Orang boleh bermimpi menjadi pengusaha sukses dan kaya. Tapi, jika tidak dibarengi keuletan, kerja keras, berdoa, serta keyakinan mimpi itu tak bakal menjadi kenyataan. Cerita pasangan suami-istri Jovinus Kusumadi dan Angely Chaery bisa jadi referensi bagaimana merintis usaha dari bawah, dan mewujudkan mimpi itu.
Pemilik restoran terkenal Oceans Resto, Kedai Mamad, Selat Makasar, Sop Konro, dan Waroeng Ijo ini baik di Balikpapan maupun kota-kota besar lain di Kalimantan, benar-benar merintis usaha dari nol besar. Keduanya merasakan bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Jovinus berperan sebagai pemilik mimpi, istri tercintanya mendampingi, memberi semangat, serta membantu mewujudkannya bersama-sama. Pasangan ini pertama kali merantau ke Balikpapan 2002 silam dari Makassar. Jovinus merupakan warga keturunan Hongkong yang sudah lama menetap di Makasar, begitu pun pula Angely.
Jovinus yang selama ini bekerja sebagai penyortir ikan laut, rela sehari semalam duduk di tepi pantai Losari Makassar, menunggu ikan segar kemudian dibawa ke tempat dia bekerja. Setelah itu, perusahaan tempatnya mencari nafkah mengekspor ke Hongkong. Selama bekerja di perusahaan itu, dia punya mimpi, suatu saat akan membuka restoran dengan menu ikan segar.
“Suami saya bercerita punya mimpi ingin buka restoran di Balikpapan. Padahal, bagi kami berdua itu merupakan hal yang baru. Membuka restoran dengan ikan-ikan segar. Setelah dipikirkan, kami berdua pun merantau ke Balikpapan tanpa memiliki keluarga dan teman. Suami berhenti bekerja di perusahaan tadi,” katanya, mengenang.
Dengan usaha tekad, keuletan serta tak pernah mengeluh, restoran akhirnya bisa berdiri. “Suami saya bertugas di lapangan, saya lebih banyak adminitrasi serta urusan di rumah tangga saya sendiri,” tuturnya saat ditemui di Ocean Resto, ruko Bandar, Jalan Jendral Sudirman, Balikpapan.
Jovinus menceritakan, ide membuka restoran, awalnya selain keluarganya ga ada yang setuju juga sang istri. “Semua tidak setuju karena saya tidak ada back ground bidang kuliner. Tapi saya tetap menjalani visi saya,” imbuhnya.
Angley yang pernah dua tahun bekerja di salah satu bank swasta di Makassar dan melanjutkan studinya di Curtin University di Australia ini, ilmunya dimanfaatkan untuk mendukung usaha suaminya. Sebab, untuk seukuran restoran beromzet puluhan juta setiap hari, dibutuhkan ketelitian serta manajemen pengelohan yang baik dan profesional.
Tahun-demi tahun kemajuan pun tak terduga, Angley dan suami bisa membuka empat cabang lagi dan memiliki ratusan karyawan serta manajer-manajer handal. Dia pun setiap harinya harus mampu mengatur waktu mengurus seluruh kebutuhan hingga mengawasi karyawan. Tak kalah penting, dia juga menjalankan peran sebagai istri dan ibu ketiga anak-anaknya.
“Inspirasi dari suami saya, jangan pernah mengeluh capek saat bekerja dan punya keyakinan pasti bisa berhasil. Ini juga saya terapkan pada ketiga anak saya,” ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Seiring waktu berjalan membangun usaha, banyak suka dan dukanya. Dukanya, waktu untuk berdua menjadi bekurang. Sebab, Angley punya aktivitas sendiri, berbelanja memenuhi kebutuhan restoran, mengantar anak sekolah serta menemani belajar. (*/Kaltimpost.co.id)
sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/kuliner/15416-dari-nol-bangun-bisnis-kuliner.html
No comments:
Post a Comment