Friday, July 6, 2012

Ansyar Hafid, Pemilik Dotugo: Dari Sebuah Noktah

Itulah filosofi yang dijalankan Ansyar Hafid dalaw mengarungi bisnisnya di dunia industri kreatif. Dengan modal awal hanya Rp5 juta, dunia desain grafis dan website kini memberinya profit ratusan juta rupiah per tahun.



LANGKAH-LANGKAH BESAR DIMULAI dari langkah kecil. Itulah analogi yang diambil Ansyar Hafid saat ia memutuskan untuk berkecimpung di dunia bisnis dalam usia muda. Hanya saja, motto yang diusungnya sedikit berbeda, yaitu sebuah garis–yang mewakili dinamika bisnis–berawal dari sebuah titik. Bisnis yang ia tekuni memanfaatkan pesatnya perkembangan dunia teknologi informasi, dimulai dari bentuk materi promosi perusahaan hingga pembuatan desain grafis, website, media cetak, sampai pekerjaan pembuatan video.

Motto 'dari sebuah noktah' itu diimplementasikan ke dalam nama perusahaan, Dotugo–yang merupakan akronim dari Dot To Go. "Semua pekerjaan dimulai dari ide-ide kecil bagaikan sebuah titik. We started from a dot," kata Ansyar yang kini terdaftar sebagai mahasiswa semester 6 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, "Ide kecil ini lalu dikembangkan menjadi karya yang dapat menyampaikan pesan-pesan yang diinginkan. Filosofi ini saya bawa terus hingga kini," tambahnya.



BROWSING INTERNET

Kisah Ansyar adalah salah satu pembelajaran pada anak muda yang terus berpikir. lbarat masuk jalan tol–yang di Jakarta kadang lebih macet ketimbang jalan raya biasa–Ansyar harus bisa menginjak gas dan rem, juga kopling, pada saat dibutuhkan. Bahkan, banting setir pun dia lakukan bila perlu.

Dimulai ketika pemuda kelahiran Polewali, Sulawesi Barat, 1978 itu melihat maraknya pemakaian internet. la merasa peluang yang cukup besar terbuka untuk industri kreatif. Keyakinan inilah yang memicu Ansyar untuk menciptakan lahan usaha. Pikiran taktisnya mengatakan maraknya internet membuat perusahaan-perusahaan besar ingin memanfaatkan saluran tersebut sebagai media promosi.



Mau bekerja keras dan dengan tekun untuk mengembangkan keahliannya



Ansyar melihat peluang ini bernilai seni dan komersial. Namun, bagaimana menyiasatinya ? Sebab, sejak 2005 ia sudah menjadi pegawai tetap pada perusahaan multinasional             bagian advertising & promotion, namun Ansyar merasa pekerjaan itu bukanlah tujuan akhirnya.

Kegelisahan itu diwujudkan Ansyar dengan rajin browsing dan surfing di internet. Awal mula berdirinya Dotugo adalah dari sebuah situs freelance marketplace, Elance.com. Setelah mempelajari situs sejenis seperti getafreelancer.com, gurus.com, dan ODesk.com, Ansyar mengasah kemampuan bahasa Inggris agar dapat memahami—kemudian menerima order—dari situs-situs yang menawarkan pekerjaan secara freelance itu. Melalui situs-situs itulah ia berharap dapat menerima tawaran tanpa kenal batas negara.

"Sekilas terlihat iseng, tapi justru dari sana saya mendapat proyek desain kecil-kecilan. Situs-situs semacam itu merupakan wadah siapa pun dari seluruh dunia, yang ingin "menyewa" tenaga freelancer untuk mengerjakan proyek desain dan website secara online namun profesional," tutur Ansyar.

Berkat ketekunannya, pengalamannya pun bergulir karena dipercaya mengerjakan proyek dari klien di beberapa negara. Bahkan ada pelanggan yang masih setia memakai jasanya sampai sekarang. Usaha kerasnya dari bekerja dan menjadi freelancer ini pun tidak sia-sia. Bangga rasanya! Meski masih pebisnis pemula, dari hasil 'ngobyek' itu ia mampu mengumpulkan uang sebanyak Rp5 juta dan membeli seperangkat komputer idaman, sekaligus mampu berlangganan internet. "Soalnya duIu saya cuma bisa melakukan pekerjaan di warner. Maklum saat itu perangkat komputer untuk seorang desain grafis cukup mahal. Belum lagi biaya langganan jaringan internet di rumah," urainya. Dengan peralatan milik sendiri, semangat kerja Ansyar makin meningkat. la tak lagi dibatasi oleh waktu, khususnya saat mengerjakan revisi yang diinginkan klien.



