Wednesday, March 13, 2013

Berbekal Fokus Menjalani Usaha, Try Atmojo Melejit Lewat Bisnis Distro ‘Raxzel’

Bisnis yang berhubungan dengan anak muda

memang tidak akan pernah mati. Tren anak muda

yang ingin tampil beda dan anti kemapanan akan

terus hidup dan berkembang. Kecenderungan itulah

yang dimanfaatkan para pebisnis distro untuk

meraih keuntungan.

Logika yang dipakai dalam bisnis ini memang

berbeda dengan logika bisnis lainnya. Kalau dalam

bidang fesyen lainnya, harga jual dikaitkan dengan

harga bahan baku, desain, teknik produksi, tingkat

kesulitan dalam menjahit, dan sebagainya, dalam

 

bisnis distro, semua logika itu seakan tidak dipakai.

Bayangkan saja, sebuah kaus dengan desain

minimalis dan harga pokok yang sangat minim pun

bisa dijual dengan harga selangit dan laku keras. Di

situlah misteri value yang membuat para anak

muda ini begitu gandrung dengan gaya

anti-kemapanan ini. ‘Serangan’ bisnis distro ini

bahkan telah membuat perusahaan garmen sejenis

kalang kabut dalam menghadapinya. Distro-distro

telah menggerogoti sebagian pasar mereka.

Potensi pasar yang amat segmented dan unik

ituiah yang ditangkap oleh Try Atmojo dalam

mengembangkan bisnisnya. Bermula dari

kebiasaannya untuk selalu tampil gaul, Try Atmojo

mencurahkan seluruh potensinya untuk

membesarkan bisnis distro yang khusus membidik

para kawula muda ini.

Saat ini Try Atmojo mengelola empat distro,

semuanya berlokasi di daerah Tangerang. Nama

yang dipakainya adalah 21 District dan Zero Label.

Salah satu outlet distronya yang bernama Zero

Label bahkan menempati lokasi strategis di

21-Junction UG#135 Supermall Karawaci Tangerang.

Selain menjadi agen untuk beberapa merek

produk distro kelas atas seperti Eat, Cuvai,

Skaters, dan Slack Id, Try Atmojo juga mempunyai

merek sendiri yang eksklusif karena hanya

dipasarkan di jaringan distronya. Berbagai produk

seperti t-shirt dan topi dengan merek Raxzel

(www.raxzel.com) yang diciptakannya kini telah

dikenal dan digemari para penggemar distro.

 

Kelebihan dari pasar distro adalah konsumen

tidak terlalu sensitif dengan harga. Asal produknya

unik dan bagus, mereka mau mengeluarkan berapa

pun untuk membelinya. Inilah yang membuat bisnis

ini cepat membuat kaya para pemainnya. Try

Atmojo sendiri sangat menikmati hasil dari bisnis ini.

Omzetnya terus meningkat dari waktu ke waktu.

Apalagi dia selalu melakukan inovasi produk yang

membuat para konsumen tertarik untuk

membelanjakan uangnya kembali.

Ibarat anak panah yang melesat dari busurnya,

begitulah yang tenjadi dengan bisnis distro yang

dikelola Try Atmojo saat ini. Walaupun kelihatannya

anak panah tersebut bisa melaju dengan kencang,

dalam penjalanannya anak panah tersebut selalu

bergesekan dengan angin. Gesekan dengan angin ini

bisa diibaratkan sebagai masalah atau hambatan

yang muncul di tengah jalan.

Selama menjalankan bisnis ini, Try Atmojo

mengakui banyak masalah sekaligus tantangan yang

harus dia dihadapi. Dia yakin semua pebisnis pun

pasti mengalaminya. Berdasarkan pengalamannya

selama ini, Try menyimpulkan bahwa semua masalah

yang muncul bisa dibagi menjadi dua, yaitu masalah

eksternal, yang timbul di luar kontrol kita, dan

masalah internal yang disebabkan oleh diri kita sendiri.

Yang pasti, semua solusi akan kembali kepada

diri kita, berat atau ringannya masalah tersebut

tergantung dari cara pandang kita. “Masalah justru

akan menjadikan kita tahan banting. Yang penting

 

bagaimana kita tetap fokus pada solusi dan bukan

pada masalahnya, tutur pria yang juga mempunyai

bisnis Chika Ponsel ini.

Dunia bisnis bagi Try Atmojo merupakan dunia

yang menantang. Setiap hari dia merasa mengalami

ketidakpastian seperti main game. Apalagi ketika

sedang menyiapkan cabang baru. Semua serba

belum pasti. Mulai dari belum pasti ramai, belum

pasti untung, belum pasti balik modal, dan belum

pasti lainnya.

Walaupun begitu, ketidakpastian tersebut bisa

diminimalisasi dengan berbagai persiapan yang

memadai. Mulai dari persiapan tempat, interior, stok

barang, dealing bersama supplier, rekrutmen SDM,

dan sebagainya. Seiring dengan pengalaman yang

semakin banyak, tentu saja hal itu akan menjadi

lebih mudah dan risiko kegagalan bisa dikurangi.

Try Atmojo mempunyai satu resep yang ampuh

untuk menghilangkan rasa takut akan ketidakpastian

 

tersebut. Dia selalu berusaha fokus pada apa

yang dia inginkan. Kedengarannya memang

sangat sederhana, tetapi ternyata resep tersebut

cukup jitu untuk mengalahkan rasa takut

atau keraguannya. Try Atmojo sering

mengatakan kepada diri sendiri, baik secara lisan

 

maupun dalam hati, apa yang sebetulnya

benar-benar dia inginkan, bukan apa yang tidak dia

inginkan. Dengan begitu otak bawah sadar pun

akan otomatis merespons dengan tindakan, atau

aktivitas yang mendukung ke arah apa yang dia inginkan.

Try Atmojo juga memaparkan bahwa hal penting yang

 

sering kita lupakan adalah kadang karena

kita terlalu sibuk dengan setumpuk rutinitas, hingga

melupakan tujuan akhir. Salah satu prinsip dalam

time management adalah bagaimana melakukan

aktivitas dengan efektif dan efisien. Tapi bagaimana

mungkin bisa efektif, kalau kita sendiri tidak tahu

tujuan dan aktivitas yang kita lakukan. Lebih celaka

lagi, jika kita tidak tahu sudah sejauh mana kita

berjalan, berapa kecepatannya, dan apakah kita

sudah menuju ke arah tujuan kita.

iadi antara aktivitas dan tujuan harus selalu

terpadu (integrated), pada jalur yang sama, hingga

berakhir pada tujuan yang sama pula, papar pria

yang juga bermain di properti ini.

Try Atmojo meyakini bahwa semua manusia

yang lahir di dunia ini sudah membawa satu aset

yang sangat berharga, yaitu waktu. Sekarang

tinggal cara kita memanfaatkannya untuk menuju

ke arah tujuan hidup kita. Sebagai manusia kita

tidak dapat memundurkan waktu, kita juga tidak

mungkin untuk mengulangnya. Yang bisa kita

lakukan adalah bagaimana kita bisa

memanfaatkannya seefektif mungkin.

jika kita ingin belajar sesuatu hal, pastikan

 

kita bertanya atau belajar pada orang yang pernah

mengalaminya, tutur pria yang selalu tampil gaul

ini. Mau ahli main golf, misalnya, tentu kita belajar

kepada orang yang ahli dalam bermain golf. Dengan

begitu, kemungkinan berhasil akan lebih cepat,

dibanding kalau belajar kepada orang yang belum

berpengalaman atau bukan ahlinya.

Begitu pun dalam bidang bisnis. Jika kita ingin

berbisnis dalam bidang tertentu, maka belajarlah

kepada orang yang terbukti sudah berhasil dalam

bisnis tersebut. Model pembelajarannya bisa dengan

cara bekerjasama dengan yang terbaik.

Lihatlah di sekeliling Anda, adakah orang-orang

yang menurut Anda paling berhasil di bidang yang

ingin Anda tekuni. Ajak mereka makan siang dan

galilah ilmu mereka, ungkap Try Atmojo

menjelaskan triknya.

Sebagai pengusaha, Try meyakini bahwa setiap

hari sebetulnya kita semua bertemu banyak

peluang. Orang yang hari ini kita temui mungkin

membawa peluang. Bus yang kita tumpangi, juga

membawa peluang. Beras mahal yang terjadi saat

ini, juga membawa peluang. Semua kejadian

random menciptakan banyak peluang. Orang-orang

tertentu ternyata lebih mampu menarik keuntungan

dan peluang itu. Semua itu tergantung dari cara

kita memandang kejadian tersebut.

 

Sama dengan istilah krisis, yang artinya bahaya

plus peluang, hanya orang-orang yang beruntung

 

yang dapat memanfaatkannya. Banyak

contoh kejadian yang telah kita saksikan. Krisis

ekonomi 1997 telah membawa mayoritas perusahaan dan

 

banyak orang pada situasi keterpurukan. Namun, ada

 

minoritas orang yang mengambil peluang pada saat tersebut,

 

dan terbukti sampai hari ini mereka luar biasa sukses.

Try Atmojo termasuk orang yang percaya bahwa

 

setiap manusia bisa meningkatkan

keberuntungannya. Dia juga menjelaskan bahwa

dengan kecerdasan aspirasi, kita menjadi peka

terhadap semua hal yang membantu terwujudnya

impian kita. Dengan kecerdasan spiritual kita yakin

bahwa kejadian yang tampak random itu

sebenarnya bukanlah random sehingga kita yakin

bahwa ask (doa) menjadi penting untuk menarik

keberuntungan. Sedekah menjadi penting untuk

menarik keberuntungan. Berbuat baik juga menjadi

penting untuk menarik keberuntungan. Dengan

kecerdasan emosi pula, kita mau menindaklanjuti

berbagai peluang yang terbuka. Kreativitas dan

kecerdasan intelektual juga membuat kita mampu

mengatasi problem-problem yang muncul dalam

setiap jengkal perjalanan.

keberuntungan itu seperti bermain sepak

bola kata pria kelahiran Yogyakarta ini. Dalam

bermain sepak bola, kita mempunyai tujuan yang

 

jelas, yaitu mencetak gol. Lalu sebagai pemain, kita

harus terus bergerak mencari posisi yang

menguntungkan. Suatu ketika bola mungkin akan

lewat di depan kita. Ini namanya keberuntungan.

Kita tendang bola tersebut, dan bisa jadi belum gol.

Lalu, kita berlari-lari lagi mencari posisi dan

menyiasati gerakan lawan. Ada saat di mana bola

melintas lagi di depan kita. Kita tendang bola

tersebut, dan akhirnya bisa gol juga.

Kalau kita mempunyai cita-cita (aspirasi), punya

 

semangat dan keyakinan (spiritual), punya

ketabahan (emosi), punya siasat (power), dan

punya kemampuan menendang ala David Beckham

(intelektual), maka kondisi lapangan dan permainan

saat itu bisa mendatangkan keberuntungan bagi kita.

Dalam mengembangkan bisnisnya, Try Atmojo

selalu memanfaatkan faktor leverage sebagai daya

ungkit atau faktor kali. Dia berpikir bagaimana

menggunakan dan memaksimalkan daya ungkit

tersebut agar kinerja bisnisnya lebih efisien, namun

memberikan hasil yang optimal.

Try Atmojo mencatat ada beberapa jenis

leverage yang bisa digunakan, antara lain:

1. Other People’s Money (Uang Orang Lain).

Dalam beberapa bidang, kita sangat terbantu

dengan OPM ini. Bagaimana tidak, kalau kita

seorang pengusaha, untuk mengembangkan

bisnis (buka cabang, membeli kios atau ruko,

dan lainnya) kita akan sangat terbantu oleh

perbankan atau investor. Contoh lain

 

misalnya, jika kita punya webstore, sangat

mungkin si pelanggan bayar lunas dulu, baru

kita carikan barangnya untuk segera kita kirim;

2. Other People’s Experience (Pengalaman Orang

Lain). Dalam menjalankan bisnis, akan jauh

lebih cepat akselerasinya apabila kita belajar

kepada orang lain yang sudah terbukti sukses

di bidang tersebut. Mungkin tidak harus belajar

atau ketemu langsung, kita bisa dengan

belajar melalui buku-buku atau sharing

pengalamannya. Hal ini akan sangat

menghemat waktu, dibandingkan jika harus

trial and error sendiri;

3. Other People’s Time (Waktu Orang Lain).

Tidak mungkin semua proses bisnis akan kita

tangani sendiri. Tim sangatlah penting, karena

ternyata masih banyak orang yang profesional

di bidangnya yang siap menjual waktu, skill,

dan pengetahuannya untuk membantu

mendongkrak bisnis kita;

4. Other People’s Idea (Ide Orang Lain). Peluang

dan ide bisa didapat dari mana saja, tapi

tahapan selanjutnya adalah seberapa cepat

ide tersebut dapat dieksekusi menjadi sebuah

bisnis yang menguntungkan;

5. Information Technology. Dunia terus bergerak

sangat cepat. Bagaimana kita memanfaatkan

kecanggihan alat-alat modern seperti ini? Saat

ini kita sangat bergantung pada produk IT ini,

mulai dari kalkulator, komputer dan

software-nya, e-mail, Internet, SMS gateway

 

dan sebagainya. Kita bisa memaksimalkan

teknologi ini untuk me-leverage bisnis kita,

karena dunia telah memasuki era baru. The

World is Flat & Borderless.

6. Media. Media bisa menjadi sarana yang paling

cepat dan instan untuk mendongkrak bisnis

kita, baik itu media cetak, elektronik, Internet,

maupun media lainnya. Sudah banyak bukti

yang menunjukkan betapa sebuah bisnis bisa

langsung melejit, begitu diekspos oleh media

massa. Yang terpenting dalam hal ini adalah

siapa yang kenal kita, bukan kita kenal siapa.

Setiap jenis bisnis tentu memiliki faktor kali

atau leverage yang berbeda. Yang jelas setiap

bisnis pasti ada faktor pengungkitnya.

Pertanyaannya adalah sudahkah kita menemukan

dan memaksimalkan faktor kali tersebut dalam bisnis

kita?

Tantangan terbesar Try Atmojo saat ini adalah

membuat bisnisnya tetap menguntungkan dan

berkembang, walaupun dia tidak banyak ikut

campur di dalamnya. Untuk mencapainya, Try mulai

menerapkan ilmu dari seorang business coach, Brad

Sugar. Mulai dari mastery, niche, leverage, team,

synergy, dan result. Try Atmojo yakin dengan

sistem yang telah dibangunnya saat ini,

keterlibatan dirinya akan semakin bisa berkurang.

Dengan begitu, dia bisa lebih leluasa untuk

jalan-jalan, ikut seminar, mencoba peluang baru,

atau melakukan kegiatan sosial.

Sistem bisnis yang dibangun Try Atmojo saat ini

 

sudah mampu menangani hal-hal yang sifatnya rutin

ataupun kemungkinan yang tak terduga. Yang pasti

 

semua hal yang bersifat rutinitas telah dia

delegasikan kepada karyawan.

Semua sistem dalam bisnis distro tersebut

dibangun Try Atmojo dengan sebaik-baiknya,

karena dia beranggapan bahwa sekecil apa pun

bisnis kita, harus tetap dikelola dengan profesional.

Akan lebih bagus jika pemilik lebih fokus pada

hal-hal yang lebih strategis, seperti masalah

pengembangan bisnis, atau menciptakan pasar

baru. Pemilik sebaiknya tidak lagi terjebak menjadi

pekerja atau manajer pada bisnisnya sendiri.

Fokus Try Atmojo saat ini adalah selalu

memperbaiki dan menyempurnakan sistem kerja

dalam bisnisnya. Berdasarkan pengalamannya,

ternyata masalah pengelolaan sumber daya

manusia menjadi salah satu hal yang paling unik dan

perlu kesabaran. Hal ini tidak mengherankan karena

para karyawan juga mempunyai emosi, tidak seperti

mesin, yang tinggal di set dengan program tertentu

langsung bisa jalan.

Setiap muncul masalah baru, bagi Try Atmojo

merupakan kesempatan baru untuk membuat sistem

yang lebih baik lagi sehingga ke depan tidak akan

terjadi masalah yang sama. Mengenai sistem yang

berhubungan dengan sumber daya manusia, dia

mencermati ternyata kuncinya ada pada bagaimana

menerapkan reward dan punishment yang adil dan

 

diterapkan secara konsisten.

Dengan perbaikan yang dilakukan secara

terus-menerus, Try Atmojo merasa bahwa dia telah

berada pada arah yang benar untuk meraih

impiannya. Dengan jaringan empat distro yang

dimilikinya saat ini, dan akan bertambah dengan

cabang distro berikutnya, Try Atmojo memang layak

mendapatkan julukan si Raja Distro dari Tangerang.

 

Dari Buku: Rahasia Jadi Entrepreneur Muda – Kumpulan kisah para pengusaha muda yang sukses berbisnis dari nol, Penulis: Faif Yusuf, Penerbit: DAR! Mizan

No comments: