Wednesday, June 6, 2012

Doni Tirtana, Pemilik CV. Lorco Menara Multimedia: Menggali ceruk pasarkampanye K3

Kreatif, cekatan, cermat, dan pantang menyerah. Sifat itulah yang mengantarkan Doni Tirtana sehingga berhasil membesarkan perusahaan yang berkecimpung dalam bisnis kampanye keselamatan kerja.



JIKA SEKALI WAKTU Anda memasuki area industri atau pabrik sebuah perusahaan besar - misalnya di Pertamina atau Unilever dan menemukan poster-poster berisi pesan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3), ingatlah nama Doni Tirtana Saat ini, bisa dikatakan dialah satu-satunya pelaku bisnis di bidang kampanye keselamatan kerja (industrial safety campaign).

Melalui CV Lorco Menara Multimedia, Doni dan timnya merancang berbagai karya kreatif unuk menyampaikan pesan keselamatan yang ditujukan bagi karyawan perusahaan yang menjadi kliennya. Yang unik, pesan-pesan dalam poster itu disampaikan secara jenaka dalam bentuk animasi yang memikat.

Alhasil, awareness pesan pun bisa menempel kuat di benak khalayak sasarannya - yang pada umumnya bukan berpendidikan tinggi. Ketika melihat poster peringatan pemakaian helm di kawasan industri, misalnya, dijamin karyawan akan memeriksa helmnya dan segera memakainya sambil tersenyum kecil. Tidak merasa dipaksa. Poster bergambar pria yang sedang menunjuk helm berwarna merah sambil. berteriak "Pake Helm doong..." itu jauh dari kesan menggurui, bahkan terkesan lucu.



KREATIVITAS DAN KEJELIAN MEMBIDIK PASAR JERUK

Sekilas, pesan-pesan yang dibuat Doni dan timnya terkesaN sepele. Namun sesungguhnya untuk menyampaikan pesan secara pas dan mengena kepada khalayak sasarannya ini dibutuhkan kreativitas yang sungguh-sungguh. Pesan harus pendek, mencolok, menarik perhatian, dan membujuk orang yang membacanya untuk mengikuti pesan tersebut karena kesadaran, bukan karena pak­saan. Di situlah keunggulan poster-poster Doni yang membuatnya berjaya di ceruk pasar (niche market) ini.



Pesan harus pendek, mencolok, menarik perhatian, dan membujuk orang yang membacanya untuk mengikuti pesan tersebut karena kesadaran, bukan karena paksaan



"Di Indonesia pelaku bisnis semacam ini be­lum ada, sementara kebutuhan terhadap kampa­nye keselamatan kerja telah menjadi kebutuhan utama. Jadi menurut saya bisnis ini memiliki pe­luang yang besar," jelas sarjana Teknik Fisika dari Institut Teknologi Bandung tersebut.

Tak heran jika jasa CV Lorco dimanfaatkan puluhan perusahaan - termasuk belasan perusahaan berskala besar, bahkan multinasional.

Sejak awal Doni memang berbeda dari kebanyakan rekan-­rekannya. Selulus dari jurusan Teknik Fisika, justru memilih merin­tis bisnis sendiri dengan membuka usaha di bidang yang praktis tidak dilirik orang lain.

Namun keputusan Doni untuk terjun ke bisnis kampanye kesela­matan kerja bukannya tanpa perhitungan atau sekadar ingin berbeda. Ia tahu peraturan ketenagakerjaan mewajibkan seluruh industri men­erapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau OHS (Occupa­tional Health and Safety) pada seluruh rangkaian kerja dan seluruh sistem yang terlibat. Namun anehnya, industri penunjang khususnya untuk kampanye keselamatan kerja di Indonesia terbilang masih sangat minim. Kenyataan inilah yang membuat Doni yakin terjun ke bisnis tersebut pada awal tahun 2006.



BIODATA

DONI TIRTANA

Malang, 29 Juni 1980

Email: doni.tirtana@Iorco.co.id



PENDIDIKAN:

1998 -2003 S1 Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung



PERUSAHAAN:

CV. Lorco Menara Multimedia

(Penyedia jasa materi kampanye peningkatan mutu SDM dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Website: www.lorco.co.id, www.safetysign.co.id, www.safetyequipment.co.id

Alamat: A Gunung Batu 245, Pasteur –Bandung, Jawa Barat

Telp: 022 2015151

PENGHARGAAN:

2008 Finalis Wirausaha Muda Mandiri

LAIN - LAIN:

2004 – 2006 Mendirikan Lorco Interactive sebagai salah satu Tenant Pusat Inkubator Bisnis - ITB

2003 -2004 Freelance di Laboratorium Instrumentasi dan Kontrol TF- Fisika

Maret – Mel 2003 lugas Akhir di PT ConocoPhilips, Jakarta

Juni – Agustus 2001 Kerja Praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia – Minas Plant, Riau



KEKUATAN DATA PENUNIANG

Ketika masuk bisnis penyediaan kampanye keselamatan kerja, Doni mencoba menganalisis data-data yang menurutnya terkait oral dengan bisnisnya. Berdasarkan data Organisasi Buruh Internasional (ILO) 2002, setiap tahun tercatat dua juta orang meninggal akibal kecelakaan kerja. Selain itu terdapat 160 juta kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan 270 juta kasus Kecelakaan Akibat Kerja (KAK). Seniml kejadian itu mengakibatkan kerugian setara dengan US$ 1,25 triliun atau 4% dari GNP dunia.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005 mengungkap kan bahwa komposisi penduduk usia kerja di Indonesia (usia 15-54tahun) sebesar 10,2% dari jumlah penduduk. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT Jamsostek pada tahun 2003, diketahui bahwa rata-rata setiap 400 kasus kecelakaan kerja mengakibatkan 7 kasus meninggal. Dan 9,8% dari kecelakaan kerja mengakibatkan pekerja mengalami cacat fisik sehingga terpaksa tidak mampu bekerja lagi. Hingga triwulan pertama tahun 2004 terjadi 49 kasus kecelakaan kerja dengan 5 korban meninggal dunia per hari. Hingga Agustus 2004 jumlah tersebut meningkat menjadi 86.880 kasus.

Data-data di atas makin menguatkan keyakinan Doni bahwn bisnis penyediaan kampanye keselamatan kerja merupakan hat yank sangat penting dan dibutuhkan oleh para pemilik bisnis atau pemilik pabrik dalam mengedukasi para karyawan atau pekerjanya. Karyawan itu ia menilai bisnis penunjang kampanye keselamatan kerja ini memiliki prospek sangat bagus, terutama dalam jangka panjang.



MEMBIDIK PASAR TERTENTU

Sejatinya bisnis kampanye keselamatan kerja bukan merupakan debut pertama Doni. Ketika baru lulus, ia mendirikan Lorco (Interactive) yang bergerak di bidang jasa pembuatan aplikasi multimedia interaktif. Dalam perjalanannya, Lorco yang tadinya hanya menanggapi pembuatan CD anak SMA dan mahasiswa, beralih pada target pasar perusahaan dengan menawarkan pembuatan video company profile.

Interaksinya dengan perusahaan-perusahaan tersebut membangkitkan semangat Doni untuk menggali potensi bisnis kampanye keselamatan kerja yang selama ini bisa dikatakan tidak terlalu diperhatikan di Lorco.



Bisnis K3 Berlandaskan Komunikasi

MENIMBA ILMU DI salah satu perguruan tinggi negeri favorit di Bandung, ITB, awalnya Doni Tirtana memiliki kerangka pemikiran harus menjadi karyawan di perusahaan swasta dengan gaji besar. Namun sejak ia mendapatkan wawasan mengenai wirausaha, ia mulai tertarik membangun usahanya sendiri. Pada 2003, ia membuat usaha jasa pembuatan video foto kenang-kenangan untuk anak-anak SMA. Karena kurang berkembang, ia pun beralih ke usaha lain. Tidak adanya rambu keselamatan kerja yang baku di Indonesia merupakan peluang yang menarik untuk dicobanya. Maka, tiga tahun yang lalu berdirilah PT. Lorco Menara Multimedia yang menyediakan tiga layanan: produksi audio visual, gambar ilustrasi, dan desain grafis kampanye-kampanye keselamatan kerja, penghe­matan energi, serta peningkatan mutu dan kualitas karyawan.

Q: Doni Tirtana, artinya apa, ya?

A: Tirta itu air. Tirtana, artinya semoga semuanya lancar-lancar saja. Seperti air.

Q: Anda menangani multimedia Kampanye Keselamatan Kerja, padahal Anda lulusan Teknik Fisika ITB. Apa hubungannya Teknik Fisika dengan K3?

A: Kalau dihubung-hubungkan sebenarnya ada. Sebab dulu lulusan Teknik Fisika kebanyakan bekerja dalam bidang industri. Nah, dari sana memperoleh mindset soal keselamatan kerja.

Q: K3 itu diajari di bangku sekolah?

A: Sedikit.

Q: Begitu. Banyaknya dari mana?

A: Kalau kita review ke belakang, awalnya saya mengenal K3 ini karena ada permintaan poster tentang K3 dari internet. Saya lihat di Indonesia memang jarang yang membuat, padahal di luar negeri sudah banyak. Ya saya pelajari sedikit-sedikit, dan menerapkan teknik ATM (Amati-Tiru­-Modifikasi) Saya coba membuatnya, lalu saya umumkan lewat mailing list bahwa saya bisa membuat itu. Akhirnya banyak konsumen datang, memberi kepercayaan untuk dibuatkan. Saya pelajari lagi ilmunya lebih mendalam secara otodidak.

Q: Jadi Anda masuk ke dunia maya, kemudian ada yang terpancing? Siapa saja contohnya?

A: Ada perusahaan multinasional di bidang perminyakan. Di negara­-negara maju, K3 ini kan sudah bagus, jadi mereka ingin menerapkannya di Indonesia sama dengan standar di negara asalnya.

Q: Produk apa yang Anda buat pertama kah?

A: Poster. Produk ini keberadaannya diwajibkan oleh Undang-Undang No. 1 tahun 1970 terkait keselamatan kerja. Di situ tercakup gambar-gambar yang berhubungan dengan keselamatan, yang harus dipasang di setiap tempat bekerja.

Q : Penggunaannya sendiri bagaimana? Belum banyak yang memakai?

A: Betul, masih belum tersosialisasi dengan baik.

Q: Media apa yang terbaik dipakai?

A: Sebenarnya sernua media baik dipakai karena masing-masing mempunyai kekuatan dan kelebihannya. Media video punya kelebihan di visualisasi dan suara, tetapi kekurangannya dia harus diperlihatkan di suatu tempat dan orang harus berkumpul disitu. Media suara atau media SMS, bisa digunakan tanpa orang-orang berkumpul berada dalam satu tempat (menyebar), tetapi kurang visualisasi. Yang terbaik tentu saja menggunakan semuanya.

Q : Apa mendorong Anda mengambil keputusan untuk menjadi pengusaha?

A: Sebelum saya lulus, di kampus mulai banyak digelar seminar tentang kewirausahaan. Awalnya saya ingin bekerja di perusahaan besar dengan gaji lumayan. Tapi saat-saat terakhir ada seminar yang dibawakan oleh Pak Fadel Muhammad, lulusan teknik fisika juga yang sekarang menjadi gubernur provinsi Gorontalo. Dia memberikan wawasan bahwa setelah lulus ia tidak mencari kerja tapi ia malah membuat suatu alat untuk dijual ke perusahaan perminyakan. Dia menggunakan ilmunya untuk berwirausaha dan berinovasi. Saya menjadi termotivasi. Daripada mencari pekerjaan, lebih bai membuat sesuatu untuk ditawarkan kepada perusahaan.

Q: Sebelum membentuk tim marketing, omzet kira-kira berapa?

A: Baru di kisaran satu hingga dua miliar rupiah.

Q: Menurut pemerintah, K3 juga akan disosialisasikan di lingkungan sektor informal seperti pedagang kaki lima, tukang ojek, nelayan, dan kalangan menengah ke bawah lainnya. Itu peluang bukan?

A: Benar, itu sebuah peluang juga. Memang, ada program pemerintah tentang K3 yang menyentuh sektor informal juga. Jadi K3 bukan hanya milik industri modern saja. Sebab, tukang ojek misalnya, rawan kecelakaan juga, kan.

Q: Bisnis ini awalnya memang tidak ada pesaing. Namun, dengan publikasi, orang akan mengenal bahwa bisnis ini prospektif. Mungkin akan banyak orang yang masuk. Apakah Anda suclah punya rencana pengembangan?

A: Dalam satu industri, K3 itu cuma satu bagian kecil. Jadi masih banyak yang bisa dikembangkan dari situ. Misalnya tentang motivasi karyawan, nilai-nilai perusahaan, tentang disiplin, tentang tepat waktu, atau integritati, Semua itu masih ada peluangnya. Bisnisnya bukan hanya K3-nya, tetapi komunikasi internalnya.





Pada awal 2006 mereka mulai mengembangkan industrial safety campaign tool dan safety video untuk beberapa industri.

Lalu pada pertengahan 2006 Lorco mengembangkan produk baru berupa poster-poster yang bertemakan keselamatan dan produktivitas kerja untuk industri. Poster-poster itu didesain dengan sangat menarik sehingga penampilannya langsung menonjol dan mendapat perhatian pekerja.

Produk ini mendapat sambutan pasar yang sangat baik, apalagi belum banyak perusahaan yang mengkhususkan diri bergerak di bidang tersebut. Beberapa produk yang ditawarkan Lorco antara lain : video safety instruction services, audio clip CD, safety sign, sqfety sticker dan lain-lain, memang mereka butuhkan.

Karena karakter masing-masing perusahaan itu sangat beragam tentu saja Doni dan timnya harus selalu kreatif menciptakan desain desain baru yang sesuai sifat dasar industri kliennya. Tidak hanya untuk kampanye K3 serta lingkungan kerja, tema-tema produk kampanye Lorco juga dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan mutu dan kualitas karyawan, penghematan energi juga pelestarian lingkungan hidup. Beragam tema seperti motor safety, goodhouse keeping, juga emergency evacuation mereka kemas dalam dialog dan monolog yang jenaka namun punya pesan sederhana, mengena, mudah dicerna, dan mudah diingat.

Perpaduan kreativitas, kerja cerdas, dan kerja keras ini mein buahkan hasil manis. Usaha mereka mendapatkan pengakuan dari Departemen Tenaga Kerja RI sebagai lembaga resmi (listed) penyedia industrial safety campaign tool dan safety video. Bisa ditebak, berbagai permintaan pun akan mengalir semakin deras.



Hukum Wirausaha #22

Jangan Kejar Uang, Kejarlah Makna Hidup!

Jika Engkau ingin mengetahui ba­gaimana akhir dari hidupmu, lihatlah saja arah kepalamu, sebab segala sesuatu akan sampai pada apa yang diarahkan hari ini.

- Paul Arden



KESALAHAN MENDASAR SETIAP wirausaha barn, muncul saat ia beranggapan usaha dilakukan untuk mengejar ke­kayaan (uang) semata-mata. Meski uang akan datang dan menemani wirausahawan sukses, bukan itu yang harus dikejar seorang usahawan sejati. Wirausahawan sukses pertama-tama mengejar makna (meaning).

Berikut adalah tip untuk membangun meaning:

  • Jangan ingin cepat kaya, karena orang yang ingin cepat-cepat sukses juga cepat bosan, cepat gagal, tidak memiliki pondasi yang kuat, mengabaikan proses, dan banyak kehilangan persahabatan.

  • Jangan bekerja mengejar uang. Sebab kalau Anda mengejar uang Anda tidak mendapatkan "mean­ing" dan kehilangan uang. Kejar dan bangunlah "meaning" maka Anda akan mendapatkan dua-duanya sekaligus uang dan kebahagiaan.



Janganlah berpikir engkau harus menang. Pikirkanlah apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan apa yang benar-benar ingin kau lakukan.

- Phyllis E. Grann



  • Beri penghargaan pada orang-orang yang berjasa pada usaha Anda dan fokus pada upaya membangun kebahagiaan.

  • Cari suatu tindakan yang terpuji dan lakukan, sebaik mungkin bukan untuk untuk menerima pujian namun untuk menjadi prestasi Anda. Tindakan terpuji itu bisa berupa inovasi bersama, manajemen yang baik,suasana kerja yang kondusif, partisipasi sosial, kontributi positif bagi komunitas, pengembangan karier atau kehidupan orang lain, pandangan-pandangan positif dam dimengerti banyak orang, keterlibatan dalam pendidikan, inisiatif-inisiatif terobosan, dan sebagainya.

  • Warisan bersejarah. Jangan hanya berpikir menciptakan kekayaan untuk keturunan Anda saja. Sebab warisan yang demikian akan habis sia-sia, dan kalau anda sudah mencarikan mereka (keturunan Anda) seluruh yang mereka butuhkan, mereka akan mencari apa lagi? Warisan bersejarah yang dinikmati orang selain keluarga akan memberikan kebahagiaan pada orang yang lebih banyak, mendatangkan doa dan syukur.

  • Bangun etika, moral, dan tata nilai. Yang mem­buat usaha seseorang tumbuh menjadi besar bukanlah inovasi dan teknologi, tetapi tata nilai positif yang di­pegang oleh seluruh orang dalam perusahaan dan ditela­dani dari pemimpin atau pendirinya. Bangunlah tata nilai, tentukan apa-apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun di perusahaan Anda.

  • Hidup Anda akan bermakna kalau hidup orang­-orang disekitar Anda juga bermakna. Buatlah hidup me­reka bermakna, bermartabat, dan sejahtera.



Dari Buku: Wirausaha Muda Mandiri Part 1: Kisah Inspiratif Anak Muda Mengalahkan Rasa Takut dan Bersahabat dengan Ketidakpastian, Menjadi Wirausaha Tangguh. Oleh: Rhenald Kasali Penerbit: Gramedia.

No comments: