Setelah malang melintang dalam dunia bisnis aneka macam, dua sahabat, Farid Ghoni dan Fatchur Rozi memilih menekuni bisnis sandal unik, yang mereka sebut dengan brand Sendal Imucu, imut-imut dan lucu.
Mereka berdua tidak tanggung-tanggung menekuni bisnis ini. Totalitas mereka untuk mengembangkan Sendal Imucu hingga dapat diterima seluruh masyarakat Indonesia dilakukan secara serius dengan mengembangkan sistem pemasaran dan produksi yang dilakukannya secara terintegrasi. Keinginannya sebagai pemain bisnis sandal unik secara nasional membuat ia terobsesi untuk menjadi pebisnis sandal terbesar di Indonesia, sekaligus Raja Sandal paling terkenal di negeri ini.
Kesinambungan Pemasaran dan Produksi
Mengembangkan sistem pemasaran dan kesinambungan produksi, dua hal ini merupakan bagian yang terberat saat menjalani bisnis Sendal Imucu ini, ujar Farid dan Rozi kepada Isharsono dari Majalah WK.
Di masing-masing bagian tersebut, lanjutnya, proses pencarian pola dan sistem yang pas terus dilakukan, disempurnakan, bahkan dikembangkan dengan inovasi-inovasi baru sesuai dengan tuntutan pasar. Merekapun berbagi tugas. Ada yang fokus mengembangkan pemasaran secara online, dan sebagian yang lain mengembangkan pemasaran secara offline.
“Karena saya yang lebih berpengalaman dengan system pemasaran offline maka saya yang lebih banyak mengambil peran untuk membuat system pemasarannya, tetapi tetap saja masalah ini juga masih harus kita kaji bareng,”ujar Rozi.
Sementara, lanjutnya, Farid karena lebih lihai di dunia online dan desain, maka urusan strategi di dunia maya dan juga jaringan online menjadi garapannya.
“Untuk model-model sandal yang diproduksi , saat ini kami dituntut untuk lebih kreatif. Bahkan saat ini model sandal sudah banyak mengalami perubahan, hampir delapan puluh persen mengalami perubah dari model awal dulu. “ ujar Rozi bersemangat.
Sistem Pemasaran Alternatif Ala Sendal Imucu
Memperkuat Keagenan dan Reseller
Sistem pemasaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan bisnis. Farid dan Rozi dalam mengembangkan pemasaran mengedepankan kekuatan sistem pemasaran yang kontinyu, yaitu dengan membina jaringan-jaringan keagenan dan reseller lebih kuat.
“Harus diakui bahwa dalam hal penjualan produk di tingkat resseller terkadang ada beberapa produk yang kurang bagus diserap pasar, tetapi ada juga produk-produk sendal Imucu yang permintaannya sangat tinggi. Nah khusus untuk produk yang kategori slow mowing dan tetap menjaga kerjasama saling menguntungkan, kami memberlakukan system tukar model baru,” ujar Farid Ghoni.
Meskipun agen dan resseller diberikan fleksibilitas untuk tukar model, tetapi hingga kini para agen dan resseller relatif jumlahnya kecil yang melakukannya. Produk-produk sendal Imucu termasuk produk yang cepat laku di pasaran.
“Yang tukar model ada, tetapi jumlahnya amat kecil , satu atau dua biji saja, dan itu kita anggap wajar lah. Belum ada yang sampai ratusan. Sebagai produk massal, prosentasi hal seperti ini tergolong amat rendah,” ujar Farid.
Rozi menambahkan, bisnis yang dikembangkan ini prinsipnya mencari keberkahan bersama. Menerbar rahmad bersama, sehingga antara dirinya selaku pemilik produk dengan para agen dan ressellernya sama-sama mencari keuntungan bersama.
“Berbisnis dengan Raja Sendal adalah bisnis untung sama-sama. Satu pihak harus dapat untung, pihak lain juga harus dapat untung. Tidak boleh ada satu untung yang satu buntung,” cetusnya.
Dalam bisnis yang digeluti ini, Farid dan Rozi melibatkan cukup banyak sumberdaya tenaga kerja yang dibutuhkan, mulai dari packing, pelabelan, hingga pengiriman.
“Tenaga kerja yang kita pakai terutama dari lingkungan sekitar kita, khususnya yang butuh pekerjaan. Untuk kegiatan produksi, ada beberapa tempat, selain di Sidoarjo dan beberapa tempat lainnya, hal ini karena permintaan dari hari cukup tinggi” cetusnya.
Sebagai upaya untuk mendongkrak penjualan, Raja Sendal juga melakukan promosi secara terus menerus. Kegiatan ini diakuinya sebagai upaya untuk memperkenalkan Sendal Imucu lebih luas, dan lebih besar.
Bahkan, Sendal Imucu, sebagai merek sandal unik sudah dikenal ke berbagai manca negara, seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan beberapa daerah di Jawa Tengah, yang sebelumnya belum mengenal sandal unik inipun kini jadi daerah tujuan pemasaran yang prospektif.
“Yang kita inginkan dari langkah-langkah ini adalah agar kita mampu memberikan lebih banyak pekerjaan kepada banyak orang. Kami tidak ingin melihat ada begitu banyak pengangguran,” ujar Rozi.* n ishar
sumber: http://www.majalahwk.com/artikel-artikel/teropong-usaha/305-artikel-artikel.html
No comments:
Post a Comment