Network yang sudah terbangun di luar negeri harus tetap dipertahankan.



Ketika pada 2008 ia diterima masuk di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, tentu saja kesibukannya meningkat dan lama-lama ia kewalahan menangani pekerjaan sebagai karyawan dan kesibukan bisnis Dotugo. Meski pahit, ia terpaksa meninggalkan pekerjaan tetapnya, agar dapat lebih konsentrasi menangani Dotugo yang kebanjiran pesanan saat itu. Apalagi selama ini semua pekerjaan dilakukannya seorang diri.

Keluar dari perusahaan yang memberikan gaji tetap memang berat. Teman-temannya di Ul pun menganggap demikian. Maklum, mencari pekerjaan saat itu tidaklah mudah. Pengusaha muda ini sempat ragu, apalagi di saat yang sama, akibat sulit membagi waktu, pekerjaan di Dotugo pun jumlahnya menurun. Beruntung sang istri terus memompa semangat agar Ansyar tetap pada pilihannya. "Lagi pula, saya yakin bahwa selalu akan ada jalan keluar bagi setiap kesulitan," imbuhnya bijak.



BIODATA

ANSYAR HAFID

Polewali, 19Januari 1978

Pendidikan

S1 Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta

Nama Usaha

PT Wahana Eksistama - DOTUGO (Graphic Design dan Web Development)

Website: www.dotugo.com

Alamat: A Agung Raya II No.20 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 12610

Penghargaan

2009 Finalis Nasional Wirausaha Muda Mandiri



MENGEMBANGKAN SAYAP BISNIS

Dalam upayanya meningkatkan inovasi, Ansyar terus bekerja lewat internet hingga larut malam. Akhirnya beberapa proyek direngkuhnya. Untuk lebih meningkatkan kualitas dan kecepatan, ia juga memutuskan untuk merekrut seorang karyawan yang bertugas membuat alternatif desain dari desain master yang sudah dibuatnya.

Akhir 2008, order pekerjaan mulai meningkat. Sebuah perusahaan lokai membutuhkan jasa desain web. Untuk menangani klien lokai pertamanya di Dotugo itu, penambahan karyawan harus dilakukan, khusus untuk menangani web development. "Saya kerjakan sepenuh kemampuan. Saya ingin agar klien ini yang akan mengawali sukses saya," katanya.

Ternyata benar. Puas dengan hasil kerja Dotugo, sang klien menambah jenis pekerjaan lainnya. Promosi hasil kerjanya pun bergulir dari mulut ke mulut. Word of mouth, strategi marketing yang terbilang konvensional itu, terbukti masih ampuh. Pada 2009, klien Dotugo bertambah banyak dan berkesinambungan. Pekerjaan yang ditangani pun kian beragam. Dari sekadar desain aneka jenis kebutuhan cetak, website, hingga pekerjaan video. Seining berjalannya waktu, langkah wirausaha Ansyar pun semakin maju. la menempatkan istrinya di perusahaan, sehingga total karyawan Dotugo berjumlah enam orang.



Menguasai bahasa asing dengan baik karena berhubungan dungan dengan klien-klien dari seluruh dunia. Bisa diduga pula bahwa ia terus mengasah kemampuan business communication-nya, agar order dapat dipahami dan diwujudkan sesuai kemauan klien.



Menjaga kreativitasnya tetap terjaga dengan terus mengikuti perembangan terbaru.



Perusahaan itu mulai keluar dari 'dalam mimpi' dan menjejakkan kaki di ranah tujuan yang nyata. Setelah Dotugo menjadi Hama clagang dengan bendera badan hukum PT Wahana Eksistama, mereka pun juga menjalani usaha lainnya, yakni bisnis furnitur dan kontraktor.

Belum cukup di situ, semangat Ansyar terus menggebu dengan keinginannya mendirikan sekolah desain dan web serta mengembangkan usaha di bidang metal craft. "Target utama kami adalah perusahaan baru dan perusahaan kecil yang sedang berkembang. Dotugo akan selalu berusaha menjadi andalan mereka dalam hal kebutuhan jasa desain dan web. Membantu pertumbuhan perusahaan klien yang kami bantu merupakan kebanggaan tersendiri bagi Dotugo," tandas Ansyar.



TERUS MENAMBAH ILMU

Sukses tidak membuat Ansyar puas. la pun terus mencari kiat agar usahanya tetap langgeng. Apalagi perusahaannya belum ditunjang sistem manajemen yang mumpuni. Pengetahuan entrepreneurship yang kurang membuat sosok pekerja keras ini kemudian mengikuti lomba Wirausaha Mandiri yang diprakarsai Bank Mandiri. Dotugo pun menjadi salah satu finalis tingkat nasional.

