MESKI TAMPILAN CD Tutorial Komputer itu tampak sederhana saja–seperti halnya cakram komputer lainnya—namun dari tulisan yang terpampang di sampulnya, calon pembeli langsung memahami manfaat apa yang akan diperolehnya. Produk ini menjanjikan empat langkah cepat belajar komputer tanpa baca buku maupun kursus. Luar biasa!
"Produk pertama ini terinspirasi saat saya menjadi guru privat komputer untuk anak-anak SMP, tujuh tahun silarn," ujar Donny Kris Puriyono, si pembuat CD. "Karena banyaknya permintaan menjadi guru les privat yang tidak bisa saya penuhi, muncullah ide untuk membuat software pendidikan."
Tak panjang cerita, produk itu laris manis di pasar. Ide sederhana dan cerdas itu dituangkan dalam produk yang sama cerdasnya. Itu pula sebabnya Donny menamai bisnisnya itu Simply & Smart Interactive, Sukses dengan CD pelajaran komputer di kotanya membuat Donny terus berinovasi melahirkan program-program baru yang berguna bagi masyarakat, sekaligus memajukan bisnis kreatifnya di bidang teknologi dan informasi. Hasilnya dapat dilihal pada omzetnya yang telah mencapai nilai sebesar Rp6 miliar dalam setahun dengan keuntungan bersih 20 sampai 25 persen.
MEMBENTUK JARINGAN DARI SEMINAR BISNIS
Tentu saja, kisah suksesnya tidak berjalan sesimpel itu, la baru dapat memanen jerih payahnya setelah empat tahun berwirausaha. Atau, bila merujuk ke masa yang lebih silam, sejak ia kecil. Ayah dan ibunya mengajarkan prinsip-prinsip kehidupan–dan ekonomi–dengan teguh. Donny dan ketiga adiknya hanya bisa memperoleh sesuatu yang baru bila barang baru itu jelas manfaatnya.
"Contohnya, ketika saya minta dibelikan komputer sewaktu kelas 1 SMP, Ayah benar-benar menekankan manfaat dan kegunaannya. Apalagi dulu komputer tidak semurah dan sepopuler saat ini. Perlu waktu 4 bulan bagi saya untuk meyakinkan Ayah, karena saya juga harus memikirkan apa saja kegunaan komputer tersebut. Ayah baru setuju membelikannya dengan 'perjanjian' bahwa saya akan membantu mengetik semua laporan pekerjaan Ayah dengan komputer itu," kenangnya.
Kreatif dan selalu rnengikuti perkermbangan baru.
Filosofi bahwa semua barang harus bermanfaat membuat Donny remaja serius mencari kegunaan komputer kesayangannya. Ditambah ketertarikannya dengan dunia informasi dan teknologi, tidak heran kalau ia berkembang rnenjadi seorang yang ahli mengoperasikan, bahkan mereparasi, komputer. Kegiatan inilah yang menjadi bisnis pertamanya. Aka kini ia memilih berbisnis software dan hardware, itu adalah kelanjutan dari garis yang telah ditariknya sejak remaja. Sungguh bukan keajaiban bahwa perusahaannya, Simply & Smart Interactive yang memproduksi software pendidikan berupa video tutorial komputer dan animasi pelajaran sekolah, dapat berdiri pada 2004. Di tahun yang sama, pria kelahiran 1982 ini menyandang gelar sarjana S1 Informatika dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Informatika (STIKI), Malang.
Sebenarnya, setelah lulus STIKI, sosok yang berkemauan keras ini sempat tergoda melamar pekerjaan di perusahaan, sesuai saran orangtuanya. Apalagi bisnis jasa servis komputer yang sudah digeluti selama empat tahun itu hanya mampu menghasilkan uang pas-pasan. "Paling hanya bisa untuk membayar uang kuliah," katanya.
Dari mana modal awal untuk berbisnis? Seperti pengusaha muda pada umumnya, kerabat terdekatlah yang menjadi surnber dananya. Dengan jaminan sertifikat rumah orangtua, dia mendapat modal awal Rp18 juta dari salah satu bank. la pun mengajak beberapa teman sekolahnya membangun Simply & Smart Interactive.
DITINGGAL PEGAWAI
Pahit getir menjadi pengusaha telah dirasakan Donny. la, misalnya, pernah mengalami kerugian lantaran ditipu mitra bisnisnya sendiri. Sekitar 75% dari modal Rp18 juta ludes. Namun ia tak putus asa. Dengan sisa modalnya-plus bunga pinjaman setiap bulan yang wajib dibayar–ia terus berupaya agar bisnisnya tetap berjalan. la mencari-cari cara kreatif dalam meningkatkan penjualan produk, termasuk memanfaatkan internet untuk promosi. Setelahnya, penjualan pun menunjukkan grafik yang meningkat, bahkan bisa menembus pasar luar negeri.
BIODATA
DONNY KRIS PURIYONO
Malang, 20 April 1982
Website: www.donnykris.blogspot.com
Pendidikan
Si Teknik Informatika, STIKI, Malang
Nama Usaha
Simply & Smart Interactive (IT- Software Pendidikan)
Website: www.simply.web.id
Alamat: Ruko Taman Borobudur Kav 22-27, J1. Puncak Borobudur No 1, Sukarno Hatta, Malang
Penghargaan
2008 Juara III Wirausaha Muda Berprestasi dari MENPORA
2009 Finalis Nasional Wirausaha Muda Mancini
Sayangnya, karena harus mengangsur pinjaman bank, kesulitan membayar gaji karyawan–yang notabene juga temannya sendiri–selalu terjadi. Dalam had ia merasa malu karena waktu itu gaji yang diberikan masih di bawah UMR kota Malang. "Says tidak bisa menyalahkan teman-teman yang memilih meninggalkan bisnis yang sebenarnya ikut mereka bangun," kata Donny.
Namun semangat yang tinggi membuat Simply & Smart Interactive terus berkibar. Memasuki tahun kedua, usaha Donny mulai maju. la sudah mampu mengontrak sebuah rumah di perkotaan yang sekaligus dijadikan kantor pusat. Strategi promosi pun merambah dengan menggunakan media Surat kabar daerah dan nasional, tanpa menutup promosi lewat jalur internet. Setahun kemudian, kemajuan semakin tampak. Kantornya mempunyai ratusan agen penjualan dan distributor hampir di semua daerah di Indonesia. Produknya beredar di toko-toko buku besar di Indonesia.
Produk andalan yang cukup booming adaiah animasi pelajaran sekolah untuk siswa SD hingga SMU. Kursus tutorial komputer yang cepat membuat calon pembeli terpikat karena Simply & Smart Interactive memberikan jaminan garansi PASTI BISA! bagi user yang awam dalam dunia komputer sekalipun.
"Karena kami memberikan langkah-langkahnya, tidak ada yang dirahasiakan," kata Donny. Sampai kini produk CD Tutorial Komputer itu terus diupdute setiap bulannya, hingga mencapai puluhan seri. Donny menjelaskan bahwa informasi dan teknologi adalah bisnis kreativitas. Wajib ada produk baru yang dilahirkan dari jiwa dan pikiran yang bebas.
Penuh inovasi meski tak ditunjang modal besar, seperti ketika ia menghadirkan CD tutorial komputer.
Untuk terus berkreasi, ia sengaja mendesain ruang kantornya sekreatif mungkin, demi menghilangkan kesan formal. Tujuannya agar karyawannya selalu berpikir kreatif menciptakan produk-produk inovatif. "Saya senang dengan orang kreatif, yang pikirannya tidak terhambat oleh rambu-rambu. Karena itu sampai sekarang perusahaan kami memiliki 17 orang karyawan yang berusia di bawah 30 tahun. Programmer dan desainer pun mempunyai jam kerja bebas agar semangat inovasinya terjaga," ujar Donny, yang perusahannya juga menghasilkan meja, perangkat panel, dan software laboratorium ini.
MODAL KARDUS BEKAS
Bakat wirausaha Donny sudah terlihal sejak masih duduk di kelas 3 SMU. Selain sebagai freelance servis komputer dari rumah ke rumah, dia juga kerap menjadi desainer grafts Serta merandang layout majalah dan brosur, "Ketika itu saya menjalaninya bukan karena uang, tapi lebih karena hobi yang menyenangkan," ujarnya. Keahlian komputer sendiri didapat secara otodidak, menggunakan komputer bekas IBM tipe 386 DX yang dibelikan orangtuanya dulu.
Menjelang ujian akhir SMU, ia mendapat order dari tetangga untuk membuat perangkat wartel, yang saat itu sedang banyak diminati. Meski tak punya pengalaman sedikit pun, pekerjaan yang dilakukan empat hari menjelang Ebtanas itu dapat diselesaikannya. Dari nilai transaksi Rp6 juta, keuntungan yang dikantonginya mencapai Rp1,8 juta. "Pendapatan saya dalam 4 hari kerja lebih besar dari gaji kakak sepupu saya yang menjadi staf administrasi di sebuah perusahaan, yaitu Rp800 ribu per bulan," katanya bangga.
Teguh pada pendirian dan mau bekerja keras
Sejak itulah Donny mulai berpikir untuk berbisnis. Jadi pegawai di matanya menjadi sangat tidak menarik karena penghasilannya yang tak seberapa. Selepas SMU, ia melanjutkan kuliah di sekolah tinggi komputer di Malang. Karena jiwa dagang yang sudah sangat melekat, di semester kedua Donny pun mengajak tiga temannya untuk berbisnis di bidang komputer. Dengan modal Rp600 ribu yang didapat dari kongsian bersama tiga orang teman, berdirilah sebuah toko komputer di rumah salah seorang temannya.
Modal minim membuat toko sederhana ini menjadi tampak lengang, karena stok barang pun tidak ada. Untungnya, mereka cepat menyadari bahwa kondisi tersebut tak menarik di mats talon pelanggan. Mereka lantas menyiasatinya dengan memajang kardus-kardus bekas di dalam tokonya. Tumpukan kardus bekas motherboard, processor, keyboard, mouse, dan CPU pun menjejali toko agar tampak stok barang yang lengkap layaknya sebuah toko di mat. Untuk promosi, fotokopi brosur diselipkan di setiap surat kabar yang dijual melalui salah seorang agen surat kabar yang dikenalnya.
Hasilnya fantastic. Pada hari kedua sudah banyak pelanggan yang datang. "Ada yang meminta servis komputer, membeli komputer rakitan, hingga memberikan order pengetikan naskah. Tapi, karena hanya punya satu unit komputer, dapat satu order perakitan komputer saja kami sudah kewalahan," kenang Donny.
Di luar toko, bisnis pribadi tetap Donny jalankan. Mulai dari membuat software house, menjual ponsel, desain website, hingga menjadi guru privat komputer untuk murid SMP. Sayang tokonya kemudian terpaksa tutup dan dijual ke orang lain, karena tidak ada kesamaan visi dengan rekan-rekannya.
Kebanggaan sebagai pebisnis tentu masih tersisa, karena saat itu ia bisa membayar uang kuliah sendiri, Hubungan dengan rekanan perusahaan besar pun masih terjaga. Bahkan hingga kini—saat pengembangan bisnisnya merambah ke lingkup pembuatan peranti lunak—perusahaan tersebut masih mendukungnya.
MENJADI CONTOH BAGI BANYAK ORANG
Donny yang kutu buku ini biasa melahap aneka jenis buku dan menyimpannya secara rapi. Namun, di antara sekian banyak buku koleksinya, tentulah buku-buku komputer yang dia cermati, selain buku pengembangan diri, biografi, dan tentu saja buku-buku bisnis.
"Di dunia bisnis, saya mengidolakan Steve Jobs, Bill Gates, Serta Sergey dan Larry Page pendiri Google. Melalui merekalah saya menyadari bahwa bisnis yang mempunyai pertumbuhan tercepat adalah bisnis teknologi informasi. Hal inilah yang memberikan semangat terbesar bagi perkembangan bisnis saya," paparnya.
Donny kecil sebenarnya tidak bercita-cita sebagai pengusaha, karena dilahirkan bukan dari keluarga pengusaha—meski ayahnya memiliki kerja sampingan sebagai kontraktor kecil-kecilan di sekitar wilayah tempatnya tinggal. "orangtua saya menyarankan agar saya bekerja di tempat yang lebih baik, bukannya berbisnis sendiri, agar bisa mendapat penghasilan tetap," katanya.
Membina jaringan kerja dengan baik
Keteguhannya sebagai entrepreneur akhirnya berbuah manis. Sekarang, saat sudah mendapatkan banyak `materi' dari berbisnis sendiri, pandangan lama tersebut seakan musnah. Bahkan adik-adiknya kini disarankan oleh orangtua untuk membuat bisnis sendiri.
Sebuah bisnis yang bagus harus mempunyai produk dengan mutu yang bagus dan mempunyai jaringan (network) yang luas. Serta, kita sebagai owner harus mempunyai track record yang bagus sehingga dipercaya oleh pelanggan, distributor, dan supplier kita. Setelah ketiga hal itu tertanam kuat dalam bisnis kita, inovasi adalah hal terpenting selanjutnya (baik dalam jenis produk maupun cara pemasaranya) sehingga tidak mudah ditiru oleh kompetitor.
TESTIMONI
Q : Anda telah mencoba berbagai macam bisnis, mengapa bisnis ini yang Anda pilih?
A : Bisnis software komputer akhirnya menjadi pilihan karena saya merasa menemukan passion saya. Selain itu, bisnis ini juga termasuk bisnis yang tidak membutuhkan modal awal besar, cocok bagi saya yang memang memulai dari kondisi benar-benar nol. Lagi pula, pangsa pasar jelas, yaitu user yang ingin belajar komputer secara otodidak.
Q : Bagaimana Anda mengatasi kegagalan dalam usaha?
A : Setidaknya sudah enam kali saya mengalami kegagalan saat berbisnis, Namun, bagi saya bisnis adalah belajar. Sukses atau gagal adalah pelajaran berharga. Semakin banyak pelajaran yang kita terima, saya yakin langkah menuju kesuksesan semakin cepat. Dalam berbisnis saya tidak pernah tokus pada profit, tapi pada ilmu. Dengan ilmu yang bagus, profit akan datang dengan sendirinya, Itu prinsip saya. Sehingga, jika suatu proyek mengalami kerugian, saya tidak terlalu stres, karena tujuan utama saya berbisnis bukanlah uang.
TIPS
HUKUM WIRAUSAHA #5
Mengelola rasa frustrasi
"Meskipun sering kali menyulitkan individu, bukum persaingAN tetaplAH yang terbaik dalam sebuah perlombaan, karena menjamin adanya survival of the fittest di setiap bidang." — Andrew Carnegie
SATU HAL YANG perlu dipahami oleh seorang wirausahawan adalah bahwa mereka tidak mungkin mengelola usaha—apalagi menangguk keberhasilan dalam waktu singkat. Orang-orang yang bisa membesarkan usahanya adalah mereka yang mampu mengelola rasa frustrasi. Frustrasi karena tidak menclapat pelanggan, karena perkembangan usaha tidak sesuai dengan rendana, karena tidak bisa membayar gaji, frustrasi ketika produk mereka tidak diterima, tidak dikenal orang, atau orang tidak mau bayar karena merasa harganya lebih tinggi, dan lain sebagainya. Belum lagi rasa frustrasi yang timbul jika produk atau karyawannya dibajak pihak lain. Hal tersebut mungkin harus dihadapi seorang wirausahawan selama bertahun-tahun.
Seorang wirausahawan harus siap untuk bertahun-tahun tidak bisa menikmati hasil usahanya, sampai tiba-tiba terjadi keajaiban. Pada suatu momen, konsumen mulai tahu tentang produknya, bersimpati, memberikan endorsement sehingga produknya laku keras, atau mungkin ada mitra bisnis yang bisa membawanya ke posisi yang lebih tinggi. Menunggu datangnya momentum tersebut membutuhkan keahlian atau keterampilan mengelola rasa frustrasi. Untuk itu, seseorang yang memasuki dunia wirausaha harus mempersiapkan diri untuk benar-benar tahan menghadapi ujian. Tidak ada jalan pintas untuk mencapai keberhasilan. Berikut adalah tips wirausaha untuk Anda:
- Berikanlah 'value' yang bagus. Namun, produk bagus bukanlah segalanya, karena setiap produk membutuhkan serangkaian pendukung yang lengkap. Sekali lagi, berwirausaha adalah menciptakan dan menyerahkan 'nilai, bukan semata-mata produk yang berdiri sendiri. Produk yang bagus membutuhkan pendukung. Rangkaian pendukung itu antara lain, mencari orang yang mau memasarkan, membuka jalur distribusi, menjaga reputasi, membangun merek dagang, mengumpulkan (menagih) uang masuk, mengembangkan produk, serta membuat lebih banyak orang yang menyukai dan mau membeli produk tersebut. Donny dan para usahawan muda yang kami tampilkan di sini mengalami pasang surut dan mereka wajib mengelola rasa frustasi supaya bisa eksis.
- Jangan tergoda untuk mendapatkan keuntungan sesaat di luar bisnis intl. Misalnya, terlalu Bering memberikan seminar, menjadi selebriti, atau politisi. Biasanya wirausahawan mudah mendapat dorongan dari pihak ketiga untuk tampil. Sebaiknya, perlu dipertimbangkan masak-masak, apakah kita ingin menjadi pengusaha atau pembicara seminar. Bagi wirausahawan, seminar hanya dibutuhkan untuk memperluas jaringan, bukan untuk mendapatkan label sebagai motivator. Jika hal ini yang terjadi, kita tidak akan menjadi pengusaha yang baik. Kita hanya bicara lantang dan membuat suasana menjadi riuh, padahal keberhasilannya belum terbukti.
- Memahami taking principle dalam bisnis. Kalau kita hendak mengambil lebih banyak, maka kita harus menunggu lebih lama. Pada dasarnya, bisnis ibarat Anda menjadi petani, bukan pemburu. Seorang pemburu, pagi masuk hutan, sorenya mendapatkan hewan buruan. Tugasnya telah selesai. Sementara jika kita menjadi petani, tanaman harus dirawat, ladang harus dibersihkan, menyemai bibit, memindahkan bibit yang sedang tumbuh ke kebun, dan merawatnya sampai berbuah. Sering kali buah pertama tidak clapat langsung kita petik. Kita perlu menunggu sampai pohon tersebut menjadi benar dan menghasilkan buah yang banyak. Untuk itu harus dipelihara. Jika seorang wirausahawan tidak mampu mengelola rasa frustrasi, maka dia akan menjadi pemburu. Ketika hutan sedang kosong hewan buruan, maka si pemburu tidak mendapatkan hasil apa-apa.
- Mengelola rasa frustrasi bukan berarti menunggu keajaiban atau timbulnya momentum yang mengangkat usaha kita. Diperlukan kerja keras untuk membangun proses bisnis yang benar dan memberikan hasil yang maksimal. Hukum bisnis mengatakan bahwa produk yang bagus dan proses yang benar akan menemukan muaranya sendiri.
- Memancing pasar. Ada kalanya pasar juga harus dipancing untuk menDatangi kita dengan cara mengirim sinyal-sinyal tentang kelebihan dan keistimewaan usaha kita. Seneca mengatakan keberuntungan terjadi ketika peluang berpotongan dengan persiapan. Karena itu, lakukanlah persiapan sedini mungkin, karena peluang hanya akan mampir pada mereka yang siap.
Rasa frustrasi adalah salah satu jenis emosi yang ada dalam diri kita. Disukai atau tidak, emosi tersebut berada di dalam diri kita. Menurut Lee Gardenswartz, jika kita tidak mengakui dan mengatur emosi, emosilah yang akan mengatur kita, hubungan kita, dan lingkungan kerja kita. TanPa kemampuan untuk memahami dan menangani emosi, bisnis kita tidak efektif. Untuk itulah dibutuhkan kecerDasan emosional, yaitu kemampuan untuk memahami dan menangani perasaan, baik perasaan diri sendiri maupun orang lain, dengan cara yang sehal dan konstruktif.
Dari Buku: Wirausaha Muda Mandiri Part 2: Kisah Inspiratif Anak-anak Muda Menemukan Masa Depan dari Hal-hal yang Diabaikan Banyak Orang. Oleh: Rhenald Kasali Penerbit: Gramedia.
No comments:
Post a Comment