KOMPAS.com - Mebel usang jangan dibuang. Serahkan saja pada tukang reparasi mebel. Di tangan mereka, furnitur lawas bisa terlihat baru lagi. Seorang pelaku usaha di Ciputat bisa menuai 15 permintaan reparasi mebel saban bulan dengan ongkos berkisar Rp 350.000 per unit.
Biasanya, jasa reparasi mebel ini merupakan bagian dari usaha pembuatan mebel. Nah, salah satu pembuatan mebel yang menyediakan jasa ini adalah Sumber Jaya Furniture.
Usaha yang terletak di Kampung Sawah, Ciputat Raya, Jakarta Selatan ini telah berdiri sejak 16 tahun lalu. Okky Nanda Imawan, pemilik Sumber Jaya Furniture, bisa menerima 15 perbaikan mebel dalam sebulan. “Kebanyakan yang memakai jasa saya adalah pelanggan, sisanya orang-orang yang tahu usaha saya dari internet,” kata Okky, 42 tahun.
Reparasi mebel akan bertambah ramai menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Jumlah perbaikan bisa naik dua kali lipat dibanding hari-hari biasa.
Sumber Jaya Furniture melayani permintaan reparasi rupa-rupa mebel, seperti lemari, tempat tidur, meja makan dan kitchen set. Ia fasih memperbaiki mebel yang terbuat dari jati, mahoni dan block stick. “Biasanya yang diminta pelanggan finishing ulang,” kata Okky.
Finishing ulang artinya melapisi kembali mebel itu dengan warna. Okky biasanya mengecat ulang menggunakan cat duco. Cat duco dipilih Okky karena cat ini keras dan tahan gesek.
Jasa pengecatan sebuah lemari berkisar Rp 350.000 hingga Rp 400.000. Adapun, reparasi kitchen set bisa menelan biaya Rp 400.000 per meter. Reparasi kitchen set biasanya dilakukan pada tubuh dapur yang noda minyaknya sulit hilang. Atau pada dapur yang catnya sudah terkelupas di sana-sini.
Usaha reparasi mebel juga digeluti Yuliana, pemilik Nirito Madya Arch di Duren Sawit, Jakarta Timur. Selain finishing ulang, Yuliana juga melayani penggantian kulit sofa.
Ongkos reparasi sofa ini tergantung jenis kulit. Paling murah, pakai kulit imitasi dengan harga Rp 100.000 per meter. Itu sudah termasuk jasa reparasi. “Selain bahan, ongkos reparasi juga tergantung tingkat kerusakan dan kerumitan reparasi,” katanya.
Tapi tidak semua mebel rusak dapat diperbaiki. “Kadang ada pelanggan yang mau mebelnya sama persis saat pertama kali beli. Padahal saya tidak ada kain atau kayunya. Kalau sudah begitu saya nyerah,” tutur Yuliana.
Ia mengerjakan sebagian besar reparasi mebel ini di bengkelnya. "Namun, kalau kalau ukuran mebel itu besar, kami kerjakan di rumah pelanggan,” kata Yuliana.
Serupa Okky dan Yuliana, Khairul juga menjajal usaha reparasi mebel. Bersama dua kawannya, Khairul membuka bengkel di Duren Sawit, Jakarta Selatan. Dalam sepekan, ia bisa melayani tiga perbaikan mebel yang datang dari perumahan di seantero Jakarta, dari Kelapa Gading hingga Cinere.
Biasanya, Khairul mengerjakan perbaikan di rumah konsumen. Tapi bila mebel rusak parah, ia minta pemesan bawa ke bengkelnya. Selama ini, Khairul banyak mengecat ulang tempat tidur. “Biayanya berkisar Rp 400.000 sampai Rp 500.000 per unit," kata Khairul, 37 tahun.
Selain itu, permintaan reparasi kayu jati juga banyak yang datang padanya. Reparasi ini bisa berupa pergantian warna, dari gelap ke terang. Biayanya paling murah Rp 700.000 per lemari. Khairul mendapatkan kayu blok dan lembaran sebagai bahan reparasi dari Klender, Jakarta Timur. (Gloria Natalia/Kontan)
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/06/03/08165941/Meraup.Untung.dari.Permak.Ulang.Mebel.Usang
No comments:
Post a Comment