saya, dan harus yakin bahwa dia memiliki visi yang sama seperti saya. Mungkin, saat ini saya belum bertemu dengan jodoh yang cocok,” jelas Adit.
Sebagai wirausahawan penggiat seni kreatif, Adit mencoba untuk menawarkan sebuah jalan lain bagi mereka yang juga jatuh cinta kepada dunia animasi. Dan dari animasi juga, Adit pun mulai merintis jalan suksesnya sebagai seorang entrepreneur. “Kita harus bekerja sesuai lentera jiwa kita. Karir itu seperti berjalan di kegelapan, jadi kita harus punya pegangan yang jelas akan hidup kita. Bagi saya, lentera yang saya miliki adalah gairah saya terhadap desain dan seni. Itulah yang menuntun saya untuk keluar dari kegelapan, dan semakin lentera kita makin diasah dan makin terang, kita akan bisa melihat banyak peluang. Itu filosofi yang saya pakai untuk karier saya,” ucap Adit dengan yakin. (*/Gentur)
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/exclusive-interview.html?start=3
No comments:
Post a Comment