Wednesday, March 14, 2012

Dari Limbah Cangkang Kerang, Mulyadi Hasilkan Kerajinan Yang Diekspor Ke Eropa dan AS

Apa itu Kerang?

Bahasa latin kerang : molusca, yakni hewan air bertubuh lunak. Pengertian umumnya adalah semua moluska lengkap dengan sepasang cangkangnya. Orang Amerika menyebutnya dengan clam. Hidupnya menempel pada satu obyek sebagai media.

Semua kerang-kerangan yang dipakai pada home industry adalah cangkangnya. Contohnya lokan dan remis, jenis kerang-kerangan yang biasa terdampar di pantai Bbukan yang dibudidayakan untuk konsumsi pangan seperti kerang darah dan kerang hijau.

Cangkang kerang bisa menjadi pemanis yang menarik jika digabungkan dengan furnitur. Inilah yang dilakukan oleh Mulyadi yang menyulap limbah cangkang kerang yang tak berharga untuk menaikkan penjualan furniturnya. Tak hanya laku di dalam negeri, furnitur kerangnya juga digemari pasar luar negeri.

Limbah kerang menjadi sesuatu yang berharga jika dimanfaatkan dengan baik. Seperti yang dilakukan Mulyadi dengan menyulap limbah cangkang kerang menjadi bahan baku furnitur. Mulyadi mengatakan, ide memanfaatkan cangkang berawal di tahun 2005. "Awalnya tak sengaja," katanya.

Ia bercerita, saat berkendara melewati ruas jalan di kota Jepara, Jawa Tengah, ia melihat banyak sekali tumpukan cangkang kerang yang dibuang begitu saja oleh warga setempat. Mulyadi yang saat itu berprofesi sebagai perajin furnitur kemudian berfikir untuk menjadikan limbah kerang sebagai pemanis dalam produk furniturnya. Ia lalu mencoba membuat tutup lampu kotak dari limbah cangkang kerang tersebut. Setelah jadi, tutup lampu itu dititipkan ke satu perusahaan furnitur di Jepara.

Tak dinyana, setelah sebulan, Mulyadi dihubungi dengan order 700 tutup lampu kerang. Dari situlah Mulyadi kemudian mengembangkan desain-desain baru dari cangkang kerang. Ia mengombinasikan cangkang kerang di kerangka furnitur seperti meja. Pekerjaan sebagai pembuat furnitur dan tukang kayu membuat dirinya memiliki kebebasan dalam berkreasi.

Ia memutuskan untuk menekuni pembuatan furnitur dengan cangkang kerang sebagai aksesori. Meningkatnya kebutuhan cangkang kerang, membuatnya harus mendatangkan limbah kerang dari Jepara, Surabaya, Madura, dan Lampung. Dalam satu bulan ia membutuhkan sekitar 3 ton cangkang kerang untuk workshop miliknya, Antika Lightnings di Jepara.

Ia membeli cangkang-cangkang kerang tersebut dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 60.000 per kilogram. Harga cangkang kerang tergantung dari jenis kerang. Setelah kerang datang, ia lalu
mencucinya sampai bersih. Kemudian kerang-kerang itu dipisahkan sesuai ukuran dan bentuk. "Dipisah besar dan kecil, bulat dan kotak," katanya.

Cangkang kerang yang akan dipakai, tidak langsung ditempel. Mulyadi harus memotong dengan gergaji sesuai bentuk yang diinginkan. Setelah itu, cangkang dilapisi powder coating agar terlihat mengkilap dan bertekstur keras. Setelah kering, kerang-kerang itu kemudian direkatkan di kaki dan badan meja. Selain meja, kerang juga dipasang di kursi, lemari, dan cermin, termasuk dibuat tutup lampu. "Banyak konsumen yang bilang kalau furnitur tambah manis dengan tambahan kerang," ujar Mulyadi.

Tak hanya sebagai pemanis, kerang pun bisa dijadikan bahan utama furnitur. Hanya, tetap dibutuhkan kayu atau triplek sebagai penyangga agar furnitur berdiri kuat. Mulyadi menggunakan kayu jati, mahoni, dan mangga untuk furniturnya. Kayu-kayu tersebut didatangkan dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Menurutnya, masyarakat menyukai furnitur yang terkesan simpel. Jika porsi kerang yang ditempel lebih besar dibandingkan dengan kayu, tidak banyak yang memesan karena kesannya terlalu mewah.
Saat ini, Mulyadi bersama 30 pegawai Antika Lightnings mampu memenuhi pesanan pembuatan furnitur ruang tamu, ruang makan, dan kamar tidur. "Semuanya dengan aksesori kerang," katanya. Mulyadi bahkan meluncurkan rancangan baru berupa sofa, coffee table, lemari dapur, dan lemari teve.

Sebuah furnitur kerang dibanderol dengan harga Rp 500.000 - Rp 2 juta. Jika pelanggan membeli satu set furnitur ruang tamu, maka harganya mulai Rp 15 juta. Dengan satu set itu, pembeli mendapatkan sofa, meja, lemari TV, tutup atau kap lampu sampai cermin.

Kesan antik dan menarik dari kerang, membuat pesanan furnitur yang diterima Mulyadi melonjak. "Kadang ada pemesan yang minta dibuatkan 50 biji. Ada pesanan yang harganya Rp 5 juta, ada Rp 50 juta, juga ada Rp 300 juta," tuturnya. Dalam sebulan Mulyani mampu mengirim tiga kontainer furnitur kerang. Satu kontainer memuat 400 kap lampu.

Selain dari dalam negeri seperti Jakarta dan Bali, pembelian juga datang dari luar negeri seperti Spanyol, Amerika Serikat, Inggris dan Australia. "Pesanan dalam dan luar negeri seimbang, 50-50," katanya. Melonjaknya jumlah pesanan ini juga yang membuat Mulyadi membuka cabang Antika Lightnings di Cirebon, Jawa Barat.

Berbagai promosi dilakukan Mulyadi, salah satunya dengan mengikuti pameran furnitur, International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2011 di Jakarta International Expo, Kemayoran. Ia mengatakan, peluang bisnis furnitur kerang sangat menjanjikan apalagi bisnis ini belum banyak dilirik orang. "Limbahnya murah, omzetnya besar," katanya optimis. Untuk meningkatkan penjualan, rencananya Mulyadi juga bakal menawarkan produknya ke hotel.

Selain Mulyadi, Anda pernah ke pertokoan souvenir di jalan Cilinaya-Lombok? Lorong pertokoan Malioboro di Yogyakarta, serta souvenir corner di Bali. Maka mungkin pernah menemui benda souvenir hasil pernak pernik kerajinan tangan yang unik terbuat dari kulit kerang.

Kerang Bahan Kerajinan Tangan Yang Unik

Bagian kerang yang digunakan sebagai bahan kerajinan tangan yang unik adalah cangkangnya. Yaitu cangkang kerang betina dewasa yang memiliki tekstur unik untuk dibentuk berbagai pola. Pola-pola tersebut disusun menjadikerajinan tangan yang unik.

Jenis kerang yang biasa digunakan adalah kerang simping. Sebelumnya cangkangnya dibersihkan, kemudian dicuci dengan pembilasan dan ditambahkan bubuk natrium soda untuk menghilangkan bau amisnya. Setelah itu dijemur dengan sinar matahari yang teduh agar tidak terpapar panas secara langsung. Tujuannya agar cangkang simping tidak retak-retak atau hancur.

Proses Produksi

Proses produksinya berikut ini: Poses pemilahan, pencucian, pengeringan, persiapan dan pembuatan

  • Proses Pemilahan


Mengandalkan ketelitian untuk memilih cangkang kerang betina dewasa yang telah mati. Cangkang betina dewasa menjadi pilihan karena lebar, tebal dan kokoh. Tidak serapuh cangkangjantan.

  • Proses Pencucian


Dilakukan bertahap. Pertama  pencucian cangkang di bawah air mengalir atau wadah berisi air. Berguna untuk menghilangkan lumpur atautanah yang melekat. Kemudian dilakukan pembilasan menggunakan bubuk natrium soda berfungsi untuk menghilangkan amis.

  • Proses Pengeringan


Setelah pencucian selesai, cangkang-cangkang tersebut dijemur dengan menggunakan screen. Agar tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Dijemur pada ruang terbuka agar kandungan air yang tersimpan cepat menguap..

  • Proses Persiapan


Proses persiapan mencakup segala hal produksi, seperti mendisain pola-pola yang akan dibentuk. Contohnya pola kelopak bunga, pola daun,kura-kura , sandal jepit, dan dolpin. Dengan memotong sesuai bentuk yang diinginkan, mengikir halus tepinya, dan kadang perlu mengamplas. Juga menyiapkan wadah atau media dasar seperti pada vas bunga, tempat tissue, jam dinding, dan sebagainya.

  • Proses Pembuatan


Setelah semua siap, Anda mulai membentuk sesuai pola dan model yang diinginkan. Biasanya sesuai gambar ataupun desain pada komputer. Anda tinggal ikuti contohnya. Kadang hanya perlu menggabungan berbagai bentuk pola kelopak bunga, Menyusun bentuk-bentuk karang atau keong kecil pada sebuah botol mungil. Semua hasil tergantung kreatifitas Anda.

Berbagai Hasil Kerajinan Tangan Yang Unik

Hasilnya adalah bermacam kerajinan tangan yang unik. Unik dan klasik. Artinya tidak lekang terhadap jaman. Karena kerajinan tangan yang unik sepertikulit kerang ini, tidak mengacu suatu periode atau kalangan tertentu saja.

Disukai semua orang dari kalangan biasa hingga kaum elit. Semua menyenangi kerajinan ini. Anda dapat mengintip beberapa hasilnya :

  • Cangkang dibuat pelapis tempat sabun, tempat tissue, vas bunga, kap lampu, kotak perhiasan, hiasan kaligrafi, gantungan kunci bingkai foto.

  • Keong-keong kecil dibuat : tirai pintu/jendela, bunga kering minimalis. Replika dinosaurus, anjing pudel, bunga dalam pigura, tupai, angsa, dan replika orang-orangan.

  • Campuran keong, lokan dan remis berukuran sedang, membentuk : hiasan dinding pada ruang makan/keluarga. Pembentuk miniatur kapal. Sebagai pengisi jam dinding, atau sebagaihiasan dinding minimalis.

  • Lokan dewasa menjadi : hiasan pengganjal pintu. Kadang-kadang menjadi asbak rokok, atau pen holder.


Kelompok Pengrajin

Nelayan adalah promotor kelompok pengrajin kerang yang unik ini. Contohnya nelayan Sidoarjo yang membentuk kelompok mandiri sebagai pengrajin kerang. Penggerak kelompok nelayan ini kemudian mengikuti pameranhandycraft untuk mempromosikan hingga dikenal oleh masyarakat.

Di Brebes, para nelayan menyuplai hasil kerajinan tangan ini di koperasi-koperasi. Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Daerah.

Harga dan Pangsa Pasar

Harganya bervariasi, dari Rp 500,- hingga jutaan. Tergantung waktu pembuatan dan tingkat kesulitannya. Contohnya replika perahu yang disusun dari ratusan lempeng kulit kerang selama sebulan. Seharga lima jutaan.

Gantungan kunci bila Anda membeli lusinan/kodian bisa lebih murah. Kemudian kap lampu dihargai lebih mahal lagi, karena memerlukan seribuan lempeng cangkang divariasikan dengan keong kecil. Ditempelkan satu persatu hingga rapi. Harganya mencapai sepuluh jutaan.

Meski harganya melambung setelah dipasarkan, namun pangsa pasarnya jelas.

Jika berminat untuk menjadi distributor kerajinan tangan yang unik dari kerang, Anda bisa menghubungi kelompok-kelompok nelayan pengusaha di Medan, Koperasi KelompokNelayan Gresik Greges Barat, UD Art Shop Mutiara, serta Faiz Shell and Handycraft di Lombok. (fn/kn/aa)

sumber: http://www.suaramedia.com/ekonomi-bisnis/usaha-kecil-dan-menengah/40469-menggiurkan-kerajinan-cangkang-kerang-jadikan-mulyadi-jutawan.html

No comments: