Friday, July 6, 2012

Teguh Basuki, Pemilik Voila!: Sukses Si Penyampai Pesan

Your product shouldn't be remain silent. Find out how it can speak louder than others. Let's talk to your creative communication.





KALIMAT INI AKAN Anda baca saat membuka situs web Voila!, agensi komunikasi pemasaran yang didirikan Teguh Basuki Ariwibowo, mahasiswa Semester 8 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya. Baru beberapa saat menginjak usia kepala 2, ia meraih kepercayaan dari calon-calon kliennya. Caranya? Work hard play hard. Usia muda yang terkesan menjadi kelemahan diubahnya menjadi keunggulan. Menurut Teguh, usia muda menjanjikan kreativitas yang lebih besar. Tidak heran bila agensi yang baru berdiri pada awal 2008 ini mulai diperhitungkan di Surabaya. Tak kurang dari perusahaan besar seperti Bank Mandiri, Indosat, dan Sampoerna pernah mencicipi jasa perusahaannya.



BERAWAL DARI EVENT ORGANIZER

Teguh, keilahiran Malang, 5 Desember 1989, memulai bisnisnya tiga tahun lalu, saat masih duduk di semester 2. Pada awalnya ia bekerja paruh waktu di salah satu event organizer besar dan radio swasta di Surabaya. Pengalaman menyelenggarakan berbagai event itu membuatnya menyerap banyak hal.

"Saya orang yang aktif. Tapi tidak ingin hanya aktif di kampus saja. Saya tidak memilih aktif berorganisasi di kampus karena tidak ingin menjadi organisator yang hanya bisa mengkritisi tanpa memberikan solusi atau kontribusi nyata," kata Teguh tegas.

Baginya, mendirikan bisnis adalah kontribusi nyata 'anak kuliahan'. Dengan semangat dan idealisms itulah ia memberanikan diri menjadi event organizer saat proses pencarian klien belum semudah sekarang. Dengan modal awal Rp2 juta—hasil dari rnengumpulkan uang sakunya dan sejumlah teman, usaha itu didirikan. Order pertamanya adalah proyek promosi pengembangan kursus blogging di Surabaya. Dari event yang pendapatannya tak seberapa itu namanya mulai dikenal.



Bekerja paruh waktu di salah satu event orgonizer besar dan radio swasta di Surabaya membuatnya menyerap banyak hal.



"Tiga tahun saya menggeluti bisnis, baru seumur jagung jika dibandingkan dengan kompetitor yang ada di Surabaya atau nasional," Teguh bercerita. "Pada akhir 2008 saya mengikuti kompetisi Wirausaha Muda Mandiri. Saya berhasil menjadi finalis nasional dan berangkat ke Jakarta. Buat saya, pengalaman itulah yang membuat saya mengenal jejaring kerja bisnis dan belajar berbisnis dari para senior serta pengusaha sukses nasional."

Teguh lantas memantapkan diri untuk menjadi wirausahawan yang fokus, kencdati masih kuliah. Di kepalanya tertanam gagasan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki dapat diperoleh dari usaha. Inspirasi terbesarnya adalah kedua orangtuanya yang gagal berbisnis. Namun, justru kegagalan merekalah yang membuatnya belajar dan mempertinggi jiwa kewirausahaan.

Pada akhir 2009, Teguh mengubah bisnisnya dari event organizer menjadi agensi komunikasi pemasaran yang membantu klien mendapatkan solusi pemasaran kreatif. la mendirikan PT Dharmavoila Indonesia Prakarsa, sementara nama agensinya sendiri adalah Voila!. Dalam bahasa Prancis, kata ini merupakan ungkapan terkejut. Namun Teguh menyulapnya sebagai akronim dari Vision of Original Ideas to Local Audience. Visinya tak main-main. Teguh ingin perusahaannya menjadi pemimpin dalam bidang komunikasi pemasaran kreatif di Indonesia.

Meski demikian, mimpi besar itu tak diawali dengan studi kelayakan bisnis yang komprehensif. Teguh dan bisnisnya berjalan begitu saja, go with the flow. Walau begitu, ia memiliki faktor yang tak kalah penting, niat dan komitmen.



BIODATA

TEGUH BASUKI ARIWIBOWO

Malang, 5 Desember 1989

Email: teguh.ariwibowo@voila.co.id, teguhbariwibowo@gmail.com

Alamat: Jl. Kutisari IX No 42, Surabaya

Pendidlikan

S1 Akuntansi, Universitas Airlangga, Surabaya

Nama Usaha

PT Dharmavoila Indonesia Prakarsa

Website: www.voila.co.id

Alamat: A Manyar Tirtoyoso Utara No 20, Surabaya

Penghargaan

2008 Finalis Nasional Wirausaha Muda Mandiri

2009 Finalis Nasional Wirausaha Muda Berprestasi Menpora



"Saya berhasil melewati semua masalah dan kendala yang ada, entah itu berkaitan dengan legalitas, sumber daya manusia, modal, hingga strategi manajemen. Semua berjalan dengan sendirinya. Setiap ada masalah, saya pelajari dengan cepat," kata workaholic yang tahan bekerja sehari semalam tanpa tidur ini. "Saya menyiapkan mindset bahwa pilihan yang saya ambil sudah tepat. Tinggal masalah waktu, seberapa cepat atau lambat saya bisa memajukan bisnis serta mencapai visi dan misi yang sudah ditentukan di awal."

Baru-baru ini, Voila! Indonesia mengerjakan proyek dari beberapa klien di Jakarta, Bandung, Yogyakarta hingga Makassar. Dari proyek ini terlintas ide pengembangan representative office di luar Surabaya. Bahkan dalam lima tahun ke depan, Teguh memiliki rendana untuk mempunyai kantor perwakilan di Singapura.

Teguh paham benar, memang tidak mudah menggapai mimpi besar. Apalagi ketika semua itu harus dijalaninya sambil tetap kuliah. Ketika mendirikan bisnis, ia didukung sejumlah Leman. Namun sejalan dengan waktu, temanteman itu menghilang satu per satu. Hanya komitmen yang membuat Teguh tetap sertahan. Kini, ia bekerja dengan menggaji 7 profesional yang umurnya lebih tua dari dirinya sendiri. Dan, omzetnya pun tak main-main. Dari Rp2 juta pada order pertama, kini perusahaannya bisa memperoleh order Rp50-250 juta per bulan, atau lebih dari Rp1,5 miliar per tahun, dengan keuntungan bersih mencapai Rp150 juta per tahun. Kini Teguh juga mengembangkan unit bisnis baru yang khusus menyelenggarakan pesta perorangan, yang diberi nama 'Partyparty'.



Bisnis tak lepas dari kegagalan. Namun bukan wirausahawan namanya kalau ia hanya berfokus pada kegagalan.








UBAH KEGAGALAN

Bisnis tak lepas dari kegagalan. Namun bukan wirausahawan namanya kaiau ia hanya berfokus pada kegagalan. Di matanya, kegagalan merupakan pelengkap usaha. "Saya mengalami kegagalan dalam banyak hal. Mulai dari turnover karyawan yang masih cukup tinggi, hingga gagal dalam pitching tender besar yang nilainya miliaran rupiah. Saya juga pernah rugi karena salah menghitung anggaran dan melakukan agreement dengan klien," kenangnya, "Tapi dari kegagalan-kegagalan itu saya belajar mencari sebabnya dan menjadikannya sebagai learning point untuk lebih baik di kemudian hari."

Agar kegagalannya tak terulang—terutama berkaitan dengan angka keluar masuknya karyawan—Teguh mengisahkan bagaimana ia sekarang mengembangkan share value perusahaannya kepada karyawan. la juga menyusun jenjang karier yang menjanjikan bagi karyawannya agar mereka loyal dan memberikan kemampuan terbaiknya. Hubungan kerja yang penuh persahabatan dan suasana kerja yang fun ia terapkan pula, sampai-sampai ia menyewa kantor yang berdesain ceria dan dilengkapi dengan kolam renang.

Sementara agar tidak terjadi lagi kesalahan menghitung anggaran, ia kini lebih teliti mempelajari pricing strategy. Kekhilafannya saat membuat perjanjian juga memaksanya menelusuri bahan-bahan legal agreement dengan lebih saksama. Hubungan dengan klien dipeliharanya dengan mengingat hal-hal pribadi.

Boleh jadi, Teguh memiliki aset yang sangat penting untuk kelangsungan bisnisnya: latar belakang pendidikan yang relevan. Jurusan akuntansi—dulu diambilnya karena tidak diterima di fakultas kedokteran—mengajarkan banyak hal tentang bisnis dan perusahaan, termasuk manajemen perusahaan. Mahasiswa yang nilai IPK-nya selalu cum laude ini merasa sangat terbantu oleh pelajarannya di kampus. Semua teori yang diperolehnya di bangku kuliah dapat diimplementasikan sesuai dengan masalah di bisnisnya.





Hubungan kerja yang penuh persahabatan dan suasana kerja yang fun ia terapkan pula, sampai-sampai ia menyewa kantor yang berdesain ceria, dilengkapi dengna kolam renang.





"Saya belajar banyak untuk mengatur cash flow, mengatur dan me-review laporan keuangan, hingga me-reschedule utang piutang agar kondisi keuangan perusahaan tetap sehal," kata Teguh yang ketika duduk di bangku SD pernah berjualan es potong ini. "Sedangkan otak imajinasi saya membuat kreativitas dan inovasi untuk membayangkan sebuah gambaran besar dengan sempurna."

Satu hal penting yang disoroti Teguh dalam berbisnis adalah passion atau kecintaan dan gairah terhadap usaha yang ditekuninya. la telah menemukannya di bisnis komunikasi pemasaran yang diakuinya sebagai dunia yang dinamis dan sangat menantang. "Tantangannya adalah bagaimana membuat sebuah konsep kreatif yang out of the box untuk klien. Ini didukung oleh hobi saya, mulai dari membaca dan bertemu banyak orang. Dengan begitu saya harus terus mengasah soffskills dan pengetahuan dengan perkembangan komunikasi pemasaran yang sangat cepat," ujar Teguh.

Modal pendidikan dan ketekunan ini penting bagi bisnis yang dijalankan Teguh. la juga mengerti bahwa ia hares selalu fokus karena kepercayaan kliennya merupakan hasil dari komitmen terus. menerus. Karena itu, ia tak lelah melakukan perbaikan. Mulai dari membuat visi misi yang jelas, mengurus legalisasi usaha, membuat corporate planning hingga 5 tahun ke depan, membuat sistem informasi manajemen maupun keuangan, dan membuat inovasi jasa yang ditawarkan oleh perusahaannya. la juga terus memasarkan produknya dengan beberapa metode: presentasi ke target market, mengirim company profile ke perusahaan calon klien, membuat situs www.voila.co.id untuk menampilkan profil perusahaan, hingga memanfaatkan media sosial di Facebook dan Twitter.

"Itu sebabnya saya juga terus belajar untuk menjadi pengusaha Sukses dengan mengikuti seminar hingga meluangkan waktu untuk membaca buku marketing, bisnis, dan komunikasi. Selain dari ibu, saya juga terinspirasi oleh para senior di Wirausaha Muda Mandiri seperti Hendy Setiono, Elang Gumilang, dan Andi Sufarianto. Saya bahkan belajar banyak dari mitra-mitra kerja saya sekarang. la juga mengakui, karena belum pernah sempat melakukan bisnis di bidang lain, sampai kini ia merasa belum berhasii membuat sistem yang memungkinkan bisnisnya bisa berjalan sendiri dengan maksimal.



Pemetaan persaingan bisnis, perandangan inovasi—baik strategi maupun pengembangan pelayanan jasa—hingga pengembangan kemampuan para awak perusahaan adalah makanan sehari-hari mereka.



Untuk strategi perusahaannya, Teguh telah membuat sejumlah perubahan. Bila pada awal berdiri ia banyak berbisnis di event, maka kini ia memperluas jasanya di periklanan dan riset pemasaran karena percaya diri akan kemampuan perusahaannya. Keputusan ini penting sebab ia menilai bahwa barrier to entry di event sangat rendah. la juga menekankan pentingnya customization kebutuhan kreatif klien, sebab produk yang ia tawarkan tidak langka. "Pemainnya banyak, akan tetapi yang memberikan nilai tambah seperti riset dan konsultasi masih sangat sedikit di Surabaya," Teguh beralasan, "Kami akan terus mengedukasi klien agar suatu saat bisa menjadi pionir di Surabaya dan mampu mengembangkan sayap hingga taraf internasional."

Dengan visi dan misi yang sedemikian tinggi, bukan hal aneh bahwa kegiatan di Voila! tak pernah sepi dari diskusi, benchmarking dan brainstorming, seminar, pelatihan, maupun pencarian ide kreatif. Pemetaan persaingan bisnis, perandangan inovasi–baik strategi maupun pengembangan pelayanan jasahingga pengembangan kemampuan para awak perusahaan adalah makanan sehari-hari mereka.

"Pada intinya, saya memilih berbisnis karena ingin memberikan manfaat kepada banyak orang dan memiliki kebebasan waktu serta mencurahkan kemampuan. Menjadi pengusaha mempertemukan saya dengan orang-orang hebat yang inspirasional dalam bidang bisnis maupun kehidupan," katanya.



TESTIMONI

Q: Mengapa Anda meninggalkan bisnis event organizer?

A: Bisnis tersebut saya transformasi menjadi creative communication agency karena belum terlalu banyak di Surabaya dan banyaknya brand middle dengan budget pemasaran yang menggiurkan akan tetapi belum memiliki partner seperti brand agency nasional maupun internasional. Kami mengubah strategi yang sebelumnya hanya bermain di event kini lebih antusias karena skilfull dan knowledge menjadi modal kami. Saya menerapkan strategy blue ocean, keluar dari red ocean yang sangat mencekam di Surabaya. Saya telah dipercayai membesut beberapa merek lokal maupun nasional untuk proyek kreatif dalam komunikasi pemasaran mereka.

Q: Masalah apa saja yang Anda hadapi?

A: Masalah yang sering saya hadapi adalah klien yang underestimate, karena saya masih muda. Mereka belum bisa mempercayai saya 100% karena menganggap agensi saya masih muda dan bare. Kami mengubah masalah tersebut menjadi tantangan bahwa kami yang muda ini memiliki ide kreatif lebih banyak. Saya terus berusaha membekali staf Voila! untuk terus berkembang. Caranya dengan focus group discussion, seminar, maupun training yang relevan sebagai bagian dari talent development.

“Kegagalan merupakan pelengkap usaha. Saya mengalami kegagalan dalam banyak hal, mulai dari turnover karyawan yang masih cukup tinggi hingga gagal bidding tender besar yang nilainya miliaran rupiah. Dari kegagalan saya belajar untuk mencari alasan dan membuatnya menjadi lebih baik lagi di kemudian hari. Sekarang saya tengah mengembangkan share value Voila! Ke karyawan dan jenjang karier yang menjanjikan kepada karyawan Voila! Yang loyal dan memberikan kemampuan terbaiknya.”







HUKUM WIRAUSAHA #10

Memilih Usaha Dengan Melihat Contoh



"Cara tercepat untuk Sukses adalah dengan terlihal seolah-oloh Anda bermain dengan aturan orang lain, podahal Anda bermain dengan aturan Anda sendiri"

Michael Korda



BANYAK CARA ORANG untuk memilih bidang usaha dengan menjalankan apa yang sudah dilakukan oleh orang lain. Namun demikian, setiap kali kita memulai, kita harus paham bahwa apa yang kita mulai belum tentu akan menjadi akhir bagi bisnis kita, karena pada tahap awal kita baru mengenal bisnis tersebut. Biasanya, bisnis dimulai dengan pikiran-pikiran 'bodoh' alami kita.

Bagi Anda yang ingin melakukan kegiatan usaha dan belum memiliki gambaran pada bidang apa sebaiknya Anda akan berkarya, ikutilah petunjuk berikut ini:

  • Memulai sesuatu jauh lebih penting daripada membiarkan pikiran menerawang. Tidak peduli berapa pun banyaknya bidang usaha yang telah Anda rendanakan, Anda membutuhkan langkah nyata untuk memulainya.

  • Medan usaha setelah Anda masuki akan sangat berbeda dengan medan usaha yang ada dalam pikiran Anda sebelum benar-benar terlibat di dalamnya. Maka, terjunlah dalam dunia usaha sedini mungkin, karena betapa pun hebatnya pikiran Anda, pada saat benar-benar melakukan usaha tersebut, Anda akan menemui banyak hal baru yang tak pernah Anda duga atau pikirkan sebelumnya.

  • Setiap kali menemui kesulitan, jangan cepat menyerah. Pelajarilah kesulitan Anda dan carilah guru yang bisa membimbing Anda. Menyerah terlalu cepat akan membuat Anda terbiasa hidup dalam lompatan-lompatan yang sama. Padahal, untuk berkembang dengan baik, satu lompatan kecil harus diikuti dengan lompatan-lompatan lain yang lebih besar. Dibutuhkan cara yang berbeda untuk melompati parit kecil dibandingkan dengan melompati sebuah gunung.

  • Sekalipun merasa bahwa cara yang Anda tempuh sudah sangat brilian (hebat), sadari sepenuhnya bahwa selalu ada cara untuk memperbaikinya. Memperbaiki tidak selalu berarti menambah bidang, namun Anda mungkin harus merampingkan atau melakukan trimming (memangkas) cabang atau proses bisnis yang tidak menciptakan nilai tambah.

  • Supaya usaha Anda tidak segera berakhir, diperlukan pendalaman pengetahuan dan keterampilan. Dalam menjalani usaha, biasakanlah untuk menemui orang-orang atau tantangan-tantangan baru. Selain itu,jangan menyerah sebelum Anda mendapatkan sesuatu yang membuat usaha Anda bergerak ke arah yang lebih baik.



Dari Buku: Wirausaha Muda Mandiri Part 2: Kisah Inspiratif Anak-anak Muda Menemukan Masa Depan dari Hal-hal yang Diabaikan Banyak Orang. Oleh: Rhenald Kasali Penerbit: Gramedia.

No comments: