PEMBAWAAN SORAN, PEMUDA kelahiran Mentok, Bangka, 1 Juni 1980 ini tidak berbeda dengan gambaran kita akan seorang nerd. Pendiam, tidak suka berada di keramaian, namun bisa tak ingat waktu bila sudah berada di depan komputer. Kalau bisa memilih, ia lebih suka berada bersama benda coati itu ketimbang makhluk hidup. Komputer memberinya eksplorasi yang luas dan membentangkan kesempatan yang tak berbatas. Sebuah peluang untuk mewujudkan mimpi.
Lahir dari keluarga yang tak berada membuat Sofian terbiasa hidup dalam keadaan serba kekurangan. Namun, mimpi tak mengenal kendala itu. Mimpi itu tetap datang dan menggerakkan Sofian untuk mengubah nasib. "Action with vision will bring the dreams come true," kata Sofian mengutip sebuah ungkapan. Pemuda asal Kepulauan Bangka Belitung ini lalu mulai menerjemahkan mimpimimpinya ke dalam sebuah langkah nyata. Langkah-langkah yang awalnya kecil, namun akhirnya menciptakan lompatan besar.
Kini, upayanya berbuah manis. "Dari keahlian sebagai programmer komputer, saya bisa meraih pemasukan sekitar Rp40-100 juta per tahun dengan keuntungan bersih sampai lebih dari Rp50 juta," ungkapnya. Tentu saja, jumlah ini tak bisa dibandingkan dengan profit idolanya, Bill Gates. Namun, itu pun bukan hal yang dapat dipandang remeh.
BERANI BERMIMPI BESAR
Berdirinya S-Work milik Sofian–yang melayani pembuatan aplikasi (software) berbasis database komputer, perawatan dan perbaikan komputer, serta intalasi jaringan komputer (LAN)–diawali pada akhir 2009. Sofian yang telah lama bekerja pada perusahaan orang lain, bahkan bekerja sama dengan rekannya, akhirnya berani membuka usaha sendiri. Lokasi usahanya memang tidak mentereng karena berada di rumahnya sendiri. Maklum, jenis pekerjaan Sofian memang hanya pelayanan. Jadi, ia mendatangi perusahaan orang lain yang membutuhkan jasanya. Sampan kini, ia telah membuat aplikasi untuk mini market, rumah makan, pujasera, billing karaoke, billing warnet, spare part, aksesori telepon seluler, dan program-program keperluan kantor.
Memiliki mimpi yang sanggup menggerakkan diri sendiri untuk mengubah nasib.
"Sebelumnya saya kurang percaya diri untuk berwirausaha, takut gagal. Apalagi strategi pemasaran kurang saya kuasai, ditambah sifat saya yang pemalu dan kurang mampu berkomunikasi. Namun kemauan saya kuat. Apalagi keluarga juga mendukung pilihan saya memberikan tambahan modal," kata Sofian.
Untuk memulai usaha, Sofian memang tak memerlukan modal besar, hanya seperangkat komputer dan meja kerja. "Meskipun modal minim saya memulai usaha dengan satu mimpi raksasa untuk sukses," ujar Sofian penuh optimisme. Mulai program kerja berharga jutaan, sedikit demi sedikit usahanya meningkat menjadi belasan juta, hingga sekarang sudah mencapai ratusan juta untuk setiap produk yang digarapnya. Saat ini Sofian memang baru menangani segmen pasar kecil dan menengah saja. Tapi, harapannya tidak berhenti di situ. "Saya berharap ke depan akan dapat menjual produk ke perusahaan-perusahaan besar di seluruh Indonesia," katanya.
Kemauan untuk maju telah ditancapkan Sofian dengan kokoh. Meski bisnisnya belum berusia lama, namun bekal ilmu dan pengalamannya membuat ia yakin bahwa usaha itu dapat berkembang menjadi perusahaan yang akan menghasilkan hardware komputer dengan brand sendiri. "Saya yakin, dengan semakin maju teknologi, suatu hari nanti dapat mewujudkan semua impian saya," tambahnya. "Dan saya yakin, tak mungkin saya dapat sukses besar bila hanya bekerja untuk prang lain. Saya ingin menjadi pemilik usaha, yang bisa menentukan sendiri nasib dan perolehan yang diinginkan. Sebab hidup barus memilih," tambahnya lagi.
Menurut Sofian, saat ini usahanya memang belum seberapa. Laju perkembangannya pun belum menderap deras. Ini dikarenakan ia masih terkendala oleh pengetahuan, sumber daya, maupun modal usaha. Namun dengan target dan visi jelas, pengejaran mimpi itu sudah diawali dengan sukses, kendati ia pernah dihantui kegagalan.
BIODATA
SOFIAN
Mentok, Bangka, 1 Juni 1980
Email: sofian_s@yahoo.com
S1 Teknik Informatika, STIVIKIVIDP, Palembang
Nama Usaha
S-Works Computer
Website: http://www.s-works.web.id
Alamat: Graha Bukit Raflesia Blok M.30, A Kenten Sukamaju, Palembang
Penghargaan
2009 Finalis Wirausaha Muda Mandiri
MENCICIPI KEGAGALAN
Pada 2006 Sofian mendapat tawaran kerja sama dari seorang konsultan pajak yang juga baru merinos usaha. Karena belum berpengalaman dan ragu untuk memulai sendiri, tawaran kerja sama tersebut diterimanya. la pun meninggalkan pekerjaannya di perusahaan otomotif. Klien pertama Sofian adalah seorang kontraktor yang menginginkan program komputer untuk memantau penggunaan alat-alat berat, mencatat penggunaan bahan bakarnya, absensi operator alat, dan sebagainya.
Kerja sama ini terus berjalan, hingga pada 2007 mitra kerjanya resmi membuka kantor kecil. Saat itu, klien sudah mulai banyak dan ia mempunyai beberapa karyawan untuk membantu administrasi kantor. Mitra kerja Sofian bahkan bersedia memodak Sofian dengan perjanjian pembagian hasil 50:50 untuk setiap penjualan program, Program yang dibuat adalah akuntansi standar untuk pembukuan kantor.
Dari hasil penjualan program, bersama mitra kerjanya ini, Sofian melebarkan sayap dengan membuka usaha baru, yaitu warnet, dengan pembagian keuntungan 20:80. Sayangnya, karena belum berpengalaman, semua kesepakatan dibuat hanya berdasarkan azas kepercayaan saja. Tanpa ada hitam di atas putih, pada akhirnya semua keputusan berada di tangan mitra Sofian.
Di sinilah timbul ketidakpuasan. Selama dua tahun warnet tersebut beroperasi, Sofian tak menikmati keuntungan sepeser pun. Baru pada tahun ketiga Sofian bisa menikmati laba kerja samanya, Rp4 juta dari keuntungan Rp20 juta setiap tiga bulan. Setelah tiga kali menerima pembagian hasil, Sofian diajak kembali untuk membuka cabang warnet di tempat lain. "Tapi niat itu saya tolak. Saya tahu nanti komputer dan segala perlengkapan lain harus dibeli perusahaan lewat dia dengan bunga yang sangat besar. Saya tak mau lagi dipermainkan," kenang Sofian.
Mau belajar dari pengalaman buruk maupun baik, antara lain dengan menyodorkan perawatan program secara gratis.
la pun menarik diri dari kerja sama itu karena merasa keahliannya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi mitranya. Apalagi, ternyata mitra bisnis Sofian sudah tidak lagi melakukan penagihan kepada klien yang rnemakai jasa program komputer Sofian selama satu tahun. Sofian pun merelakan modal usahanya—sebesar 20 persen—tidak kembali.
Peristiwa ini menjadi pelajaran sangat berharga buat Sofian. la tak lantas putus asa. Keahliannya masih tetap diakui oleh klien-khen lamanya. Buktinya, meski tak lagi bersama mitra kerjanya, Sofian masih dipercaya oleh kliennya. Dari kegagalan itu, ia semakin berhati-hati melakukan usahanya. "Saya mendapat pengalaman positif. Khususnya dalam berinteraksi dan mengenal orang lain," kata Sofian.
Kepribadian Sofian menjadi lebih terbuka. la jadi tahu bagaimana cara berhubungan dengan orang lain–misalnya untuk menawarkan produk, la melakukan kunjungan ke perusahaan-perusahaan, membuat network untuk memperluas pasar. "Kemudian saya memulai langkah untuk berwirausaha sendiri yang sesungguhnya," kata Sofian mantap. Selain itu, agar perusahaannya memiliki keunggulan, Sofian juga menyediakan layanan purnajual yang mengesankan. Selama masih dipakai, produk aplikasinya mendapat garansi seumur hidup. Cara ini menumbuhkan loyalitas dan kepercayaan tersendiri, serta membuat banyak klien selalu kembali kepadanya. Mimpi seorang Sofian telah menggerakkan semestanya!
Berusaha di bidang yang sesuai dengan kemampuan.
MENGENAL KOMPUTER
Sofian kecil lahir dari keluarga sederhana. Bakat elektroniknya diawali saat ia duduk di bangku SMP di Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Kabupaten Bangka Barat, Kecamatan Mentok. Itu sebabnya, setamat SMP pada 1995, ia memilih melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri II ketimbang melanjutkan di SMU. Sofian pun pindah ke Pangkal Pinang. la rely berada jauh dari orangtuanya, kemudian memilih jurusan Elektronika dan Komunikasi.
Sekolah yang memiliki laboratorium cukup lengkap itu membuat hobi elektronik Sofian berkembang. "Di sini pula saya mengenal komputer. Meski sebelumnya saya tak tertarik dengan komputer–saat itu belum ada program Windows–lama-kelamaan saya bisa menikmatinya," tutur Sofian bersemangat. la semakin termotivasi karena Jurusan Mesin sudah mengimplementasikan komputer pada sebuah mesin bubut besi CNC, sehingga membuat bentuk dari besi bukan lagi perkara sulit. "Di luar Sekolah, saya mengikuti kursus komputer, yang ternyata hanya satu-satunya di sang," Sofian berkisah. Di sanalah ia menjadi mahir menggunakan program Word Star. "Saya pun hapal di luar kepala sintaksis untuk melakukan format penulisan," katanya.
Sayangnya karena keterbatasan dana, setelah lulus SMK Sofian tak bisa meneruskan ke perguruan tinggi. Tapi, ia tak putus asa. Kursus di Balai Latihan Kerja Indonesia yang dikelola Depnaker di Palembang, menjadi langkah berikutnya. Spesialisasi yang diambilnya adalah TV dan radio. Komputer—yang saat itu perkembangannya tidak pesat—sempat dia lupakan. Keahlian sekaligus hobinya itu pun ia kembangkan, dengan bekerja di salah satu toko elektronik di Palembang sebagai pemasang perangkat elektronik di rumah konsumen.
Pertengahan 1999 Sofian hengkang dari Palembang dan pindah bekerja pada sebuah main dealer Suzuki di Pekanbaru, Riau. la pun mendapat tempat di mess karyawan. Di sinilah Sofian berkenalan dengan seorang programmer komputer yang menangani semua sistem yang sudah terintegrasi dengan sebuah dealer besar, Indomobil. Dan, kariernya pun berawal dari sini, seakan mendapat petunjuk dari yang Maha Kuasa.
Sofian—yang sejak kecil sangat tertarik pada bidang elektronik—bagaikan mendapatkan guru gratis. Dari kegiatan memasang kabel listrik, kabel LAN, sampai akhirnya belajar format dan install program di komputer, dilakoninya. Dari pemeliharaan jaringan hingga bahasa pemrogaman pun dipelajarinya. Dengan dasar peralatan elektronik yang ia kuasai, pelajaran komputer yang diberikan temannya dengan cepat diserapnya. Latihan penanganan kasus yang terjadi di lingkungan perusahaan otomatis mengasah kemampuannya di bidang komputer dan pemrograman. Sofian pun menjadi mahir dan tenaganya dipercaya menangani cabang-cabang di Pekanbaru, Padang, Batam, dan Tanjung Pinang.
Sofian kembali ke Palembang tahun 2004 dan langsung berkecimpung sebagai tenaga IT pada perusahaan otomotif di wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu. Tugasnya adalah membuat program database kecil yang dibutuhkan semua bagian dalam perusahaan serta melakukan perawatan terhadap semua masalah komputer.
Kegagalan tak membuatnya cepat menyerah.
"Setelah dua tahun bekerja, rasa kurang puas terus menggelora di dada. Impian saya jadi pengusaha terasa semakin jauh," kata Sofian. Akhirnya ia memutuskan untuk menambah ilmunya di bidang komputer. la lalu kuliah sambil bekerja, Sesuai cita-citanya ia pun mengambil jurusan Teknik Informatika pada Sekolah Tinggi Komputer (STMIK-MDP) Palembang. Karena siang bekerja, malam kuliah, prestasi akademik Sofian keteteran. Meski demikian ia tetap bertekad memperbaiki masa depan dengan menyelesaikan kuliahnya.
Meski secara akademik tertinggal, di kampusnya namanya terkenal untuk urusan komputer. la pun sering membantu teman-temannya dan tetap menerima order dari perusahaan di kotanya. Di tengah-tengah masa kuliah, Sofian mengundurkan diri dari pekerjaannya. la memilih mencoba berusaha sendiri, dan pada 2006 ia mulai bekerja sama dengan seorang pengusaha. "Saya ingin sukses seperti mereka. Meskipun mimpi saya terdengar mustahil, tapi saya tetap yakin suatu saat pasti bisa," tandas Sofian.
Tempaan dari sejak masa sekolah itulah yang membuat Sofian memiliki semangat untuk bertahan menjalani usahanya. Meski dulu sempat kecewa dengan mitra usahanya, kini dia sudah membuka diri untuk bekerja sama iagi jika ada yang berminat. Niat inn menjadi terbuka setelah ia menjadi finalis pada pelatihan Wirausaha Muda Mandiri. Karena itulah ia terus memelihara situs perusahaannya, http://www.s-works.web.id.
Testimoni
Q: Apakah pendidikan Anda menunjang bisnis?
A: Konsep bisnis saya sederhana, yaitu memberikan solusi untuk mempermudah pekerjaan yang menyangkut data berbasis komputer. Pendidikan saya di bidang teknik informatika tentu saja membantu kelancaran bisnis ini. Namun, sebelum berbisnis, saya juga banyak belajar tentang ilmu komputer, baik secara formal melalui kuliah maupun secara informal dengan membaca buku-buku komputer. Banyak relasi bisnis saya saat ini berasal dari hubungan di masa kuliah dulu.
Q: Pernahkah mencoba bisnis lain sebelumnya? Mengapa akhirnya memilih bisnis ini?
A: Sebelumnya saya pernah bekerja sama dengan orang lain membuka bisnis warnet game online. Namun, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pads bisnis software house karena warnet membutuhkan modal yang cukup besar dengan keuntungan yang relatif kecil. Selain itu perawatan warnet lebih rumit. Pangsa pasar bisnis saat ini lebih kepada orang atau perusahaan menengah ke atas, serta menuntut pengetahuan dasar tentang komputer.
“Saya termasuk yang agak pendiam dan kurang menyukai berada di suatu lingkungan yang ramai. Tetapi, saya bisa berlama-lama di depan komputer, bahkan seharian untuk bekerja. Saya lebih menyukai pekerjaan yang tidak langsung berhadapan dengan orang lain. Usaha saya sekarang ini saya rasakan cocok dengan karakteristik diri saya, karena tidak terlalu sering berhadapan dengan orang lain secara langsung.”
Tips
Hukum Wirausaha #19
Kepribadian yang Tidak Kondusif untuk Berbisnis
"Siapa pun yang tak kenal waktu saat menggunakan komputer mengetahui tentang kecenderungan untuk bermimpi, dorongan untuk membuat mimpi menjadi kenyataan, don kemungkinan untuk melewatkan makan siang.” —Tim Berners-Lee
UNTUK MEMBANGUN BISNIS yang baik, setiap orang dituntut untuk memiliki life skills. Salah satu life skills yang penting adalah kemampuan berkomunikasi secara luwes dan mampu mengambil keputusan, berpikir kreatif dan kritis, serta mengelola rasa frustasi. Meskipun demikian, kemampuan-kemampuan seperti itu kadang kala tidak dimiliki seseorang secara lengkap. Banyak orang yang bersekolah tinggi dan akhirnya memiliki intelectual capacityyang jauh lebih besar daripada life skills. seperti halnya dengan Sofian, yang memilki intelectual capacity yang sangat tinggi dalam bidang IT, ternyata memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi.
Hal serupa juga dialami oleh ribuan anak muda yang secara alamiah dibentuk dalam lingkungan pembelajaran yang sangat serius. Pola pendidikan seperti ini cenderung melahirkan manusia-manusia yang hebat tetapi kurang memiliki atau kurang dapat mengembangkan life skills. Apakah orang-orang seperti ini dapat berkembang menjadi entrepreneur yang berhasil? Berikut ini adalah tips bagi Anda yang dibesarkan dalam lingkungan sosial yang serius:
- Jangan menyangkal, terimalah realita bahwa Anda memiliki keterbatasan. Hanya orang-orang yang menerima kenyataanlah yang dapat berubah. Sepanjang Anda masih menyangkal kondisi tersebut, Anda akan terpenjara dengan keterbatasan tersebut sepanjang usia Anda.
- Carilah mentor atau partner. Tetapi berhati-hatilah dalam memilih. Mentor atau partner Anda mutlak harus bisa melengkapi kekurangan Anda. Jadi, kalau Anda tidak pandai berkomunikasi secara verbal, carilah orang yang pandai berkomunikasi secara verbal clan jadikan orang ini sebagai tempat Anda belajar sekaligus untuk menutupi kekurangan Anda.
- Jangan mengurung diri Anda dalam ruang gelap laboratorium yang Anda sukai. Keluar dan carilah tempat yang banyak cahaya serta oksigen. Ingat, Anda bukanlah pegawai laboratorium yang hanya berinteraksi dengan benda coati. Anda adalah seorang pengusaha dan karena posisi itulah Anda harus berinteraksi dengan kehidupan serta siap berubah.
- Jauhkan pikiran Anda bahwa Anda adalah Anda. Atau, pikiran bahwa Anda adalah orang yang harus diterima apa aclanya dan orang lainlah yang harus mengerti Anda. Pikirkanlah bahwa manusia adalah makhluk pembelajar yang mampu memperbaiki dirinya. Kalau Anda tidak mau belajar serta memperbaiki diri, maka Anda akan mengalami banyak kesulitan. Misalnya, kesulitan karena anak buah Anda tidak mengerti apa yang Anda inginkan sehingga akibatnya Anda akan kembali harus mengerjakan semua hal seorang diri. Pengusaha adalah orang yang mendapatkan keberuntungan dengan menggunakan banyak tangan orang lain.
- Buatlah hidup Anda menjadi lebih hidup dan bersemangat dengan memberikan sentuhan-sentuhan humanis seperti musik, film, hubungan yang hangat dan penuh persahabatan, berbagi, serta menciptakan target-target baru yang membentuk perilaku baru. Hal-hal yang bersifat emosional, penuh kehangatan, dan menyenangkan ini dapat menumbuhkan kecerdasan relationship, emosional, dan sosial Anda. Dan, pada saatnya nanti, kecerdasan–kecerdasan inilah yang akan membentuk keunggulan baru dalam perilaku Anda.
Dari Buku: Wirausaha Muda Mandiri Part 2: Kisah Inspiratif Anak-anak Muda Menemukan Masa Depan dari Hal-hal yang Diabaikan Banyak Orang. Oleh: Rhenald Kasali Penerbit: Gramedia.
No comments:
Post a Comment