Wednesday, March 13, 2013

Ade Hidayat, Berani Memulai Usaha Langkah Awal Kesuksesan Bisnis Pulsa Selulernya

Banyak orang yang menginginkan punya bisnis

sendiri, tetapi hanya sedikit saja yang berani

mewujudkannya. Keberanian di sini tentu

mempunyai arti yang lebih luas. Termasuk di

dalamnya keberanian berpikir di luar jalur pemikiran

orang kebanyakan, berani memikirkan hal-hal yang

tidak pernah dipikirkan oleh orang lain, berani

berpikir ke luar dari jalur berpikir logika rasional,

berani dicemooh, atau diremehkan orang lain.

Memulai berbisnis memang terbukti tidak harus

dengan modal sendiri. Dengan modal keyakinan dan

 

tekad yang kuat, kendala modal selalu bisa diatasi.

Hal itulah yang dilakukan oleh Ade Hidayat, pemuda

yang tinggal di daerah Banten. Tepat pada 13

Februari 2007, Ade berhasil mengambil alih sebuah

counter usaha seluler di daerah Serang, Banten.

Walaupun saat itu modalnya belum cukup, namun

berkat keinginannya yang kuat dan presentasi yang

meyakinkan, Ade berhasil mengajak temannya untuk

meminjamkan sejumlah uang sebagai modal. Dia pun

kini sudah mempunyai bisnis seluler sebagai hasil

take over dan diberi nama Pandu Seluler.

Bisnis penjualan pulsa dan aksesori handphone

memang sudah merebak di mana-mana. Untuk itu,

Ade berusaha keras untuk memberikan sentuhan

yang berbeda. Pelayanan kepada pelanggan selalu

ditingkatkan agar mereka menjadi pelanggan yang

loyal. Dampaknya, bisnis yang dirintisnya kini

menunjukkan perkembangan yang positif. Omzet

terus meningkat dari bulan ke bulan. Dengan

peningkatan omzet yang signifikan ini, gaji

karyawan pun meningkat karena Ade memberikan

insentif penjualan untuk memotivasi mereka.

Margin keuntungan pada bisnis seluler memang

tidak sebesar bisnis lainnya. Untuk itu, Ade selalu

menekankan pada tingginya volume penjualan. Saat

ini, Ade bisa menikmati keuntungan kotor sekitar

8% dan omzet, sementara keuntungan bersihnya

sekitar 4%. Namun, seiring dengan meningkatnya

keterampilan dan pengetahuan supplier, maka

margin keuntungannya semakin lama semakin besar.

Hasil yang didapat Ade langsung diputar lagi

 

untuk membesarkan volume usaha. Dia bertekad

tidak mengambil keuntungan untuk keperluan

pribadinya dulu sebelum usahanya berjalan dengan

baik. Suatu saat jika bisnis saya sudah

berkembang di banyak tempat, barulah saya akan

memetik hasilnya. Saya ingin menjadi bos di

perusahaan saya sendiri, ujar Ade Hidayat dengan

nada optimis.

Setelah menjalankan outlet Pandu Seluler selama

 

enam bulan, Ade semakin yakin dengan

prospek pada bisnis ini. Dia pun membuka cabang

Pandu Seluler 2 pada 4 Agustus 2007. Outlet Pandu

Seluler yang ke-2 ini kondisinya lebih luas dan

permanen. Lokasinya yang terletak di Jalan Raya

Cilegon Km 2 Kepandean Serang ini, boleh dibilang

cukup strategis. Terbukti, belum lama dibuka, tapi

omzet penjualannya terus menunjukkan

peningkatan yang positif. Omzet tersebut didukung

oleh jumlah transaksi per hari yang bisa mencapai

90 transaksi. Sementara kalau sedang sepi, sehari

minimal terjadi 50 kali transaksi.

Ade Hidayat kini telah menjadi sub dealer Dompet Pulsa XL.

 

Saat ini setidaknya sudah ada 6 Chip

DPXL yang dipakai di counter-counter. Setiap 2-3

hari sekali Ade mengunjungi counter-counter untuk

menagih setoran. Yang mereka bayar hanya yang

sudah terjual. Keuntungannya memang tidak terlalu

banyak, karena yang dia dapat hanya potongan

harga dari dealer. Tapi dengan pengisian yang

kontinyu, dia berharap hasilnya akan semakin meningkat.

 

Walaupun kios yang disewanya cukup sederhana

 

dan tidak terlalu besar, ternyata bisa

membukukan omzet yang cukup besar. Ade tidak

pernah gentar setiap kali ada pesaing baru yang

masuk. Dia yakin rezeki tiap orang sudah diatur oleh

Allah, yang tetap konsisten dengan kemurahan

Allah-lah yang akan mendapatkan banyak.