"Keuntungan sebagai finalis adalah bisa mengikuti berbagai kegiatan dan pelatihan wirausaha serta pengembangan diri seperti yang diberikan Rumah Perubahan," kata Ansyar. Terselip nada bangga dalam suaranya. Dari pelatihan kewirausahaan ini, dia mulai memahami pentingnya etika dalam menjalankan usaha serta bagaimana menjalankan usaha yang benar.

Selain sistem manajemen, kendala masih dirasakan terutama kurangnya sumber daya manusia untuk menciptakan ide-ide kreatif. "Hal inilah yang membuat saya terpikir untuk mengadakan program internal untuk meningkatkan kreativitas karyawan dalam berkarya. Setiap Sabtu, kami mengadakan sesi khusus untuk mempelajari modul pelajaran seni desain dari internet, yang kemudian kami bahas bersama-sama," ujarnya.

Kendala lainnya yang dihadapi Dotugo saat ini adalah belum adanya kantor yang representatif. Selama ini Dotugo beraktivitas dalam satu ruang di rumahnya. "Melihat ke depan, untuk pengembangan usaha tampaknya kami perlu menyewa kantor yang lebih memadai, baik untuk kerja maupun akses jalan," tambahnya mantap.



JEJAK PERJALANAN

Pria yang menetap di Jakarta sejak tahun 2002 ini sebenarnya bukanlah seorang yang memiliki pendidikan di bidang komputer. Bahkan tiga orang karyawannya juga tak memiliki latar belakang pendidikan desain grafis dan web development. Mereka hanya memiliki pengalaman mengoperasikan aplikasi grafis yang dibutuhkan untuk membuat karya desain. Keempatnya beiajar desain dan web programming secara otodiclak berbekal jiwa muda dan tren 10 tahun terakhir yang sedang berkembang.

Setiba di Jakarta, ia menetapkan target untuk mencari pekerjaan. ini dilakukan untuk membantu meringankan beban orangtua, yang saat itu sudah memasuki masa pensiun. Ansyar diterima bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang event organizer (EO). la di tempatkan di bagian kreatif yang menangani materi desain setiap proyek yang didapatkan. Hingga tahun 2005, darah muda yang bergejolak membuat Ansyar berpindah-pindah tempat bekerja, baik untuk menimba pengalaman maupun mencari tantangan baru di bidang desain grafis dan web.



Melayani klien cengan kualitas terbaik dan siap masukan dari klien.



Bekerja dengan target yang jelas dan terukur.



Sambil menyelam minuet air, itulah yang ia lakukan. Sambil bekerja tak lupa ia terus belajar. Dengan talenta yang kreatif, ia cepat menyerap pelajaran seni desain maupun bidang new media seperti animasi, video, dan web programming. Di samping itu, Ansyar juga belajar mengamati sikap orang-orang di sekitarnya dalam berinteraksi, utamanya dengan atasannya.

Dari pengamatan itu ia menyimpulkan bahwa rata-rata orang sangat tergantung pada apa yang sudah mereka miliki saat itu dan terus berharap akan mendapat lebih banyak. Hal inilah yang mengusik niatnya. "Saya punya tujuan. Tujuan yang tak mungkin dicapai hanya dengan bergantung pada apa yang saya miliki saat itu. Tujuan saya membutuhkan usaha lebih keras daripada hanya bekerja sesuai tugas," tandas pria yang rela bangun dini hari, sekitar pukul 02.00-03.00, untuk menjawab atau merevisi pekerjaan dari kliennya di luar negeri.

"Saya berasal dari keluarga sederhana. Orangtua saya sudah tentu tak mampu memberikan modal usaha. Saya sadar keterbatasan itu, jadi satu-satunya jalan memulai usaha adalah dengan gerilya," paparnya mantap. Gerilya itu telah dilakukannya. Noktah yang pertama kali dia buat telah berubah menjadi garis. Garis nasib yang akan ia ukir untuk terus mengejar sukses.



TESTIMONI

Q: Apakah hobi Anda berhubungan dengan bisnis Anda? Jika ya, bagaimana Anda melihat hobi sebagai peluang usaha yang menjanjikan?

A: Saya sebenarnya tidak hobi menggambar, namun saya memiliki "passion" yang tinggi terhadap seni. Saya suka melihat sesuatu sebagai "something happen for a reason". Itulah hobi saya, "observasi". Passion dan observasi saya pikir adalah kombinasi yang tepat untuk rnenjalankan bisnis dibidang industri kreatif.

Q: Apa yang menjadi bahan dasar usaha Anda? Sulitkah mendapatkan bahan bakunya? Bagaimana Anda melihat bahwa bahan baku itu dapat menjadi peluang bisnis. (bahan baku dapat berupa materi atau non materi)

A: Bahan dasar usaha saya adalah kreativitas. Sayangnya, bahan dasar ini bdak selalu tersedia. Tidak setiap saat seseorang memiliki momen-momen di mana kreativitasnya mengalir dengan lancar (aho moment). Mengatasi hal itu kami hanya bisa melakukan modifikasi terhadap ide-ide lama yang telah digunakan sebelumnya.

“saya sebenarnya tidak hobi menggambar, namun saya memiliki passion yang tinggi terhadap seni. Saya suka melihat sesuatu sebagai “something happened for a reason.”. jadi, itulah hobi saya, mengobservasi. Passion dan observasi, saya pikir, adalah kombinasi yang tepat untuk menjalankan bisnis dibidang industri kreatif.”




Tips

HUKUM WIRAUSAHA #21

Berbisnis Ala Gen C



"Prestasi tinggi selalu terjadi jika kita memiliki harapan yang tinggi pulaCharles Kettering



ANAK MUDA YANG saat ini masih beraktivitas di kampus, rata-rata adalah mereka yang saya kelompokan sebagai Gen C. Mereka bukan Gen X atau Y, atau generasi apa pun yang pernah disebutkan dalam sejarah. Ciri khas Gen C yang tidak ditemukan pada generasi lainnya adalah mereka memiliki basis terkoneksi secara teknologi dan mereka adalah digital creative people. Selain itu, rasa ingin tahu mereka lebih besar dan mampu menghasilkan bisnis yang bersifat co-creation Berta customized. Itulah sebabnya mereka ini saya sebut sebagai cracker. Jika Anda ingin mencapai sukses atau menjalankan bisnis yang banyak clijalankan secara khusus oleh Gen C ini, maka Anda harus menjadi cracker. Berikut tips untuk menjalankan crackership.

  • Perbaharuilah industri. Bukan sekadar menjadi pembuat produk, tetapi juga menciptakan sesuatu yang baru. Pembaharu industri hadir dengan temuan-temuan baru atau cara-cara baru yang tidak pernah diduga sebelumnya. Anda bahkan bisa menciptakan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang jauh di bawah struktur biaya pemain-pemain lama, karena Anda dibesarkan di dalam iklim usaha freemium (free of charge with premium quality). Dalam iklim freemium, industri bergerak menuju kondisi 'almost zero cost' dengan struktur biaya yang rendah, sehingga berakibat pada harga jual yang juga rendah.

  • Terbuka terhadap gagasan-gagasan baru, jangan pernah kembali mengikuti 'jalur lama'. Anda perlu membangun kekuatan baru dan menanamkan pada tim Anda bahwa Anda berada di tengah-tengah mereka. Dengan demikian Anda dapat menunjukkan keberanian Anda dan mengajak tim Anda untuk tidak takut maju. Tularkan semangat sebagai cracker kepada setiap orang dalam tim Anda.

  • Bongkar cara berpikir lama, lakukan adaptasi secara radikal meski dengan demikian Anda perlu menempuh berbagai risiko. Namun, jangan lupa bahwa perubahan radikal yang Anda lakukan bukannya sesuatu yang dilakukan tanpa perhitungan. Ukur setiap risiko dengan mengenali kemampuan Anda, pelanggan Anda, dan kompetitor Anda.

  • Siap bekerja keras untuk menembus segala hambatan. Baik di dalam maupun di luar bisnis Anda, banyak hambatan yang harus Anda atasi. Di dalam tim, misalnya, Anda perlu tegas memisahkan orang-orang mana yang dapat mendukung Anda memasuki cracking zone dengan mereka yang menginginkan comfortzone. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas sementara. Tapi, setelah Anda dikelilingi oleh orang yang siap tempur, gerak Anda akan jauh lebih lincah.

  • Menguji hipotesa atau asumsi bisnis Anda. Anda mungkin berasumsi bahwa suatu produk atau jasa memiliki pasar tertentu, namun Anda perlu mengujinya dengan mencari data-data yang mendukung asumsi tersebut. Cara ini memperkecil kemungkinan Anda melangkah di atas landasan yang keliru.



Dari Buku: Wirausaha Muda Mandiri Part 2: Kisah Inspiratif Anak-anak Muda Menemukan Masa Depan dari Hal-hal yang Diabaikan Banyak Orang. Oleh: Rhenald Kasali Penerbit: Gramedia.

No comments: