Jackie Ambadar adalah sosok pengusaha wanita yang sukses dalam menjalankan bisnis. Lewat kejelian bersama adik-adiknya membaca peluang Le Monde berhasil menjadi merek perlengkapan bayi yang disegani di dalam dan luar negeri. Meski begitu ia mengaku belum puas lantaran perjalanan masih panjang.
Sebagai seorang pengusaha wanita sukses nama Jackie Ambadar sudah tak asing lagi. Maklum saja, ibu dua anak kelahiran 15 September 1951 ini karena keberhasilan-keberhasilannya dalam dunia usaha sempat beberapa kali memperoleh penghargaan antara lain sebagai satu-satunya finalist perempuan Entrepreneurs of The Year yang diberikan oleh Ernest & Young pada tahun 2004 dan Best of Entrepreneurs 50 pada tahun 2005 yang diberikan oleh Majalah Swa.
Nama Jackie begitu ia biasa disapa dikenal sebagai pengusaha sukses tidak bisa dipisahkan dengan Le Monde, bisnis perlengkapan bayi yang ia rintis bersama adik-adiknya sejak 1982. Jackie merintis bisnis perlengkapan bayi berawal dari kegalauannya yang besar terhadap minimnya produk-produk perlengkapan bayi di pasar, padahal produk itu sangatlah dibutuhkan oleh ibu-ibu yang baru melahirkan. Alhasil, dari kegalauan itu, muncul ide briliantnya untuk membuat dan memasarkan produk-produk perlengkapan bayi “Kami melihat bisnis ini awalnya dari kebutuhan dimana pasar saat itu belum ada. Kala itu kami melihat ini peluang usaha yang menyenangkan,” tuturnya.
Akhirnya, bermodalkan satu mesin jahit alumnus FISIP UI tahun 1982 ini memantapkan langkah menekuni bisnis perlengkapan bayi yang diberi label Le Monde, yang dalam bahasa Perancis berarti DUNIA. Meski begitu, awalnya Le Monde belum memiliki outlet alias hanya memproduksi saja. Outlet pertama baru dibuka tahun 1984. . “Le Monde pertama produksi tahun 1982 dan pertama buka outlet, dengan nama Le Monde Baby’s World pada tahun 1984,” ujarnya
Asal tahu saja, wanita yang bernama lengkap Zakiah Faried Abdullah ini sebelum berkiprah di Le Monde lama menggeluti bidang marketing terutama marketing research. Dibawah bendera PT Surindo Utama yang didirikannya sejak 1980 dan tetap eksis hingga sekarang, Surindo adalah usaha jasa nasional yang pertama yang menekuni dunia marketing research.
Jeli Menangkap Peluang
Langkah Jackie untuk menggeluti bisnis perlengkapan bayi terbukti tepat. Karena kejelian menangkap peluang, wanita yang hobi berkebun ini lewat tangan dinginnya berhasil membawa nama Le Monde menjadi merek perlengkapan bayi yang disegani tidak hanya di pasar dalam negeri tetapi juga luar negeri.
Untuk pasar dalam negeri, Le Monde saat ini bisa dibilang penguasa pasar untuk keperluan bayi. Tercatat Le Monde sejak awal tersebar beberapa departement store terkemuka, atau kelas menengah atas diseluruh Indonesia. Demikian pula untuk pasar luar negeri atau ekspor. Sejak tahun 1986, Le Monde sudah mengekspor produknya ke beberapa negara di Asia, Australia dan Eropa.
Hebatnya lagi karena sudah mengglobal, pada tahun 2005 Le Monde lalu pernah menyabet pernghargaan sebagai Best Asean Infant Wear 2005. “Itu adalah bukti bahwa produk Le Monde sudah diakui kualitasnya dalam skala internasional,” ujarnya bangga.
Meski bisnis Le Monde sekarang ini sudah menjadi pemimpin pasar, apalagi setelah difranchisekan sejak 2002 lalu dan kini total sudah ada 11 cabang dengan 7 diantaranya milik franchisee, wanita yang juga memiliki hobi menulis ini mengaku belum puas. “Perjalanan masih panjang,” ujarnya. Ia ingin Le Monde menjadi merek global. Dan untuk lebih menancapkan kukunya di pasar luar negeri sekaligus mewujudkan visinya itu, Jackie pun mulai berancang-ancang membuka franchise di luar negeri.
“Saya kepingin menjual franchise ke luar negeri. Kebetulan sekarang masih dalam tahap negosiasi. Saya pinginnya sih ke Malaysia dulu sebagai salah satu negara terdekat,”tandasnya
Tidak gampang
Untuk menjadi merek global yang mendunia tidaklah gampang. Menurut Jackie, untuk bisa mendunia modal utamanya adalah kualitas. Makanya menurut Jackie untuk produk-produk Le Monde sangat mengutamakan masalah quality control. Apalagi produknya sangat berkaitan dengan bayi yang notabene harus memiliki kualitas bagus. “Perlengkapan bayi itu harus betul-betul terbaik karena namanya bayi itu sangat sensitif terhadap apapun,” terangnya.
Jackie mengakui, sebagai pioneer 12 tahun pertama Le Monde sangat leluasa bermain di pasar perlengkapan bayi karena relatif tidak ada pesaing. Namun menginjak tahun ke-13 persaingan mulai agak sengit lantaran mulai bermunculan merek-merek baru baik lokal maupun dari luar. Tidak hanya itu saja, persaingan yang tidak sehat pun mulai bermunculan. “Desain kami sering ditiru dan dijiplak dengan produk yang sama,namun kualitas jauh dibawah standard” kesalnya.
Meski kesal dengan persaingan yang tidak etis tersebut, namun Jackie tak patah semangat untuk terus membesarkan Le Monde. Selain aktif mematenkan produk-produknya ke instansi yang terkait, ia juga terus menunjukkan komitmennya dalam bisnis dengan selalu fokus dan inovatif melihat kebutuhan konsumen, serta terus memberikan layanan terbaik kepada konsumennya. “Yang penting tetap komit, fokus dan selalu ada produk-produk baru, berinovasi melihat kebutuhan konsumen serta selalu memberikan layanan yang terbaik kepada konsumen,”tutur Jackie menjelaskan kiat-kiatnya membesarkan Le Monde.
Concern terhadap wirausaha
Meski sudah sukses sebagai pengusaha, kepedulian Jackie terhadap masalah sosial, khususnya dunia wirausaha di Indonesia tetap tinggi. Buktinya ia tidak pelit dalam membagi ilmu serta ide-ide wirausaha kepada masyarakat luas. Ditengah kesibukannya mengelola berbagai perusahaan serta yayasan sosialnya ia masih menyempatkan diri menjadi dosen tamu dibeberapa universitas, serta menulis beberapa buku yang berkaitan dengan wirausaha.
Kepeduliannya terhadap wirausaha lantaran Jackie sangat prihatin dengan tingginya pengangguran di Indonesia. Menurutnya, dengan tingginya angka pengangguran sudah saatnya merubah paradigma mencari kerja menjadi menciptakan pekerjaan.
Karena hal itu juga, wanita yang hobi fotografi dan pernah bercita-cita menjadi wartawan ini mengaku bangga dengan perkembangan bisnis franchise saat ini. Menurutnya franchise adalah sebagai salah satu peluang usaha untuk orang lain. “Ibaratnya, franchise itu sebagai sebuah jembatan, dari kebanyakan orang Indonesia yang mencari rasa aman (security seeker) menjadi pencari kesempatan atau peluang (opportunity seeker)” katanya.
Meski demikian, kata Jackie perkembangan franchise yang pesat harus juga disikapi dengan kehati-hatian. Jangan sampai salah persepsi dalam memandang bisnis franchise hanya sekedar untuk mencari uang dari franchisee. Karena bila sampai itu terjadi maka pertumbuhannya hanyalah seperti fatamorgana. Artinya, pertumbuhannya wah dan cepat sekali padahal pengelolaan manajemennya tidak begitu kuat. “Itu sangat berbahaya sekali,” tandasnya.
Wanita yang memiliki filosofi bisnis yang mengalir seperti air yang banyak manfaat untuk orang banyak ini, juga berpandangan if be the Best is possible, be better is not good enough, if be the Excellent is achievable, be the BEST is far than enough !. Namun,Jackie berharap pertumbuhan franchise tidak seperti fatamorgana. Franchise harus bisa membuka wirausaha-wirauaha baru yang sukses sehingga mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
(Majid)
sumber: http://www.majalahfranchise.com/?link=franchise_tokoh&id=382
No comments:
Post a Comment