Wednesday, March 13, 2013

Triwoko, Sukses Membangun Kerajaan Bisnis dengan Berpegang pada Falsafah Memberi dan Melayani

Berbekal pengalaman bekerja di berbagai

perusahaan, Bambang Triwoko memantapkan diri

terjun dalam dunia entrepreneurship. Walaupun

saat mengundurkan diri pada pertengahan 2002,

bisa dibilang jabatan dan penghasilannya sebagai

karyawan cukup tinggi, namun panggilan jiwanya

untuk menjadi entrepreneur tidak tertahankan lagi.

Setelah lima tahun berbisnis, saat ini Bambang

berhasil mengembangkan kerajaan bisnisnya menjadi

beberapa jenis usaha. Di antaranya adalah Betiga

Klaten, Asrama Putri Betiga, Classy Tent, Refillo

 

Jakarta, Transtek Trimitra, dan Taman Gondosuli.

Betiga Klaten merupakan sub distributor semua

produk AQUA, Danone, dan sub agen LPG kemasan

12 kg dan Pertamina, dengan wilayah pemasaran

Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Betiga Klaten

melayani pembelian grosir maupun eceran dengan

harga yang kompetitif. Semua pembelian produk

diantar sampai lokasi pembeli di seluruh wilayah

Kabupaten Klaten tanpa biaya tambahan alias gratis.

Sementara itu, Asrama Putri Betiga menyediakan

 

jasa pemondokan khusus putri dengan

kapasitas 43 kamar di 3 lokasi yang saling

berdekatan di daerah Pringwulung, Condong Catur,

Yogyakarta. Lokasi pondokan tersebut cukup

strategis, berjarak cukup dekat dengan Universitas

Atmajaya, Sanata Dharma, UNY, UPN, AKS

Tarakanita, AMPTA, dan perguruan tinggi lainnya.

Setiap kamar sudah dilengkapi dengan tempat tidur,

lemari pakaian, dan meja belajar. Tersedia fasilitas

dapur, ruang tamu, garasi sepeda motor, dan taman.

Sedangkan Classy Tents bergerak di bidang

jasa penyewaan tenda dekorasi di wilayah

Jabodetabek. Jenis-jenis tenda yang tersedia

antara lain tenda flat, tenda canopy, tenda

kerucut, dan tenda hall. Classy Tent juga

menyewakan alas papan, panggung, rigging stage,

air conditioning, sound system, lighting set, florist,

dan mini garden, dan segala keperluan dekorasi

ruangan. Classy Tent didirikan pada 1 April 2003,

dua bulan lebih awal dari Betiga Klaten yang berdiri

 

pada 2 Juni 2003.

Ownership Classy Tent merupakan gabungan

unik persahabatan di antara partner yang terdiri

dari delapan orang. Setting awal bisnis ini adalah

sebagai wadah mitra bisnis, atau partner agar

selalu dapat bersilaturahmi di masa pensiun,

korporasi ini lebih menitikberatkan pada aspek

ikatan kekelurgaan di antara partner.

Mayoritas partner masih aktif berkarya sebagai

karyawan di perusahaan, dan menduduki jabatan

manajerial sehingga praktis waktu untuk mengelola

bisnis Classy Tent terbatas. Amanah pengelolaan

bisnis diberikan kepada dua orang partner, salah

satunya adalah Bambang.

Laju tumbuh bisnis penyewaan tenda ini cukup

bagus. Perusahaan sudah bisa menghasilkan

keuntungan sejak awal berdiri. Hal ini didukung

faktor tingkat persaingan yang belum begitu tajam.

Ada beberapa hambatan yang dihadapi Bambang

 

dalam menjalankan bisnis ini. Hambatan

tersebut di antaranya pengambilan keputusan

kebijakan strategis yang kurang cepat, karena

harus mempertahankan aspek persetujuan dan

partner yang lain. Terlebih apabila harus mengambil

keputusan kategori investasi, dampak yang

dirasakan adalah banyaknya peluang yang terlewatkan.

Keterbatasan waktu adalah faktor yang kurang

menguntungkan berikutnya dalam usaha

pengembangan perusahaan. Di samping itu, ada

juga perbedaan corporate culture dan mindset dari

 

pengelola bisnis.

Meskipun banyak hambatan yang dihadapi, laju

tumbuh Classy Tent boleh dibilang cukup

spektakuler. Total aset menjadi empat kali lipat bila

dibandingkan tahun pertama bisnis ini didirikan. Net

worth yang dihasilkan ternyata juga mengalami

kenaikan rata-rata 20% per tahun. Hebatnya lagi,

akumulasi laba yang dihasilkan selalu digunakan

untuk re-investasi perlengkapan tenda.

Bambang juga membuka bisnis Refillo Jakarta

yang melayani jasa isi ulang tinta printer laser, dan

inkjet di wilayah Jakarta Selatan. Bisnis dalam

bidang ini semuanya telah diserahkan kepada karyawan.

Melalui PT Transtek Trimitra, Bambang

mengepakkan sayap bisnisnya dalam bidang

konstruksi renovasi gedung, jalan dan jembatan,

elektrikal dan mekanikal, pelatihan SDM, dan

sertiflkasi spesialis welding.

Berkolaborasi dengan keluarga, Bambang juga

mendirikan bisnis Taman Gondosuli yang

menyediakan aneka tanaman hias berkualitas,

indoor maupun outdoor. Taman Gondosuli

menyajikan tanaman hias dengan kemasan yang

artistik dan unik yang berlokasi di daerah Klaten.

Setelah menggeluti beberapa bisnis sekaligus

dalam waktu 5 tahun terakhir, tampak benang

merah perbedaan fundamental bisnis yang

berdampak pada laju pertumbuhan korporasi.

Korporasi bisnis distribusi Betiga Klaten dan Real

Estat (asrama putri, rumah sewa) Betiga Yogya,

 

sebagai flag carrier bisnisnya, kini menunjukkan

laju tumbuh yang signifikan. Korporasi ini 100%

modalnya dimiliki keluarga serta dikelola sendiri

secara langsung, sehingga kecepatan dalam

mengambil keputusan penting dapat dilaksanakan setiap saat.

Terlebih Bambang telah menentukan falsafah

dan budaya bisnis yang pas. Hal ini berdampak pada

akselerasi laju tumbuh perusahaan sehingga roh

bisnis terasa sekali auranya. Setiap kali mengalami

problem bisnis yang serius dapat cepat ‘exit’

bahkan setiap problem tersebut nyaris selalu

menjadi pertanda leverage korporasi, ungkap

Bambang dengan semangat.

Bahkan, untuk menghindari comfort zone bisnis,

 

Bambang terkadang justru menciptakan

problem positif di perusahaan, misalnya menambah

investasi armada distribusi. Dengan bertambahnya

armada distribusi, otomatis adrenalin dipacu agar

armada tidak mengalami idle capacity.

Untuk Real Estate, problem positif yang diciptakan

 

berupa renovasi properti yang memerlukan

dana tidak sedikit sehingga kreativitas muncul

dalam mencari sumber pendanaan renovasi. Tentu

saja, Bambang tetap fokus terhadap kepuasan

stakeholders, dan kualitas pelayanan yang selalu

lebih baik. Sering kali kebijakan bisnis tersebut

melanggar kelaziman pakem berbisnis, baik dari sisi

marketing, teknis operasional, finance maupun SDM.

Kadangkala Bambang mengambil kebijakan yang

tidak lazim. Salah satu contohnya adalah

 

menghibahkan 40% saham perusahaan Betiga

Klaten kepada koperasi karyawan Betiga Klaten

pada 2010. Kebijakan lain yang keluar pakem,

setelah salah satu perusahaan yang akan dijadikan

andalan hidup ternyata bangkrut dan ditutup pada

2003. Bambang mendirikan Betiga Klaten dan

mengambil kebijakan untuk membagikan profit

setiap bulan kepada karyawan, dengan persentase

sama besar dengan persentasenya sebagai pemilik

perusahaan.

 

Sampai saat ini, Bambang selalu konsisten

dengan kebijakan tersebut, meskipun korporasi sudah

berkembang pesat. Satu hal yang selalu mewarnai

passion Bambang dalam berbisnis adalah selalu

berbisnis dengan hati, selalu bersyukur dan ikhlas

setiap saat. Justru dengan semangat tersebut,

aktivitas operasional bisnis bisa berjalan dengan

optimal. Sistem pendelegasian wewenang

bisa berjalan dengan mulus. Pembelajaran alih

pengelolaan perusahaan kepada karyawan sebagai

mitra kerja juga mulai menghasilkan sinergi bisnis yang bagus.

Bambang merasakan betapa dia mendapatkan

anugerah dan kenikmatan yang luar biasa ketika

menerapkan falsafah 2 M (Memberi dan Melayani).

Falsafah tersebut selalu diterapkannya, baik dalam

kehidupan bisnis, keluarga, maupun bermasyarakat.

Dia pun merasakan kenikmatan yang luar biasa dalam berkarya.

Penerapan falsafah memberi dan melayani

dalam berbisnis, dilakukan Bambang dengan

mengelola SDM yang bervisi entrepreneurship. Hal

ini diyakininya akan menjadikan bisnis semakin

mengkilap sepanjang waktu.

Bambang juga selalu berusaha menerapkan

positive feeling dalam setiap jengkal kehidupannya.

Fakta kehidupan pribadi yang Bambang rasakan

juga merupakan wujud positive feeling yang

dijalankan setiap saat, yakni menjadikan relasi

suami-istri dalam kondisi saling memberi dan

melayani, saling menghormati dan saling mendukung

dalam setiap karya pengabdian kepada masyarakat.

Dia menjelaskan bahwa sering kali hanya positive

feeling-lah yang mampu merasakan keindahan serta

keajaiban spirit memberi dan melayani ini.

Positive feeling juga menghasilkan relasi dengan

 

anak-anak tercinta selalu dalam kondisi yang

menakjubkan. Komunikasi yang terjalin akrab dan

mengalir seperti yang diharapkan menjadikan proses

belajar anak-anak di sekolah dan pembelajaran di

rumah berjalan dengan baik.

Bambang menyadari betapa pentingnya arti

 

sebuah perjalanan hidup. Bambang percaya bahwa

Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi

kemampuan hamba-Nya. Kesempatan untuk

menjadi manusia yang berguna selalu terbuka

lebar, yakni dengan selalu berdoa dan berusaha

menjadi balk. Sambil belajar mengatasi problem

kehidupan, Bambang justru mencoba merekrut

karyawan dengan berbagai latar belakang stigma

negatif masyarakat, ada pemabuk, penjudi, drop

out sekolah, dan sebagainya.

Ternyata, kinerja yang mereka hasilkan sungguh dahsyat.

 

Kuncinya dengan memberi mereka

kesempatan dan kepercayaan, serta diperlakukan

sebagal manusia yang bermartabat. Memang

terkadang masih terjadi hal-hal kecil yang menjadi

kebiasaan lama mereka, namun hebatnya justru

rekan sejawat mereka sendiri yang saling

mengingatkan agar kembali ke hal-hal yang balk.

Ada satu nasihat almarhum ayahnya yang

sampal kini masih selalu terngiang di telinga

Bambang “Sing podho rukun,” pesan ayahnya untuk

selalu menjaga kerukunan. Satu kalimat yang begitu

singkat bermakna cukup dalam. Ayahnya pun

memberi contoh tindakan konkret, antara lain

dengan membantu mengatasi masalah keuangan

yang dihadapi adik-adiknya, tulus, dan tanpa

pamrih sedikit pun. Menjadi orangtua asuh

keponakan yang kurang mampu agar dapat

bersekolah, dan mencarikan pekerjaan untuk anak

tetangga yang drop out sekolah dan sebagainya.

Yang membuat Bambang kagum dan terharu

 

adalah ayahnya bukanlah seorang miliarder. Ayah

Bambang berprofesi sebagai guru pegawai negeri,

yang tidak neko-neko dan jujur. Untuk biaya hidup

sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya pun

sering kali pinjam sana sini untuk menutupi negatif

cash flow-nya.

Ketika anak-anaknya meminta agar keperluan

keluarga sendiri diutamakan dan menunda dulu

urusan membantu orang lain (meskipun masih

keluarga), ayahnya menjawab, orang tersebut

lebih memerlukan dari pada kita, tidak ada salahnya

kita membantu orang lain, bapak juga tahu kita

sedang kesulitan finansial. Percayalah, setiap kali

kita membantu orang lain, Tuhan akan selalu

memberi kemudahan dalam karya-karya kita.

Jawaban dan falsafah hidup ayahnya tersebut

dipakai sebagai way of life Bambang hingga kini.

Falsafah tersebut begitu dahsyat merasuk dalam

sendi-sendi kehidupannya sehingga dalam setiap

langkah bisnis, dia selalu berprinsip memberi dan

melayani.

Saat ini, Bambang masih memiliki beberapa

impian. Di antaranya adalah menghibahkan 40%

saham perusahaan dan menyerahkan pengelolaan

Betiga Klaten kepada koperasi karyawan Betiga

pada 2010. Ketika pensiun pada 23 Desember 2010

nanti, dia menargetkan mempunyai pasif income

lima kali biaya hidup, mempunyai mobil baru Honda

Accord tahun produksi 2010, dan menikmati masa

pensiunnya dengan berwisata ke luar negeri

bersama sang istri tercinta.

 

Dari Buku: Rahasia Jadi Entrepreneur Muda – Kumpulan kisah para pengusaha muda yang sukses berbisnis dari nol, Penulis: Faif Yusuf, Penerbit: DAR! Mizan

No comments: