Bisnis yang berhubungan dengan anak muda
memang tidak akan pernah mati. Tren anak muda
yang ingin tampil beda dan anti kemapanan akan
terus hidup dan berkembang. Kecenderungan itulah
yang dimanfaatkan para pebisnis distro untuk
meraih keuntungan.
Logika yang dipakai dalam bisnis ini memang
berbeda dengan logika bisnis lainnya. Kalau dalam
bidang fesyen lainnya, harga jual dikaitkan dengan
harga bahan baku, desain, teknik produksi, tingkat
kesulitan dalam menjahit, dan sebagainya, dalam
bisnis distro, semua logika itu seakan tidak dipakai.
Bayangkan saja, sebuah kaus dengan desain
minimalis dan harga pokok yang sangat minim pun
bisa dijual dengan harga selangit dan laku keras. Di
situlah misteri value yang membuat para anak
muda ini begitu gandrung dengan gaya
anti-kemapanan ini. ‘Serangan’ bisnis distro ini
bahkan telah membuat perusahaan garmen sejenis
kalang kabut dalam menghadapinya. Distro-distro
telah menggerogoti sebagian pasar mereka.
Potensi pasar yang amat segmented dan unik
ituiah yang ditangkap oleh Try Atmojo dalam
mengembangkan bisnisnya. Bermula dari
kebiasaannya untuk selalu tampil gaul, Try Atmojo
mencurahkan seluruh potensinya untuk
membesarkan bisnis distro yang khusus membidik
para kawula muda ini.
Saat ini Try Atmojo mengelola empat distro,
semuanya berlokasi di daerah Tangerang. Nama
yang dipakainya adalah 21 District dan Zero Label.
Salah satu outlet distronya yang bernama Zero
Label bahkan menempati lokasi strategis di
21-Junction UG#135 Supermall Karawaci Tangerang.
Selain menjadi agen untuk beberapa merek
produk distro kelas atas seperti Eat, Cuvai,
Skaters, dan Slack Id, Try Atmojo juga mempunyai
merek sendiri yang eksklusif karena hanya
dipasarkan di jaringan distronya. Berbagai produk
seperti t-shirt dan topi dengan merek Raxzel
(www.raxzel.com) yang diciptakannya kini telah
dikenal dan digemari para penggemar distro.
Kelebihan dari pasar distro adalah konsumen
tidak terlalu sensitif dengan harga. Asal produknya
unik dan bagus, mereka mau mengeluarkan berapa
pun untuk membelinya. Inilah yang membuat bisnis
ini cepat membuat kaya para pemainnya. Try
Atmojo sendiri sangat menikmati hasil dari bisnis ini.
Omzetnya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Apalagi dia selalu melakukan inovasi produk yang
membuat para konsumen tertarik untuk
membelanjakan uangnya kembali.
Ibarat anak panah yang melesat dari busurnya,
begitulah yang tenjadi dengan bisnis distro yang
dikelola Try Atmojo saat ini. Walaupun kelihatannya
anak panah tersebut bisa melaju dengan kencang,
dalam penjalanannya anak panah tersebut selalu
bergesekan dengan angin. Gesekan dengan angin ini
bisa diibaratkan sebagai masalah atau hambatan
yang muncul di tengah jalan.
Selama menjalankan bisnis ini, Try Atmojo
mengakui banyak masalah sekaligus tantangan yang
harus dia dihadapi. Dia yakin semua pebisnis pun
pasti mengalaminya. Berdasarkan pengalamannya
selama ini, Try menyimpulkan bahwa semua masalah
yang muncul bisa dibagi menjadi dua, yaitu masalah
eksternal, yang timbul di luar kontrol kita, dan
masalah internal yang disebabkan oleh diri kita sendiri.
Yang pasti, semua solusi akan kembali kepada
diri kita, berat atau ringannya masalah tersebut
tergantung dari cara pandang kita. “Masalah justru
akan menjadikan kita tahan banting. Yang penting
bagaimana kita tetap fokus pada solusi dan bukan
pada masalahnya, tutur pria yang juga mempunyai
bisnis Chika Ponsel ini.
Dunia bisnis bagi Try Atmojo merupakan dunia
yang menantang. Setiap hari dia merasa mengalami
ketidakpastian seperti main game. Apalagi ketika
sedang menyiapkan cabang baru. Semua serba
belum pasti. Mulai dari belum pasti ramai, belum
pasti untung, belum pasti balik modal, dan belum
pasti lainnya.
Walaupun begitu, ketidakpastian tersebut bisa
diminimalisasi dengan berbagai persiapan yang
memadai. Mulai dari persiapan tempat, interior, stok
barang, dealing bersama supplier, rekrutmen SDM,
dan sebagainya. Seiring dengan pengalaman yang
semakin banyak, tentu saja hal itu akan menjadi
lebih mudah dan risiko kegagalan bisa dikurangi.
Try Atmojo mempunyai satu resep yang ampuh
untuk menghilangkan rasa takut akan ketidakpastian
tersebut. Dia selalu berusaha fokus pada apa
yang dia inginkan. Kedengarannya memang
sangat sederhana, tetapi ternyata resep tersebut
cukup jitu untuk mengalahkan rasa takut
atau keraguannya. Try Atmojo sering
mengatakan kepada diri sendiri, baik secara lisan
maupun dalam hati, apa yang sebetulnya
benar-benar dia inginkan, bukan apa yang tidak dia
inginkan. Dengan begitu otak bawah sadar pun
akan otomatis merespons dengan tindakan, atau
aktivitas yang mendukung ke arah apa yang dia inginkan.
Try Atmojo juga memaparkan bahwa hal penting yang
sering kita lupakan adalah kadang karena
kita terlalu sibuk dengan setumpuk rutinitas, hingga
melupakan tujuan akhir. Salah satu prinsip dalam
time management adalah bagaimana melakukan
aktivitas dengan efektif dan efisien. Tapi bagaimana
mungkin bisa efektif, kalau kita sendiri tidak tahu
tujuan dan aktivitas yang kita lakukan. Lebih celaka
lagi, jika kita tidak tahu sudah sejauh mana kita
berjalan, berapa kecepatannya, dan apakah kita
sudah menuju ke arah tujuan kita.
iadi antara aktivitas dan tujuan harus selalu
terpadu (integrated), pada jalur yang sama, hingga
berakhir pada tujuan yang sama pula, papar pria
yang juga bermain di properti ini.
Try Atmojo meyakini bahwa semua manusia
yang lahir di dunia ini sudah membawa satu aset
yang sangat berharga, yaitu waktu. Sekarang
tinggal cara kita memanfaatkannya untuk menuju
ke arah tujuan hidup kita. Sebagai manusia kita
tidak dapat memundurkan waktu, kita juga tidak
mungkin untuk mengulangnya. Yang bisa kita
lakukan adalah bagaimana kita bisa
memanfaatkannya seefektif mungkin.
jika kita ingin belajar sesuatu hal, pastikan
kita bertanya atau belajar pada orang yang pernah
mengalaminya, tutur pria yang selalu tampil gaul
ini. Mau ahli main golf, misalnya, tentu kita belajar
kepada orang yang ahli dalam bermain golf. Dengan
begitu, kemungkinan berhasil akan lebih cepat,
dibanding kalau belajar kepada orang yang belum
berpengalaman atau bukan ahlinya.
Begitu pun dalam bidang bisnis. Jika kita ingin
berbisnis dalam bidang tertentu, maka belajarlah
kepada orang yang terbukti sudah berhasil dalam
bisnis tersebut. Model pembelajarannya bisa dengan
cara bekerjasama dengan yang terbaik.
Lihatlah di sekeliling Anda, adakah orang-orang
yang menurut Anda paling berhasil di bidang yang
ingin Anda tekuni. Ajak mereka makan siang dan
galilah ilmu mereka, ungkap Try Atmojo
menjelaskan triknya.
Sebagai pengusaha, Try meyakini bahwa setiap
hari sebetulnya kita semua bertemu banyak
peluang. Orang yang hari ini kita temui mungkin
membawa peluang. Bus yang kita tumpangi, juga
membawa peluang. Beras mahal yang terjadi saat
ini, juga membawa peluang. Semua kejadian
random menciptakan banyak peluang. Orang-orang
tertentu ternyata lebih mampu menarik keuntungan
dan peluang itu. Semua itu tergantung dari cara
kita memandang kejadian tersebut.
Sama dengan istilah krisis, yang artinya bahaya
plus peluang, hanya orang-orang yang beruntung
yang dapat memanfaatkannya. Banyak
contoh kejadian yang telah kita saksikan. Krisis
ekonomi 1997 telah membawa mayoritas perusahaan dan
banyak orang pada situasi keterpurukan. Namun, ada
minoritas orang yang mengambil peluang pada saat tersebut,
dan terbukti sampai hari ini mereka luar biasa sukses.
Try Atmojo termasuk orang yang percaya bahwa
setiap manusia bisa meningkatkan
keberuntungannya. Dia juga menjelaskan bahwa
dengan kecerdasan aspirasi, kita menjadi peka
terhadap semua hal yang membantu terwujudnya
impian kita. Dengan kecerdasan spiritual kita yakin
bahwa kejadian yang tampak random itu
sebenarnya bukanlah random sehingga kita yakin
bahwa ask (doa) menjadi penting untuk menarik
keberuntungan. Sedekah menjadi penting untuk
menarik keberuntungan. Berbuat baik juga menjadi
penting untuk menarik keberuntungan. Dengan
kecerdasan emosi pula, kita mau menindaklanjuti
berbagai peluang yang terbuka. Kreativitas dan
kecerdasan intelektual juga membuat kita mampu
mengatasi problem-problem yang muncul dalam
setiap jengkal perjalanan.
keberuntungan itu seperti bermain sepak
bola kata pria kelahiran Yogyakarta ini. Dalam
bermain sepak bola, kita mempunyai tujuan yang
jelas, yaitu mencetak gol. Lalu sebagai pemain, kita
harus terus bergerak mencari posisi yang
menguntungkan. Suatu ketika bola mungkin akan
lewat di depan kita. Ini namanya keberuntungan.
Kita tendang bola tersebut, dan bisa jadi belum gol.
Lalu, kita berlari-lari lagi mencari posisi dan
menyiasati gerakan lawan. Ada saat di mana bola
melintas lagi di depan kita. Kita tendang bola
tersebut, dan akhirnya bisa gol juga.
Kalau kita mempunyai cita-cita (aspirasi), punya
semangat dan keyakinan (spiritual), punya
ketabahan (emosi), punya siasat (power), dan
punya kemampuan menendang ala David Beckham
(intelektual), maka kondisi lapangan dan permainan
saat itu bisa mendatangkan keberuntungan bagi kita.
Dalam mengembangkan bisnisnya, Try Atmojo
selalu memanfaatkan faktor leverage sebagai daya
ungkit atau faktor kali. Dia berpikir bagaimana
menggunakan dan memaksimalkan daya ungkit
tersebut agar kinerja bisnisnya lebih efisien, namun
memberikan hasil yang optimal.
Try Atmojo mencatat ada beberapa jenis
leverage yang bisa digunakan, antara lain:
1. Other People’s Money (Uang Orang Lain).
Dalam beberapa bidang, kita sangat terbantu
dengan OPM ini. Bagaimana tidak, kalau kita
seorang pengusaha, untuk mengembangkan
bisnis (buka cabang, membeli kios atau ruko,
dan lainnya) kita akan sangat terbantu oleh
perbankan atau investor. Contoh lain
misalnya, jika kita punya webstore, sangat
mungkin si pelanggan bayar lunas dulu, baru
kita carikan barangnya untuk segera kita kirim;
2. Other People’s Experience (Pengalaman Orang
Lain). Dalam menjalankan bisnis, akan jauh
lebih cepat akselerasinya apabila kita belajar
kepada orang lain yang sudah terbukti sukses
di bidang tersebut. Mungkin tidak harus belajar
atau ketemu langsung, kita bisa dengan
belajar melalui buku-buku atau sharing
pengalamannya. Hal ini akan sangat
menghemat waktu, dibandingkan jika harus
trial and error sendiri;
3. Other People’s Time (Waktu Orang Lain).
Tidak mungkin semua proses bisnis akan kita
tangani sendiri. Tim sangatlah penting, karena
ternyata masih banyak orang yang profesional
di bidangnya yang siap menjual waktu, skill,
dan pengetahuannya untuk membantu
mendongkrak bisnis kita;
4. Other People’s Idea (Ide Orang Lain). Peluang
dan ide bisa didapat dari mana saja, tapi
tahapan selanjutnya adalah seberapa cepat
ide tersebut dapat dieksekusi menjadi sebuah
bisnis yang menguntungkan;
5. Information Technology. Dunia terus bergerak
sangat cepat. Bagaimana kita memanfaatkan
kecanggihan alat-alat modern seperti ini? Saat
ini kita sangat bergantung pada produk IT ini,
mulai dari kalkulator, komputer dan
software-nya, e-mail, Internet, SMS gateway
dan sebagainya. Kita bisa memaksimalkan
teknologi ini untuk me-leverage bisnis kita,
karena dunia telah memasuki era baru. The
World is Flat & Borderless.
6. Media. Media bisa menjadi sarana yang paling
cepat dan instan untuk mendongkrak bisnis
kita, baik itu media cetak, elektronik, Internet,
maupun media lainnya. Sudah banyak bukti
yang menunjukkan betapa sebuah bisnis bisa
langsung melejit, begitu diekspos oleh media
massa. Yang terpenting dalam hal ini adalah
siapa yang kenal kita, bukan kita kenal siapa.
Setiap jenis bisnis tentu memiliki faktor kali
atau leverage yang berbeda. Yang jelas setiap
bisnis pasti ada faktor pengungkitnya.
Pertanyaannya adalah sudahkah kita menemukan
dan memaksimalkan faktor kali tersebut dalam bisnis
kita?
Tantangan terbesar Try Atmojo saat ini adalah
membuat bisnisnya tetap menguntungkan dan
berkembang, walaupun dia tidak banyak ikut
campur di dalamnya. Untuk mencapainya, Try mulai
menerapkan ilmu dari seorang business coach, Brad
Sugar. Mulai dari mastery, niche, leverage, team,
synergy, dan result. Try Atmojo yakin dengan
sistem yang telah dibangunnya saat ini,
keterlibatan dirinya akan semakin bisa berkurang.
Dengan begitu, dia bisa lebih leluasa untuk
jalan-jalan, ikut seminar, mencoba peluang baru,
atau melakukan kegiatan sosial.
Sistem bisnis yang dibangun Try Atmojo saat ini
sudah mampu menangani hal-hal yang sifatnya rutin
ataupun kemungkinan yang tak terduga. Yang pasti
semua hal yang bersifat rutinitas telah dia
delegasikan kepada karyawan.
Semua sistem dalam bisnis distro tersebut
dibangun Try Atmojo dengan sebaik-baiknya,
karena dia beranggapan bahwa sekecil apa pun
bisnis kita, harus tetap dikelola dengan profesional.
Akan lebih bagus jika pemilik lebih fokus pada
hal-hal yang lebih strategis, seperti masalah
pengembangan bisnis, atau menciptakan pasar
baru. Pemilik sebaiknya tidak lagi terjebak menjadi
pekerja atau manajer pada bisnisnya sendiri.
Fokus Try Atmojo saat ini adalah selalu
memperbaiki dan menyempurnakan sistem kerja
dalam bisnisnya. Berdasarkan pengalamannya,
ternyata masalah pengelolaan sumber daya
manusia menjadi salah satu hal yang paling unik dan
perlu kesabaran. Hal ini tidak mengherankan karena
para karyawan juga mempunyai emosi, tidak seperti
mesin, yang tinggal di set dengan program tertentu
langsung bisa jalan.
Setiap muncul masalah baru, bagi Try Atmojo
merupakan kesempatan baru untuk membuat sistem
yang lebih baik lagi sehingga ke depan tidak akan
terjadi masalah yang sama. Mengenai sistem yang
berhubungan dengan sumber daya manusia, dia
mencermati ternyata kuncinya ada pada bagaimana
menerapkan reward dan punishment yang adil dan
diterapkan secara konsisten.
Dengan perbaikan yang dilakukan secara
terus-menerus, Try Atmojo merasa bahwa dia telah
berada pada arah yang benar untuk meraih
impiannya. Dengan jaringan empat distro yang
dimilikinya saat ini, dan akan bertambah dengan
cabang distro berikutnya, Try Atmojo memang layak
mendapatkan julukan si Raja Distro dari Tangerang.
Dari Buku: Rahasia Jadi Entrepreneur Muda – Kumpulan kisah para pengusaha muda yang sukses berbisnis dari nol, Penulis: Faif Yusuf, Penerbit: DAR! Mizan
No comments:
Post a Comment