Tuesday, September 25, 2012

Ciputra, Sang Taipan Properti yang Memulai Kerajaan Bisnisnya Tanpa Modal

Ada yang bilang jika seseorang
ingin memulai sebuah usaha
diperlukan modal atau uang yang
besar. Siapa bilang? Tanpa modal
sepeser pun Anda tetap dapat
memulai merintis usaha dan
bukan tidak mungkin usaha
tersebut perlahan namun pasti
bisa merangkak naik sehingga
menciptakan kerajaan bisnis yang
luar biasa.
Adalah Ir. Ciputra yang berhasil
melakukan hal tersebut. Pria
berumur 81 tahun memulai
kerajaan bisnisnya tanpa modal
sepeser pun.

"Saya mulai usaha saya tanpa
modal, kamu tahu yang penting
itu bukanlah modal. Namun
inovasi," ungkapnya kepada
wartawan, di Gedung BI, Jakarta,
Senin (3/9/2012).
Salah satu pengusaha sukses
nasional yang kerap dipanggil Pak
Cik ini berujar, dirinya dapat
mempertahankan kesuksesan
kerajaan bisnisnya hingga dapat
bertahan sampai saat ini dirinya
selalu membuat inovasi tiada
henti.

"Inovasi jalan terus, sudah 11
perusahaan, saya go public, ada
pegawai 15 ribu. Saya bayar pajak
triliunan. Ketika inovasi saya
ditiru orang, maka ciptakan
inovasi lagi. Setiap bangun saya
selalu mikir inovasi apa yang
harus lakukan," ungkap pria
kelahiran, Parigi, Sulawesi Tengah
ini.

"Misalnya saya bangun rumah,
tapi ketika saya membangun
rumah itu mesti lain daripada
orang lain yang bangun rumah
juga, lalu ketika saya bangun
toko, toko itu mesti lain daripada
toko orang lain," tuturnya.
Ciputra yang lahir dengan nama
Tjie Tjin Hoan ini sangat ingin
menyebarkan virus kewirausahaan
di Indonesia. Menurutnya dengan
jumlah penduduk di Indonesisa
yang cukup banyak saat ini,
potensi untuk lahir bibit-bibit
baru entrepreneurship sangatlah
besar. Bahkan menurutnya, mata
pelajaran kewirausahaan harus
dimulai sejak bangku taman
kanak-kanak.

"Pendidikan entrepreneurship ,
harus dimulai dari TK. Harus
diajarkan mindset kewirausahaan.
Jadinya otak sebelah kiri itu juga
diimbangi dengan kinerja otak
sebelah kanan. Jadi jangan hanya
menghapal saja, dari saya kecil
telah melakukannya," ungkap pria
kelahiran 24 Agustus 1931 yang
lalu ini.

Perbanyak Praktek Bukan Teori
Kebanyakan sekolah-sekolah yang
ada di Indonesia lebih banyak
menggunakan teori dibandingkan
praktek di lapangan. Namun,
menurut Ciputra, hal tersebut
tidak akan berhasil untuk
menumbuhkan jiwa
kewirausahaan di Indonesia yang
relatif masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-
negara lainnya.

"Misalnya kalau di Universitas
Ciputra ada waktu, satu hari full
untuk mempraktekan apa yang
dipelajari selama empat hari
dalam seminggu. Kita di
Universitas Ciputra mempelajari
teori terus dari pertama dan
kemudian sosialisasinya atau
praktek nyatanya di lapangan,"
katanya.

Dia pun selalu berusaha untuk
menanamkan wirausaha sedari
kecil yaitu dengan cara yang
cukup sederhana yakni dengan
bertanya apa yang anak kecil
tersebut mau. Sehingga dari
jawaban anak kecil tersebut
secara tidak sadar lahirlah sebuah
inovasi

"Seperti begini kita ajak anak,
umur empat tahun untuk pergi ke
mal. Kemudian saya tanya, mal
yang mana kamu suka, dia mulai
berpikir kalau tidak hanya
merengek-rengek pergi ke
restoran kemudian waktu makan,
kue mana yang kamu suka. Lalu
misalnya anak itu mau kue, kue
mana yang kamu pilih. Itu sudah
kreatif kan. Ajukan pertanyaan
yang memberikan dia inspirasi,"
ungkap pria lulusan Intstitute
Teknologi Bandung (ITB) jurusan
Arstitektur tersebut.
"Lalu ada lagi misalnya suruh
anak-anak bikin kue di rumah dan
jual terus ikut bazar. Setiap
seminggu sekali bikin bazar, tahu
cukup jual ke tetangga. Dimulai
dari hal-hal kecil saja," tukasnya.

Maka dari itu, dirinya selalu
berujar agar tingkat
kewirausahaan di Indonesia
haruslah dibangun dan
dikembangkan dengan baik,
karena terdapat potensi
didalamnya, yaitu jumlah
penduduk Indonesia yang super
duper banyak.

"Indonesia ada 30 persen
penduduknya punya bakat  dan
keinginan, dan kepercayaan diri
yang sudah ada. Nah, bahan
bakunya kita tinggal kasih apinya
maka dia akan berkembang luar
biasa. Kamu bayangkan 30 persen
dari 240 juta orang itu berapa
itu, 70 juta lebih, dan sekarang
entrepreneur di Indonesia baru
satu persen saja," ungkap raja
bisnis properti tersebut.

Pria yang merupakan salah satu
raja bisnis properti di Indonesia
ini yang kini mempunyai lini
usaha Jaya grup, Metropolitan
grup, dan Ciputra grup ini
berpesan bahwa untuk untuk
menjadi pengusaha sukses sperti
dirinya selain diperlukan mental
yang tangguh, seorang pengusaha
juga harus mempunyai sebuah
daya tarik.
"Dia mesti punya daya tarik, agar
kelak usahanya dapat
menguntungkan. Jadi kamu tulis
100 jenis usaha, kemudian kamu
reduce hingga 30 dengan
disediakan alasannya. Kemudian
tiga, kamu pilih. Lalu pelajari
dulu, dan lakukan analisa pasar.
Apa yang sedang booming di
masyarakat pada saat ini,"
ucapnya.

Selalu Menjaga Kesehatan

Di usia yang sudah terbilang tua
dan sudah pensiun ini, Ciputra
masih terlihat bugar dan cukup
sibuk. Dia pun mempunyai cara
jitu untuk menjaga kesehatan,
yaitu dengan melakukan berbagai
olahraga yang tekun dijalaninya
setiap hari seperti jalan kaki,
berenang dan juga melakukan tai
chi.
"Saya lakukan itu setiap hari, tapi
ganti-ganti," singkatnya.
Selain menjaga kesehatan, dirinya
pun tidak lupa untuk selalu
menyebarkan virus kewirausahaan
ke seluruh Indonesia dengan cara
menjadi mentor di beberapa grup
yang dimilikinya.

"Saya masih jadi mentor di tiga
grup yang saya bangun. Yaitu Jaya
grup, Metropolitan grup, dan
Ciputra grup. dan dari semua itu
sebanyak 11 perusahaan yang
sudah go public," tutupnya. (ade)
( R Ghita Intan Permatasari)

Sumber: http://m.okezone.com/read/2012/09/03/22/684408/sang-taipan-properti-yang-memulai-kerajaannya-tanpa-modal

No comments: