Tuesday, September 25, 2012

Vivin, Anak Sopir yang Kini Sukses Jadi Pengusaha Perlengkapan Sarana Olahraga

Kesuksesan bisa datang meski tak
sesuai dengan jurusan. Setelah
pensiun sebagai atlet basket, Vivin
Cahyani Sungkono memulai karier
sebagai seorang guru. Namun nasib
berkata lain, dia justru mengenyam
kesuksesan lewat bisnis lantai
lapangan.

Di Indonesia, cukup banyak mantan
atlet yang memiliki bisnis setelah
pensiun. Biasanya, bisnis mereka
tidak jauh-jauh dari dunia olahraga
yang pernah mereka geluti. Salah
satunya adalah Vivin Cahyani
Sungkono. Sebagai mantan atlet
basket, ia memiliki usaha sports
flooring, yakni aneka lantai atau
karpet lapangan olahraga.

Di bawah bendera VSport, ibu
empat anak ini menjadi produsen
dan distributor beberapa jenis
sports flooring dan produk aksesori
seperti jaring, gawang, dan bola.
Flooring merupakan karpet
berbahan vinil yang dipakai sebagai
lapisan lantai lapangan olahraga
indoor seperti basket, voli,
badminton, handball, dan hoki.
Karpet ini seperti lantai nan empuk.

Vivin telah memasang lebih dari
400 lapangan di beberapa kota di
Indonesia dan Malaysia. “Dalam
waktu dekat, kami akan memasang
di Filipina,” kata perempuan
kelahiran Surabaya, 20 September
1973 ini.

Vivin adalah mantan atlet basket
yang pernah bertanding di pelbagai
ajang Pekan Olahraga Nasional,
kejuaraan ABC Junior di Beijing,
World Islamic Country
Championship Tehran, Kejuaraan
Antarmahasiswa di Melbourne, SEA
Games, dan masih banyak lagi.

Di usia 23 tahun, Vivin memutuskan
pensiun dari dunia basket. Dia
bekerja demi meningkatkan
kesejahteraan keluarganya. Maklum,
ibunya hanya penjahit dan
bapaknya seorang sopir. “Saya tahu
persis, saya tidak akan bisa
berprestasi lebih dari apa yang
sudah saya capai. Sebab, masih
banyak senior yang berumur lebih
dari 30 tahun belum pensiun.
Kesempatan untuk menggantikan
mereka sangat tipis,” katanya.
Sembari kuliah di jurusan psikologi
Universitas Surabaya selama lima
tahun, Vivin menjadi guru honorer
di sebuah sekolah dasar di
Surabaya. Pada umur 25 tahun, ia
mendirikan SD Kasih Karunia untuk
anak-anak berkebutuhan khusus.

Di
sana, ia menjadi kepala sekolah.
“Sekolah itu masih ada sampai
sekarang dan sudah saya hibahkan
ke guru di sana,” ujarnya.
Vivin melepas profesi sebagai guru
demi membantu rekannya
mengelola perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan
material baja dan bahan bangunan.
“Dengan latar belakang pendidikan
psikologi, saya membantu di divisi
human resource development.
Kemudian saya dipercaya sebagai
manajer pemasaran,” kenangnya.
Tapi Vivin hanya bertahan enam
bulan di perusahaan itu. Sekitar
tahun 2001, dia memutuskan
membuka usaha sejenis di bawah
bendera CV Viva Metalindo.

“Hingga
sekarang, perusahaan di bidang jasa
konstruksi ini masih berjalan dan
berkembang,” jelasnya. Perusahaan
ini menggarap proyek rumah
tinggal dan renovasi gedung. Ia juga
sering memasok material baja ke
beberapa proyek pembangkit listrik
tenaga uap, Caltex, dan Freeport.
Tanpa disengaja, ada pelanggannya
yang menanyakan distributor lantai
lapangan futsal. “Saya bilang bisa
mencarikan. Padahal, saya belum
tahu bagaimana mendapatkan lantai
semacam itu,” katanya. Vivin
mencari informasi soal prospek
lantai lapangan olahraga. Maka,
pada tahun 2008, bermodal Rp 1
miliar ia memutuskan mendirikan
VSport.

Enam bulan sepi

Vivin memproduksi sendiri lantai
tersebut. Dia memodifikasi desain
flooring serupa dari Amerika
Serikat yang harganya sangat
mahal. Ia melibatkan desainer dari
China untuk perubahan desain
tanpa mengurangi kekuatan dan
fungsinya. “Awalnya, saya tidak
berharap banyak pada bisnis ini.
Sebab, bidang ini benar-benar baru
buat saya,” katanya.
Vivin bilang, saat presentasi ke 10
pembeli, hanya ada satu yang
tertarik dengan produk lantai
futsalnya. Itu pun lebih karena
kasihan ketimbang yakin dengan
kualitas produk.

Vivin terjun langsung
mempresentasikan produk, mulai di
Surabaya dengan berbekal brosur
dan videoklip dari kejuaraan di
Malaysia yang menggunakan
flooring sejenis. Tujuannya untuk
meyakinkan calon klien bahwa
produknya layak digunakan.
“Background saya yang sama sekali
belum mengenal futsal membuat
klien sulit sekali meyakini kualitas
produk buatan VSport,” jelasnya.
Selama enam bulan pertama, Vivin
hanya berhasil menjual satu unit
floor . “Saya pun mengganti home
base penjualan dari Surabaya ke
Jakarta sebagai strategi,” katanya.

Ternyata keputusan itu efektif.
Selain membangun citra, dia
berhasil mendekatkan hubungan
dengan organisasi Badan Futsal
Nasional (BFN). Lembaga ini
mengampanyekan Real Futsal
dengan menggunakan media VSport
sebagai alas Liga Profesional
Indonesia, sebuah liga tertinggi
futsal sejak 2008 hingga sekarang.
Hasilnya, penjualan pun ikut
melonjak.

Setelah dua tahun memproduksi
aneka flooring, Vivin juga
menyediakan alas lapangan rumput
sintetis. “Di Indonesia masih banyak
yang suka rumput sintetis
ketimbang flooring ,” katanya. Ia
mengimpor rumput palsu ini dari
China.

Terbukti, kan, tekad merupakan
modal kuat berbisnis?
( Fransiska Firlana)

Sumber: http://mobile.kontan.co.id/news/vivin-mantan-atlet-yang-sukses-di-lantai-futsal/2012/09/03

No comments: