Wednesday, June 6, 2012

Bayu Reksa Nugraha, Pemilik Babana Crispy: Quantum Leap

Hidup Bayu diawali dengan kenakalan masa kanak-kanak. Toh kenakalan itu malah berbuah jiwa wiraswasta  yang kuat. Usahanya maju berkat jiwa wirausahanya dan meneruskan usaha orang tuanya. Kini usahanya sudah menjadi dua grup besar, bidang pendidikan di Ganesha Group dan usaha kontraktor dan makan di Rexa Group. Kiprahnya pun sampai ke-9 kota di Indonesia.



BERDAGANG SEJAK  SD

BAYU REKSA NUGRAHA lahir di Tasikmalaya pada 23 Mei 1987. Hobinya menyanyi dan memancing. Ia menempuh pendidikan di SDN Padjajaran Tasikmalaya, kemudian ke SMP Tarbiyatul Mua’allimim Al-Islamiah Ponpes Walisongo Ngabar Ponorogo, lalu pindah ke pulau Kalimantan di SMKN 5 Samarinda dan selanjutnya Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman di Kalimantan Timur.

"Sejak SD, orangtua saya selalu mengajari saya untuk hidup berhemat, walaupun terkadang menurut saya teramat pelit. Untuk jajan di sekolah saya harus benar-benar menahan diri, karena jatah uang yang ada harus cukup selama seminggu. Namun kerasnya didikan orang tua saya ini ternyata ada hikmahnya," kiaah Bayu. Sejak saat itu ia berpikir untuk bisa mendapatkan uang agar cukup untuk jajan di Kantin Caranya, uang yang ada dibelikan jambu tetangga sebelahk sekolah kemudian dijual kepada teman-teman. Jambunya mania, karena itu dagangannya laku keras, dan ia dapat mengisi pundit-pundinya. Tak  selesai di situ, jiwa dagangnya pun kembali bergejolak hingga ia giat berjualan benda-benda lain seperti gambar tempel dan kertas mewarnai. Bayu pun senang menikmati uang hasil jualannya sendiri.

Orangtua Bayu kebetulan seorang wirausahawan di bidang jasa pendidikan, dengan nama badan usaha Ganesha Group. Ia memiliki usaha orangtuanya itu. Setiap hari sepulang sekolah, ia membantu kantor perusahaan orangtuanya itu, sekaligus belajar. "Lama-lama saya pun resmi menjadi karyawan di kantor ayah saya, sebagai staf yang mengurus penempatan kerja bagi para siswa yang telah selesai belajar," ujar Bayu.

Sejak bergabung sebagai karyawan di peru­sahaan orang tua, perubahan besar terjadi dalam hidup Bayu, ia mengaku. Bekerja membuatnya harus selalu mengasah otak, menemukan ino­vasi, dan berpikir kreatif. Apalagi ia kemudian ditempatkan menjadi kepala bidang marketing. Hal itu meyakinkan dirinya bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Pola pikirlah yang membatasi seseorang untuk sukses. "Memang Tuhan tidak akan mengubah seseorang, kecuali seseorang itu mau mengubah dirinya sendiri," katanya bijak.



Sejak bergabung sebagai karyawan diperusahaan orang tua perubahan besar terjadi dalam hidup Bayu.



BANANA CRISPY

Setelah berbenti bekerja untuk menghadapi ujian nasional, Bayu bergabung lagi di Ganesha Group. Perusahaan wariaan orang tua­ saat itu sudah bergerak di bidang jasa pendidikan seperti kursus mengemudi mobil, komputer, bahasa Inggria, serta Ganesha College yang menjalankan program setara diploma. Kali ini Bayu ditempat­kan sebagai customer service merangkap bagian marketing.

Saat itu jiwa usaha Bayu mulai tumbuh. Kebetulan di kantornya ada sebuah ruang kantin untuk karyawan dan siawa-siawa yang sudah lama tidak digunakan. "Naluri bisnis saya kembali muncul. Lima puluhan karyawan ditambah lima ratusan siawa kursus setiap hari beraktivitas di tempat ini. Inilah peluang bisnis yang sangat bagus, pikir saya waktu itu," kisah Bayu. Bermodal kompor bekas dan uang 81.000, ia memulai bisnisnya.

Pertama-tama ia berjualan es teh manis, kopi, dan piaang goreng. Dalam sebulan, modal Rp 81.000 berkembang menjadi ratusan ribu. keuntungan itu ia gunakan untuk membeli kompor gas. Seorang karyawan membisikkan kepadanya bahwa piaang goreng buatannya enak. "Saga pun berinovasi. Melalui beberapa eksperimen, Akhirnya terciptalah banana criapy," ungkap Bayu.





BIODATA

BAYU REKSA NUGRAHA

Tasikmalaya, 23 Mei 1987

Email: bayureksanugraha@yahoo.com

PENDIDIKAN:

2005 -2006 D1 Programer & Tekniai Komputer, Ghanesa Col­lege Samarinda

NAMA USAHA:

Banana Criapy (Kuliner)

Alamat: A Awang Long No. 24, Samarinda, Kalimantan Timur

HP: 081347191169

PENGHARGAAN:

2008 Finalia Wirausaha Muda Mandiri



Dagangannya laris manis terjual di kantin kantor itu. Untuk memperluas segmen pasar, Bayu membuat gerobak kayu sederhana digunakan untuk berjualan Banana Crispy di halaman parkir kantor. Hasilnya sungguh luar biasa, pisang goreng bikinannya itu laris manis. Tanpa mengganggu jadwal kerjanya di kantor, ia terus mengembangkan. usaha pribadinya ini agar lebih besar. Salah satu strateginya, membuka stan di pameran-pameran. Setiap ikut pameran, dagangannya selalu ludes terjual. Keuntungan dari setiap jualan disisihkan untuk membuat outlet baru. "Masalah baru tersolusikan, 'BERBISNIS TIDAK  HARUS MODAL BESAR," tandasnya.

Selain membuka outlet sendiri, Bayu juga menerapkan ppola kemitraan dengan cara bagi hasil. Dalam waktu sekitar empat bulan, Bababa Crispy sudah memiliki 9 outlet ditambah beberapa diversifikasi lainnya seperti sebuah outlet batagor bandung, sebuah outlet bubur ayam bandung, dan sebuah kantin di kampus Ganesha College.



LEMBAGA PENDIDIKAN WIRAUSAHA

Melihat keberhasilannya mengelola usaha, sang ayah tertarik membuka jurusan wirausaha muda di Ganesha College. Bayu dijadikan koordinator dalam merealisasikan LPWI (lembaga Pendidikan Wirausaha Indonesia). la bertanggung jawab membangun dari nol sampai lembaga baru ini terealiaasi. Setelah setahun dipersiapkan, ak­hirnya LPWI beroperasi. Programnya berupa program wirausaha 1 tahun yang aplikatif dan menggunakan tenaga pengajar yang kompeten, mulai dari pengusaha, kepala daerah, hingga kepala-kepala dinas dan para pimpinan perusa­haan swasta nasional.



Setiap ikut pameran, dagangannya slealu ludes terjual. Keuntungan dari setiap jualan disisihkan untuk membuat outlet baru. “Masalah baru tersolusikan 'BERBISNIS TIDAK  HARUS MODAL BESAR,"



REKSA GROUP

Selain mengelola perusahaan keluarga, seara perlahan-lahan Bayu merintis usaha pribadinya. Nama awal yang dipilihnya, REXA GROUP. Yang pertama kali menjadi perhatian Bayu adalah ketika ia mulai kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Di kampusnya ini terdapat kantin mahasisawa yang lumayan besar. Dari sekian kios yang ada hanya seorang mahasiswa yang berjualan.

"Iseng-iseng saya menyewa salah satu pojok di luar kios yang saya awali dengan sebuah gerobak. Hasilnya bagus. Dan saya pun kemudian menyewa kios," ujar Bayu. Berbeda dengan kios yang lain, ia mengeluarkan menu istimewa. Selain itu, seluruh karyawan kios dibekali dengan konsep pelayanan prima dan memakai seragam. Hal yang  berbeda inilah membuat kios Bayu jadi market leader di kantin. Setelah itu Bayu bisa menyewa satu ruangan (hall) kantin, dan menciptakan tempat nongkrong yang asyik buat mahasiswa.

Konsep­n pun ia sesuaikan dengan target segmennya, menjadi cafe dengan brand “Icon cafe" the absolute campus escapede.

Memasuki 2009 ini, Ganesha Group memiliki beberapa unit usaha antaranya LPK Ganesha yang telah menambah 3 cabang baru.

Sedangkan REXA Group berubah nama menjadi Reksa Group, dan isekarang memiliki usaha di antaranya PT. REKA (General Contractor, Supplier, Trading & Diatributor) dan Reksa Food (Banana Crispy, Rumah Makan Bandung Mang Kasep, Icon Cafe, Bakmi Tasik).

Dari tahun ke tahun, ia merintis berbagai usahanya dari bawah. Namun,  dengan ulet ia terus membuat lompatan-lompatan. Sepertinya tak kasatmata, namun membuahkan hasil yang manis dan luar biasa. Semua itu resepnya sendiri, keinginannya untuk mengubah nasib diri sendiri.





Hukum Wirausaha #17

Kembangkan Intuisimu



Sebagian besar orang melihat dc­ngan pikirannya. Hanya sebagian kecil orang yang mampu melihat fakta dengan matanya sendiri dan menyaksi kan kebenaran.

-                    Rhenald Kasali



MASALAH TERBESAR BAGI kalangan terdidik dalam Menjadi wirausaha adalah terlalu intensnya cara berpikir formal logic (logika ilmiah) dalam mengambil keputusan. formal  Logic adalah cara berpikir yang dikembangkan ilmuwan untuk mendapatkan kebenaran ilmiah terhadap suatu hal. Cara ini sangat bagus untuk memutuskan tradiri berpikir berbasiskan mitos, namun untuk berbisnis perlu beberapa penyesuaian.

Dalam pendekatan formal logic, seseorang cenderung mengandalkan pikiran, melihat dunia dengan pikiran. Cara yang dikembangkan dalam tradisi ini adalah dengan mengumpulkan dan menguji data. Jadi segala, sesuatu dinilai dengan mengumpulkan dan mengolah data. Dengan semakin kompleksnya masyarakat, maka terjadilah spesialisasi-spesialiaasi, sehingga orang yang mengumpulkan data dan mengolah data bukanlah orang yang sama. Bahkan terdapat kecenderungan, kalangan berpendidikan mengambil peran sebagai pengolah data, sedangkan peran pengumpul data diderahkan pada mereka yang pendidikannya relatif lebih rendah.

Pendidikan bisa membuat Anda merasa "lebih", dan menuntut "lebih" sehingga menjadikan Anda sebagai orang yang bekerja di belakang meja, jauh dari fakta-fakta di lapangan. Anda bekerja dengan pikiran, bukan dengan mata dan kepekaan panca indera. Efek negatif yang terja­di, para ilmuwan menjadi steril dan kurang peka terhadap perubahan. Padahal keilmuwan seseorang ditentukan oleh kemampuannya menjembatani fakta dengan data, bukan dengan memisahkannya.

Untuk berhasil dalam berwirausaha Anda perlu memilih kemampuan berpikir strategic (dikembangkan dari pengetahuan) sekaligus kepekaan intuisi. seba­gai usahawan terdidik, Anda sudah memiliki yang per­tama, namun untuk meraih intuiai Anda perlu melatih dan mengembangkannya. Anda bisa mendapatkannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Tumbuh dari bawah. Jangan memulai usaha Anda dengan tumbuh dari atas. Sekalipun Anda menerima usaha sebagai warisan, tumbuhlah dari bawah, dari lapangan. Kuasai benar-benar keadaan di lapangan, kenali orang-orang yang berhubungan dengan bisnis Anda dari ujung tombaknya, akrabi masalah-masalah yang muncul, dan rasakan sendiri dengan panca indera dan perasaan-perasaan Anda bagaimana bekerja sebagai bawahan atau orang yang membantu perusahaan.

  • Perkaya pengalaman. Selain tumbuh dari bawah perluaslah wawasan pergaulan dan pengalaman, Dapatkan cara melihat dari berbagai perspektif dengan keahlian yang bervariasi, suka ataupun tidak suka. Poin dari pengalaman adalah melihat dan mengetahui, bukan melulu menjadi ahli dari bidang yang berbeda-beda. itu. Satu di antara yang Anda alami itu akan membentuk keahlian Anda, namun tidak semuanya.

  • Lepaskan ego, gengsi, rasa sok tahu, dan persepsi atas kekuasaan yang Anda miliki. Sekalipun Anda berpendidikan tinggi, saat memasuki dunia yang baru Anda harus memulainya kembali dari nol. Katakan­lah pada diri sendiri, "Saga siap belajar dan menerima pengalaman-pengalaman baru." Tak ada buruknya me­lepas semua atribut untuk menyerap dan memperkaya diri. Hanya orang-orang yang terbelenggu yang sulit untuk membuka pikirannya.

  • Bukalah mata, telinga, dan pikiran. Tangkaplah segala hal yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran Anda. Orang-orang yang terlalu pintar sulit menangkap sinyal­-sinyal dan gerakan-gerakan yang dikirim orang-orang, alam, atau benda-benda bergerak karena semua sudah ada tafsiran otomatianya. Tangkaplah apa yang tersirat seperti getaran-getaran emosi, bahasa tubuh, intonansi, warna, getaran, gerakan, dan simbol-simbol lainnya. Cari hubungan antara semua yang Anda lihat dengan tindakan-tindakan yang diambil orang-orang.

  • Bekerjalah dengan emosi, namun kendali­kan emosi Anda saat bekerja dan memimpin. Dengan menghidupkan simpul-simpul emosi, Anda bekerja de­ngan hati. Namun emosi yang berlebihan dapat merusak hidup Anda. Perkayalah dengan pengetahuan untuk mengendalikan simpul-simpul itu dalam bekerja.

  • Latih intuisi setelah memiliki usaha yang besar dengan tidak memutus jalinan Anda dengan keadaan di lapangan. Asah terus dengan menghabiskan sekitar 25% waktu Anda pada apa yang Anda lihat sendiri, berada di tengah-tengah persoalan dan menangkap getaran-getarannya.

  • Uji setiap data yang Anda miliki dengan informasi lapangan. Terlalu percaya pada data bisa membuat - Anda kehilangan pijakan.Terlalu percaya pada intuisi dapat membuat Anda kehilangan kepercayaan. Jadi gunakan kedua-duanya agar Anda tidak tersesat.

  • Biasakan membuat keputusan. Untuk melatih in­tuisi, Anda harus mulai berani mengambil keputusan sedari muda. Sebab dengan mengambil keputusan, Anda akan mengerti dan merasakan sendiri akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang Anda buat. Perhatikan dan dengarlah umpan balik serta reaksi-reaksi yang muncul, baik yang ter­lihat kasatmata, samar-samar, maupun tersembunyi di balik perasaan orang-orang.

  •  Jangan takut mengoreksi keputusan yang Anda buat, kalau jalan yang Anda ambil ternyata salah. Biasakan­lah bereksperimen dengan beberapa cara, apakah cara langsung ataupun tidak langsung dalam melakukan treat­ment-treatment tertentu.



Dari Buku: Wirausaha Muda Mandiri Part 1: Kisah Inspiratif Anak Muda Mengalahkan Rasa Takut dan Bersahabat dengan Ketidakpastian, Menjadi Wirausaha Tangguh. Oleh: Rhenald Kasali Penerbit: Gramedia.

No comments: