Jakarta - Siapa yang menyangka,
kalau bawang merah bisa jadi
produk makanan keripik dan
menghasilkan keuntungan puluhan
juta rupiah.
Adalah Sriwahyuni
mampu membuktikannya, dengan
bermodal kesungguhan dan
keberanian, ia bisa menciptakan
Bawang Berani Rumbia. Merek ini
mewakili keripik bawang, bawang
goreng dan bawang mentah.
"Ingat perkataan orang tua saya
dulu, ketika kamu mau berhasil,
dan tidak mau melakukan apapun,
maka kamu akan gagal. Tapi ketika
kamu mau berani, berusaha dan
melewatinya maka berhasil bisa
jadi kenyataan. Berani itu saya
coba terus dan membuat saya
percaya diri," tuturnya kepada
detikFinance akhir pekan lalu.
Ia bercerita, usahanya dimulai
ketika masa kuliahnya akan
berakhir di Universitas Negeri
Makasar (UNM) akhir tahun 2011.
Dengan modal Rp 6 juta, Sri
kembali ke kampung halaman di
Jenepontoh, Sulawesi Selatan
untuk menggarap 1 hektar lahan
yang dimiliki orang tuanya.
"Awalnya program wirausaha
mahasiswa yang memerikan modal
buat saya Rp 6 juta," ucapnya.
Lulusan Ilmu Pendidikan PPKN
tersebut memilih bawang merah
untuk ditanam pada lahan
tersebut. Alasannya, komoditas ini
bisa lebih tahan lama
dibandingkan dengan jenis lainnya
yang cepat busuk.
"Jadi kalau bawang merah
harganya turun, kan bisa disimpan
dulu, beda sama cabe atau
sayuran lainnya," cetusnya.
Satu kali budidaya yang memakan
waktu 3-4 bulan, Sri mengaku
gagal. Ia bingung, bagaimana cara
mengolah dan mendapatkan
untung besar. Apalagi dengan
peralatan yang sedikit.
"Saya lihat, di daerah sana
makanan favoritnya adalah coto
kuda. Jadi saya pikir untuk
membuat bawang goreng beraneka
rasa, dan ternyata banyak
peminatnya," ujar wanita
berzodiak Taurus ini.
Selanjutnya Sri mulai menemukan
titik terang, kegigihannya
menghasilkan panen bawang
merah mencapai 3.000 Kg. Alhasil,
selain bawang mentah dan bawang
goreng, ia juga mengolah keripik
bawang dengan adonan berbeda
dari biasanya dan dijual dengan
harga Rp 15.000/bungkus.
"Keripik bawang rasanya beragam
ada 7 rasa, ekstra campur,
barbeque, keju, balado, jagung
bakar,coklat, pizza," terangnya.
Secara total, 4 kali budidaya Sri
telah mengantongi omset yang
tidak sedikit. Meski fluktuatif,
namun mampu meraup untung Rp
16 juta sampai Rp 20 juta per 4
bulan.
Wanita berusia 21 tahun ini
mengaku bahagia dengan hasil
usaha tersebut. Ia merasa cocok
dengan profesi sebagai pengusaha
dibandingkan harus menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) ataupun
karyawan perusahaan.
"Saya senang ngajar anak-anak
tapi nggak suka terikat. Saya lebih
kreatif dengan kondisi pengusaha,"
jawabnya.
Keripik bawang adalah produk
yang akan menjadi andalan Sri. Ia
menargetkan tahun ini akan
memasuki pasar moderen untuk
memperlebar kosumennya.
Sementara untuk bawang mentah,
ekspor keluar kota terus akan ia
maksimalkan.
"Bawang merah mentah itu sudah
ke Sulawesi Selatan, Sulawesi
Barat, Kalimantan. Kalau Keripik
bawang, masih baru tahap
pemasaran," ujarnya.( Maikel Jefriando )
sumber: http://m.detik.com/finance/read/2013/01/21/102710/2147992/480/wanita-ini-jadi-pengusaha-keripik-bawang-gara-gara-ikuti-wejangan-orang-tua
No comments:
Post a Comment