Tuesday, October 23, 2012

Bisnis Juga Untuk Berbagi, Dini Sisihkan 20% dari Omzet Jutaan per Hari dari Bisnis Bakso Mawut-nya Untuk Sedekah

MAGELANG, KOMPAS.com -
Siapa tak suka bakso? Hampir
semua orang tahu dan
menyukai makanan yang satu
ini. Saat ini bakso juga sudah
banyak ragam rasa dan makin
inovatif. Seperti Bakso Mawut
yang ada di Kota Magelang
Jateng, unik dan bikin nagih.

Dalam Bahasa Jawa, kata
"mawut" artinya tumpah, yang
artinya dalam satu mangkuk ada
banyak isinya. Antara lain bakso
urat, bakso isi telur, bakso alus,
iga sapi, mie, tahu, hingga
sayuran dan tentu kuah yang
gurih.
"Saking kompletnya seperti mau
tumpah," ujar Nuri Ikhsanida,
pemilik Bakso Mawut Magelang,
Jumat (8/6/2012).

Kata "mawut" sengaja dipilih
Dini, panggilan akrabnya,
karena diharapkan banyak
pembeli yang datang sehingga
bisa memberi rezeki yang
tumpah melimpah. Bahkan,
agar tidak dijiplak nama Bakso
Mawut sudah dipatenkan di
Dirjen HKI Kemenhumham RI
sejak 16 Mei lalu.

Rahasia kelezatan bakso ini
terletak pada pemilihan bahan
baku dagingnya. Dini sengaja
memilih jenis daging sapi segar
yang kualitas super, meski
tergolong mahal namun kualitas
rasa dijamin tidak
mengecewakan. Berbeda dengan
bakso pada umumnya, daging
dalam bakso ini benar-benar
dominan. "Banyak penjual
bakso yang mencampurkan
lebih banyak tepung ketimbang
daging. Namun bakso kami
benar-benar lebih banyak
dagingnya, penggunaan tepung
kanji hanya sebagai pengikat
saja itu pun dalam jumlah yang
sedikit," imbuh alumni jurusan
Apoteker UAD Yogyakarta ini.

Ia juga sama sekali tidak
mencampurkan bahan-bahan
kimia berbahaya seperti boraks
dan pengawet. Oleh karena itu,
Dini beserta tiga karyawannya
setiap pagi harus belanja dan
masak. "Itu sebabnya kenapa
kami mulai buka jam 11.00,
karena kami bena-benar ingin
meyajikan bakso yang fresh,"
kata gadis berjilbab ini.

Untuk menarik pelanggan, Dini
membuat program-program
khusus yang menarik, seperti
pengunjung yang kebetulan
memakai baju sama dengan
warna seragam karyawan maka
gratis minum es teh, atau yang
kebetulan memiliki nama Dini
juga bakal dapat gratis minum
es teh. Istimewanya lagi, jika
pengunjung pada saat membeli
merayakan ultah, maka gratis
makan bakso sepuas dan
sekeyang-kenyangnya.
"Syaratnya hanya menunjukkan
KTP," katanya.

Karena itu tak heran, meski
usaha yang dirintisnya baru
berjalan dua bulan, namun
sudah memliki banyak
pelanggan, mulai dari orang tua
hingga anak kecil. Kedainya
yang terletak di Jalan
Panembahan Senopati No. 17C
Kota Magelang ini tak pernah
sepi pengunjung terutama pada
jam makan siang dan sore hari.
Harga yang dipatok pun relatif
terjangkau, mulai dari Rp 7.000
hingga Rp 10.000 per porsi.

Harga tergantung jumlah dan
jenis bakso, pengunjung bebas
memilih mau yang mawut
uratnya, mawut ndog/telurnya,
mawut alusannya atau komplet
plus daging iga sapi. "Semuanya
nikmat dengan atau tanpa
kecap, saus dan sambel,"
katanya.

Dalam sehari rata-rata Dini
bisa menghabiskan daging 7 kg,
urat 3 kg dan iga hingga 5 kg.
Jika dirupiahkan omzetnya bisa
mencapai Rp 1-2 juta per hari.

Namun demikian tak membuat
Dini sombong, setiap hari
Jumat ia selalu menyisihkan 20
persen dari omzetnya untuk
bersedekah. Menurutnya, usaha
tersebut tidak hanya semata
untuk memperkaya diri namun
juga ingin memberi manfaat
bagi sesama. "Jadi pengunjung
yang membeli bakso pada hari
Jumat juga turut bersedekah,"
tutur warga Perumahan Depkes
Kramat Magelang ini.

( Penulis: Kontributor Magelang,
Ika Fitriana)
Editor: I Made Asdhiana

Sumber: http://m.kompas.com/news/read/2012/06/09/07421537/Ini.Dia.Bakso.Mawut

No comments: