Begitulah pengalaman menyenangkan pertama kali yang dialami Anna Melani (32), pada tahun 2006. Wanita yang lebih akrab disapa Amel ini mengawali usahanya itu sejak ia berhenti kerja dari industri film. Ia melakukan riset di internet sebelum akhirnya menentukan bisnis kaus anak.
“Dulu, model baju yang ada di media online sangat biasa dan jumlahnya pun masih terbatas. Paling banyak produk luar negeri. Sedangkan produk lokal masih jarang dijumpai. Karena itu, saya ingin mencoba mengembangkannya dengan desain yang lebih bagus serta permainan kata yang menjadi daya tarik utama. Begitu juga dengan penambahan gambar atau motif agar terlihat lebih menarik,” papar wanita bertubuh mungil ini.
Untuk menjalankan niatnya, ia mengumpulkan modal sebesar Rp4 juta untuk memproduksi sekitar 15 lusin kaus anak dengan jumlah 10 desain. Nama Bintang Kecil pun dipilih dengan mengkhususkan bidikan pada pasar Indonesia. Karena sasarannya kelas menengah ke atas, harga per kaus dipatok sebesar Rp60.000 dengan penjualan secara online. “Penjualan online ini sangat gampang dan efektif. Apalagi sasarannya adalah teman-teman yang kita add. Mereka membalasnya dengan cepat. Dari mereka jugalah, rantai promosi penjualan saya makin meluas,” ujarnya.
Efek dari pemasaran online akhirnya tidak bisa dielak. Permintaan tidak hanya datang dari teman-teman ataupun orang-orang yang dijumpai di dunia maya, tetapi juga dari para reseller di luar kota, seperti Medan dan Padang. Jumlah produksi pun meningkat menjadi 35 lusin per 3 bulan sekali.
Di Jakarta sendiri, Amel menaruh beberapa produknya di sebuah gerai di mal kawasan Kelapa Gading, dengan sistem pembagian keuntungan 25% untuk toko dan selebihnya untuk kantong sendiri. Uniknya, wanita penyuka warna merah ini, meskipun sudah merasa keteteran, memilih menangani semuanya sendiri.
“Saya susah percaya orang, jadi hingga kini saya masih kerja sendiri, menangani semuanya hingga pengepakan. Untungnya semua berjalan lancar, meskipun kadang-kadang ada juga kendala di tengah jalan. Misalnya, kehabisan stok kaus dan kaus yang datang dari vendor tidak sesuai dengan permintaan. Mau tidak mau, barang harus diulang dan ini membutuhkan waktu lagi. Karena itu, penjualan online sementara ini cukup di blog Bintang Kecil, agar semuanya bisa dikontrol. Mungkin, suatu hari nanti saya akan memperluasnya di website lain,” ujarnya.
Demi memuaskan pelanggan, Amel berusaha memberikan pelayanan terbaik. Untuk pembelian online, ia berusaha mengirim pesanan secepat mungkin melalui jasa kurir. “Begitu uang masuk, langsung barang saya kirim lewat kurir. Untuk wilayah Jakarta, dikenakan ongkos kirim sebesar Rp5.000. Beda wilayah, beda lagi ongkosnya, tetapi tetap tidak mahal. Saya juga jelaskan kapan barang tiba dan jika ada ukuran yang tidak sesuai, bisa ditukar,” ujarnya, mantap.
Tak mengherankan, berkat kebanjiran order itulah, keuntungan yang diraupnya meningkat terus. Ini memacunya untuk terus berusaha membuat kaus-kaus dengan tulisan dan desain lebih atraktif dan meriah lagi. Selain bahasa Indonesia, ia juga menggunakan bahasa Inggris. Misalnya, ‘Cucu Kesayangan Eyang’, ‘Papa Fotografer Aku Fotogenik’, ‘Bukan Bayi Biasa’, ‘My Ayah Rocks’, ‘My Bunda Rocks’, ‘Milk Rules’. Amel juga sangat memperhatikan bahan, dengan tetap memilih katun combed, karena menurutnya ini paling nyaman dikenakan anak-anak.
Di luar kaus-kaus yang ada, ia juga menerima permintaan desain khusus dari luar. Namun, dengan persyaratan jumlah di atas dua lusin. Meskipun demikian, ibu satu putri ini tetap menomorsatukan produk-produk asli buatannya, yang gambar, kata-kata, bahkan bentuk huruf yang muncul dari ide murninya. Ia pun yakin, bisnis yang dikembangkannya bisa terus dijalankan hingga hari tua. “Ini passion saya. Tentunya, untuk bertahan dan maju di tengah persaingan, saya akan terus melakukan inovasi dari desain, gaya, dan kata-kata yang digunakan,” ucapnya optimistis.
sumber: http://wanitawirausaha.femina.co.id/WebForm/contentDetail.aspx?MC=001&SMC=006&AR=18
No comments:
Post a Comment