Salah satu kiatnya yang diterapkan adalah

dengan menyediakan stok secara lengkap. item

yang terjual lambat (slow moving) dan untungnya

kecil pun tetap disediakannya karena kelengkapan

sangat disukai pembeli. Ade hanya perlu mengatur

agar stok yang lambat tersebut tidak terlalu banyak

volumenya.

Salah satu misi sosial Ade dalam berbisnis adalah

 

berupaya menyejahterakan para karyawan agar

mendapatkan penghasilan yang layak. Sementara

misi spiritualnya menjemput rezeki yang Allah

tebarkan di muka bumi, dan menebarkannya kembali

kepada orang yang berhak menerimanya. Untuk

itulah dia selalu optimis karena Allah tidak akan

menyianyiakan usaha hamba-Nya.

Dalam rangka menyejahterakan karyawan, Ade

juga memberikan insentif dari hasil penjualan, selain

gaji tetap tentunya. Otomatis semakin maju dan

tinggi angka penjualan, maka karyawan juga akan

semakin sejahtera. Dia yakin karyawan yang

sejahtera akan bekerja dengan baik dan loyal pada

pekerjaannya. lnsya Allah saya akan terus

menaikkan upah karyawan yang disesuaikan dengan

omzet penjualan, papar ayah dua anak ini.

 

Selain mempunyai misi utama untuk memberikan

 

kesejahteraan pada karyawan, Ade juga

bermimpi suatu saat nanti bisnis ini akan menjadi

penopang utama ekonomi keluarga. ‘Saya berharap,

ini adalah kontribusi saya buat warga Cilegon dan

Serang agar terbangun dari tidurnya. Janganlah

hanya berharap bisa bekerja pada orang lain, tapi

ciptakanlah lapangan kerja baru. Alhamdulillah,

dengan 2 counter seluler tersebut, saya sudah

mempekerjakan 2 orang karyawan. Tahun depan

insya Allah minimal 5 karyawan yang bergabung

dengan perusahaan saya, ungkap Ade dengan optimis.

Perjalanan hidup Ade Hidayat sendiri mengisyaratkan

 

sebuah perjuangan yang tidak kenal

lelah. Tercatat sudah lebih dari 11 tahun dia

bekerja. Beberapa perusahaan telah dia singgahi.

Ade bahkan pernah mengajar di beberapa SMA dan

bimbingan belajar. Setelah malang melintang

sebagai karyawan, impiannya saat ini adalah

bekerja di perusahaan sendiri sebagai entrepreneur.

Langkah mewujudkan impian tersebut telah

dimulai pada Januari 2006. Ade mulai merancang

apa yang akan dia kerjakan di masa mendatang.

Target 10 tahun ke depan sudah dia buat. Dia pun

fokus pada target tersebut. Saat ini, target usaha

yang saya canangkan telah tercapai, bahkan

beberapa poin melampaui target yang sudah dia

buat pada bulan Januari 2006.

Ade percaya dengan prinsip “like attracts like”.

Apa yang ingin dia capai akan tercapai, alam

 

semesta akan mendukung apa yang diupayakan.

Walaupun saat ini masih bekerja sebagai karyawan,

namun suatu saat nanti, beberapa tahun lagi bisnis

yang dirintisnya akan menjadi pekerjaan utama. Dan

seragam kekaryawanan ini akan dia lepaskan

dengan bangga tanpa mengharap pesangon. Dalam

berbisnis, dia menemukan kepuasan batin yang

selama ini dia dambakan.

Langkah pertama telah dilakukan, tinggal

menunggu langkah-langkah selanjutnya yang

membutuhkan komitmen, kesabaran, ketabahan,

dan rasa syukur. hambatan, rintangan, dan

kegagalan justru akan membuat kita lebih kreatif

untuk mencari cara lain, strategi jitu, dan inovasi,

kata Ade dengan nada yang meyakinkan.

Dalam perjalanan bisnisnya, Ade Hidayat menarik

 

beberapa benang merah bahwa dalam

berbisnis diperlukan beberapa hal di antaranya

adalah kesetiaan terhadap partner bisnis,

memberikan manfaat sebesar-besarnya pada

customer, mendidik karyawan secara baik dan

benar, fokuskan pada keahlian, jalin silaturahmi

dengan semua pihak, dan selalu menepati janji. Dia

juga menegaskan pentingnya fokus pada bisnis

tertentu dan perlunya mempelajari strategi bisnis

orang-orang yang telah sukses.

Dalam menjalani kehidupannya, Ade Hidayat

begitu terinspirasi dengan sebuah kisah seorang Pak Tani.

Alkisah, zaman dahulu kala ada seorang

petani miskin yang hidup dengan seorang

 

anaknya. Mereka hanya memiliki seekor kuda

kurus yang sehan-hari membantu mereka

 

menggarap ladang yang tidak seberapa

luasnya. Pada suatu hari, kuda Pak Tani

satu-satunya tersebut menghilang, lari begitu

saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar

berita itu berkata, Wahai Pak Tani, sungguh

malang nasibmu. Pak Tani hanya menjawab,

Malang atau beruntung, aku tidak tahu.

Keesokan harinya, ternyata kuda Pak Tani

tersebut kembali ke kandangnya, dengan

membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera

saja ladang Pak Tani yang tidak seberapa luas

dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah

perkasa. Orang-orang dari kampung

berbondong datang dan segera mengerumuni

koleksi kuda-kuda yang berharga mahal

tersebut dengan kagum. Para pedagang kuda

segera menawar kuda-kuda tersebut dengan

harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak

Tani pun menerima uang dalam jumlah

banyak, dan hanya menyisakan satu kuda liar

untuk berkebun membantu kuda tuanya.

Orang-orang kampung yang melihat peristiwa

 

itu berkata, Wahai Pak Tani, sungguh

beruntung nasibmu. Pak Tani hanya

menjawab, Malang atau beruntung, aku tidak

tahu ...

Keesokan hariinya, anak Pak Tani pun dengan

 

penuh semangat berusaha menjinakkan

 

kuda barunya. Namun, ternyata kuda tersebut

terlalu kuat sehingga pemuda itu jatuh dan

patah kakinya.

Orang-orang kampung yang melihat peristiwa

 

itu berkata, Wahai Pak Tani, sungguh

malang nasibmu. Pak Tani hanya menjawab,

Malang atau beruntung, aku tidak tahu ...

Pemuda itu pun terbaring dengan kaki

terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya.

Perlu waktu lama hingga tulangnya yang patah

bisa pulih kembali. Keesokan harinya,

datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu.

Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk

bergabung menjadi pasukan raja bertempur

melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh

pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang

sakit dan cacat. Anak Pak Tani pun tidak harus

berperang karena dia cacat.

Orang-orang kampung berurai air mata

melepas putra-putranya bertempur, dan

berkata, Wahai Pak Tani, sungguh beruntung

nasibmu. Pak Tani hanya menjawab, malang

atau beruntung, aku tidak tahu ....

Ade sangat terinspirasi dengan sikap Pak Tani

yang sering disebut, non-judgement. Sebagai

manusia, kita memiliki keterbatasan untuk

memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan

Sang Maha Sutradara. Apa-apa yang kita sebut hari

ini sebagai kesialan, barangkali di masa depan

baru ketahuan adalah jalan menuju

keberuntungan, kata Ade menjelaskan.

 

Maka, orang-orang seperti Pak Tani di atas,

berhenti untuk menghakimi kejadian dengan label

beruntung, sial dan sebagainya. Karena,

siapalah kita ini menghakimi kejadian yang

kita sungguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya

nanti. Seorang karyawan yang dipecat perusahaannya,

 

bisa jadi bukan suatu kesialan, manakala

ternyata status jobless-nya telah memecut dan

membuka jalan bagi dirinya untuk menjadi bos besar

di perusahaan lain.

 

Hadapi badai kehidupan sebesar apa pun.

Tuhan takkan lupa akan kemampuan kita. Kapal

hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di

dermaga saja, kata Ade memperkuat pemahamannya.

Memulal bisnis ibarat membuat sebuah bola

salju, kemudian kita mencoba menggelindingkannya.

Mungkin di awal-awal masih belum begitu terlihat

mencolok perubahannya, tapi ketika bola salju terus

digelindingkan, semakin lama akan membesar dan

terus membesar. Itulah salah satu hukum bisnis.

Kalau kita tekun menjalankannya, akan semakin

 

besar pula bisnis yang kita jalankan. Ketekunan

dalam menggelindingkan atau menjalankan roda

bisnis inilah yang akan menjadikan bisnis semakin

besar. Jadi kuncinya, segeralah memulai berbisnis

dan jangan ragu-ragu. Kemudian tekunlah dalam

menjalankannya sehingga bisnis kita akan semakin

besar dan semakin kuat.

 

Dari Buku: Rahasia Jadi Entrepreneur Muda – Kumpulan kisah para pengusaha muda yang sukses berbisnis dari nol, Penulis: Faif Yusuf, Penerbit: DAR! Mizan

No comments: