Tuesday, September 25, 2012

Rosidah, Bermodal 100 Ribu, Berkat Kegigihannya Donat DKU-nya Tembus Hingga Mancanegara

Rosidah Widya Utami kini sukses
menjadi produsen donat ternama di
Jombang, Jawa Timur. Dipasarkan
dengan brand Donat Kampung
Utami (DKU), produk donatnya
dikenal luas hingga ke luar negeri.
Omzetnya ratusan juta dalam
sebulan.

Berawal dari hobi membuat kue,
Rosidah Widya Utami kini sukses
mengembangkan bisnis pembuatan
donat dengan brand Donat
Kampung Utami (DKU). Omzetnya
dalam sebulan mencapai ratusan
juta.

Usaha ini, ia awali dari bisnis skala
kecil-kecilan di Jombang, Jawa
Timur. Utami pertama kali merintis
bisnis tahun 2001. Sebagai jajanan
kampung, saat itu donatnya dijual
dengan harga Rp 500 per biji.
"Saya pilih donat karena banyak
yang suka," katanya. Ia memulai
dengan peralatan rumah tangga
seadanya dan menitipkan donatnya
ke sekolah-sekolah.

Berkat kegigihannya membesarkan
usaha, kini donat Utami sudah
dikenal di berbagai wilayah
Indonesia. Bahkan, donatnya sudah
kesohor hingga ke luar negeri.
Tentu bukan lagi jajanan kampung,
donat buatan Utami kini masuk
kategori premium. Rasanya tak
kalah dengan donat kelas mal
dengan harga lebih terjangkau.
"Saya jual Rp 4.000 per buah,"
katanya.

Pelanggan donatnya terbesar di
berbagai daerah di Pulau Jawa,
Sumatra, hingga Kalimantan.
"Selama ini, saya banyak kirim ke
pelanggan di daerah-daerah,"
ujarnya.
Sejak tahun 2008, beberapa negara,
seperti Hong Kong, Malaysia, dan
Singapura juga telah menjadi
langganan tetap donat buatan
Utami. Selain itu, ia juga
memasarkan produk donat itu ke
London dan Belanda.

Khusus di Malayasia, ada seorang
pengusaha kuliner setempat yang
mengembangkan donat dengan
resep donat racikan Utami.
"Sementara di negara-negara lain
saya hanya menjual donat lewat
orang-orang Indonesia yang tinggal
di negara itu, seperti pelajar dan
TKI," jelasnya,
Kendati tak mau menyebut angka,
Utami mengaku nilai penjualan
resep donatnya cukup mahal.
Terbukti, dari hasil menjual resep
itu, ia mampu membuka gerai
khusus donat di Jombang. Gerai
donat ini dinamakan Roshberry
Donuts and Coffee."Saya dirikan
tahun 2009," tuturnya.
Selain resep, pengusaha asal Negeri
Jiran itu juga membeli tepung donat
dari Utami. Selama ini, ia memang
memasarkan tepung donat ke
kalangan umum tidak hanya ke
pengusaha Malaysia itu. Harga jual
tepung donat mulai Rp 50.000-Rp
200.000 per 1,5 kilogram (kg).

Selama 11 tahun mengendalikan
usaha, telah banyak kemajuan yang
dicapai. Bahkan, DKU telah
menjelma sebuah grup usaha yang
membidangi beberapa cabang
usaha.
Selain donat, Utami juga merambah
usaha pembuatan aneka kue kering,
kue tart, brownies, dan roti manis.

Usaha ini dikelolanya di bawah
bendera DKU Cookies. Pendapatan
dari kue kering ini melonjak tajam
saat Lebaran dan akhir tahun.
"Lebaran tahun ini, omzet saya dari
penjualan kue kering saja mencapai
Rp 500 juta," ujar Utami.
Ia juga merambah bisnis restoran
dengan mendirikan rumah makan
Sari Rasa di Jombang. Tahun ini,
Utami juga telah menambah tiga
bisnis baru ke dalam grupnya. Di
antaranya bisnis toko oleh-oleh
khas Jombang. Dua lainnya tidak
terkait dengan bisnis makanan,
yakni jasa hosting desain web dan
marketing, serta bisnis fashion
and jewelry.

Kesuksesan Rosidah Widya Utami
mengembangkan bisnis donat
tidaklah dalam sekejap mata. Ia ulet
mengenalkan produknya lewat
berbagai cara. Titik baliknya saat
ada investor Malaysia membeli
resep donat buatannya.

Selepas lulus kuliah Fakultas
Administrasi Negara Universitas
Brawijaya, Malang, Utami sempat
bekerja sebagai tenaga administrasi.
Namun, kecintaannya pada dunia
masak-memasak mendorong
Rosidah untuk membuka usaha
sendiri.

Di tahun 2001, Rosidah Widya
Utami mulai membuka bisnis aneka
masakan, termasuk kue. Modal
awalnya hanya Rp 100.000. Setelah
beberapa bulan berjalan, Rosidah
terpikir untuk memfokuskan
usahanya pada satu jenis makanan.

Ia pun memilih donat dengan
pertimbangan kue ini termasuk
jajanan yang disukai semua
kalangan.
Ia merintis usaha pembuatan donat
dengan modal dan peralatan
seadanya. Untuk mengaduk adonan
donat, semisal, seharusnya memakai
mixer ukuran besar. Namun,
Rosidah memakai mixer biasa.
"Peralatan saya sangat minim. Di
bawah standar pabrik kue. Tapi itu
tidak menyurutkan semangat saya,"
ujar Utami.
Dibantu seorang pembantu, ia
membuat ratusan donat saban hari
dan menjajakan ke sekolah-sekolah.

Agar produknya makin dikenal,
Rosidah juga rajin mengikuti
berbagai pameran wirausaha
makanan. Setiap ada pameran di
sekitar Jawa Timur, ia pasti ikut
serta.

Bukan cuma itu saja, Utami juga
memasarkan donat buatannya yang
diberi merek Donat Kampung Utami
(DKU) lewat blog pribadi.
Sehari-hari, Rosidah tak pernah
lupa menuliskan setiap aktivitas
seputar usaha donat yang ia geluti,
di blog . Bahkan, rezeki mengalir
deras berkat blog pribadi tersebut.

Pada tahun 2008, ada investor
Malaysia tertarik untuk membeli
resep donat milik Utami. Bahkan, ia
sampai diundang ke Malaysia.

Sang investor Malaysia itu
kemudian membuka gerai donat di
Penang Malaysia dengan nama Nash
Donut. Kini Nash Donut telah
memiliki empat gerai yang berasal
dari resep dasar Rosidah. Tiap bulan
Nash masih membayar royalti pada
Rosidah.
Hasil dari penjualan resep plus
pembayaran royalti itu cukup
lumayan. Rosidah memanfaatkannya
untuk mengembangkan usaha yang
membuka gerai donat di Jombang.

Pada 2009, Rosidah mulai
membuka gerai donat bernama
Roshberry Donuts and Coffee di
Jombang.
Belajar dari mitranya di Malaysia
itu, Rosidah sadar akan pentingnya
peran marketing agar usahanya
makin berkembang. Rosidah pun
mulai membenahi sistem pemasaran
dan operasional usahanya. "Melihat
di Malaysia, donat saya bisa
dipasarkan dengan baik, saya mulai
fokus membenahi manajemen," ujar
dia.

Dengan membuka gerai donat,
Rosidah juga ingin agar donat
buatannya itu naik kelas sehingga
lebih bergengsi. Kualitas donat
produknya dinaikkan ke kelas
premium dengan harga Rp 4.000
per buah. Logo dan kemasan
donatnya pun ia buat dengan
standar yang lebih baik.

Utami juga membuat website
sendiri, bahkan mengiklankan
produknya secara berbayar via
sejumlah media internet, seperti
Google dan Facebook.
Tak percuma, permintaan pun mulai
berdatangan. Bahkan juga dari
pembeli luar negeri. Toh, sukses
mengembangkan bisnis donat belum
membuat Rosidah puas.

Berawal dari donat, bisnis Rosidah
Widya Utami terus berkembang.
Setelah donat, ia merambah bisnis
kue kering dan rumah makan di
Jombang, Jawa Timur.
Masih di bisnis makanan, tahun ini
ia juga mendirikan toko oleh-oleh
khas Jawa Timur di Jombang.

Selain
menyediakan sejumlah suvenir khas
Jombang, toko oleh-oleh ini juga
menjual aneka kue kering serta
Donat Kampung Utami (DKU)
buatannya.
Ia juga ingin menjadikan
DKU sebagai pusat oleh-oleh khas
Jombang.
Selain makanan, tahun ini juga
merambah bisnis perhiasan, fesyen,
dan jasa pembuatan desain web. Ia
tertarik terjun ke bisnis desain web
karena selama ini banyak
bersentuhan dengan dunia maya. Bisnis
perhiasan dan fesyen yang baru
digeluti Rosidah juga
dilatarbelakangi minatnya yang
tinggi di bidang itu.

Menurutnya, dalam
mengembangkan usaha jangan
pernah menutup kemungkinan
terhadap bidang apa pun yang
diminati. Ia mengaku, seluruh
bidang usaha yang digelutinya
berasal dari minat dan
ketertarikannya di bidang itu.
"Semula yang saya pikir tidak bisa,
ternyata bisa. Dan, saya memulai
semuanya dari skala kecil," ujar
Utami.

Di dunia usaha, ia mengaku banyak
terinspirasi dari kisah sukses
Johnny Andrean, pemilik gerai
donat J.Co. Kendati besar di usaha
salon, Johnny juga bisa sukses di
usaha donat.
Rosidah pun yakin ia bisa
melakukan hal serupa. Makanya,
dari bisnis donat, ia juga merambah
dunia fesyen.

Lantaran masih baru, tentu masih
diperlukan kerja keras untuk
membesarkan seluruh usahanya ini.
Selain bisnis yang masih baru,
Rosidah juga masih terus ingin
mengembangkan bisnis donatnya.

Masih ada beberapa inovasi lain
yang ingin dilakukannya. Dalam
waktu dekat, misalnya, ia ingin
memasarkan donat dalam bentuk
makanan beku (frozen food).
Ia terinspirasi membuat donat
frozen karena banyak konsumen di
luar kota yang berminat
mengonsumsi donat DKU, namun
terkendala waktu pengiriman yang
lama. Padahal, donat DKU hanya
mampu bertahan maksimal sehari.
Ia berharap, masalah itu bisa
diatasi dengan adanya donat frozen.

Rosidah mengaku sudah melakukan
penelitian untuk donat frozen ini.
Nantinya, donat ini bisa bertahan
selama satu tahun jika disimpan
pada suhu rendah. "Donatnya pun
tinggal digoreng lalu bisa langsung
disajikan," ujar Rosidah.
Ia berharap, tahun depan rencana
ini sudah mampu terealisasi.

Masih
terkait dengan donat, ia juga akan
membuat divisi cooking class. Divisi
ini khusus memberikan kegiatan
kursus pembuatan donat.
Kursus membuat donat ini
sebenarnya sudah dirintis sejak
tahun lalu. "Tapi belum serius.
Karena peminatnya banyak, ingin
saya seriusi lagi," imbuh Utami.
( Revi Yohana)

Sumber:  Http://mobile.kontan.co.id/news/rosidah-berambisi-bisnis-donatnya-sebesar-j.co/2012/09/06

No comments: