Jakarta - Berternak bagi sebagian
orang mungkin suatu hal yang
merepotkan dan sering dipandang
tidak menjanjikan sebagai peluang
bisnis yang menguntungkan.
Padahal apabila jeli, lewat
berternak banyak orang yang
sukses dibisnis ini.
Yang menjadi masalahnya adalah
sejauh mana kita memanfaatkan
peluang atau bidang hewan apa
yang kita akan geluti untuk
dikembangbiakan.
Nah, ini ada kisah pengalaman
Dedih pemilik Rabbit Collection
yang sudah 10 tahun lalu
menggeluti bisnis ternak kelinci.
Hasilnya cukup lumayan.
Bermula dari lahan seluas 200
meter persegi dipekarangan
rumahnya kawasan Cianjur,
Puncak. Ia memberanikan diri
untuk membeli 20 ekor kelinci
indukan sebagai modal awal
usahanya.
Sekarang ini, dari 20 ekor indukan
kelinci itu sudah dihasilkan ribuan
ekor kelinci yang telah dijualnya
dan menghasilan jutaan rupiah
yang masuk ke kantongnya.
"Dulu saya memulainya dari 20
indukan, dari 10 induk kelinci
jantannya cuma 2, terus
berkembang sampai sekarang,"
ujar Dedih.
Dedih menambahkan sekarang ini
setidaknya setiap bulan, ia mampu
menghasilkan 300 sampai 400
kelinci yang dijual ke berbagai
kota di Indonesia terutama di
wilayah Jawa Barat dan sekitarnya
seperti Indramayu, Cikarang,
Cirebon dan lain-lain.
Kelinci yang dikembangkan oleh
Dedih bukan sembarang kelinci.
Tetapi kelinci-kelinci hias yang
memiliki daya jual yang tinggi,
meskipun ia juga mengembangkan
kelinci pedaging khususnya kelinci
lokal.
Yang menyenangkan dari beternak
kelinci, tingkat produktifitas dari
setiap indukan sangat tinggi.
Dalam 1 sampai 2 bulan setiap
indukan akan bisa hamil kembali
dengan jumlah anak kelinci setiap
kelahirannya mencapai 1 lusin
lebih. Dalam usia 2,5 bulan
kelinci-kelinci sudah siap dijual
kepasaran.
"Kawin dalam sebulan bisa terjadi,
keluar dari masing indukan paling
banyak 13 sampai 14 ekor, paling
jelek 5 atau 6 ekor," ujar Aditya
Eka Yulian salah seorang rekan
Dedih.
Harga kelinci hias yang Dedih jual
bervarasi. Kelinci Anggora yang
harga termurahnya Rp 100.000,
kelinci Giant harga termurah Rp
150.000, kelinci Rax Rp 250.000,
kelinci Fuzilup Rp 300.000 dan
kelinci lokal yang hanya 50.000.
Dedih mengaku omset usaha
ternak kelincinya bisa mencapai
Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per
bulan. Dengan memiliki 4
karyawan yang setia
membantunya, ia berhasil menjadi
wirausahawan yang mampu
menciptakan lapangan kerja bagi
orang lain.
Untuk memulai bisnis ini, menurut
Dedih tidaklah susah. Yang penting
adalah ketelatenan dari peternak,
selain itu juga jangan lupa untuk
terus menimba wawasan mengenai
kelinci terutama dalam hal
persilangan spesies kelinci.
Dedih merinci, dengan bermodal
20 ekor kelinci indukan, yang
harga per ekornya mencapai Rp
500.000 sampai Rp 700.000 per
ekornya, ia sudah bisa memulai
bisnis ini. "Memilih indukan yang
baik itu sangat penting," pesannya.
Namun jangan lupa, untuk
investasi ini juga harus
menyiapkan lahan dan kandang
yang cukup sebagai
tempat untuk berternak. Untuk
kandang bisa membuat kandang
yang sederhana yang terbuat dari
kayu dengan sirkulasi yang cukup
dan luas penampang yang
memadai.
Dengan modal kira-kira Rp 15 juta
untuk indukan dan kandang
sebenarnya sudah bisa memulai
bisnis ini. Sedangkan untuk urusan
pakan tidak harus pusing-pusing
karena dengan rumput-rumput
layu sudah bisa membuat kenyang
para kelinci.
Bagi yang tinggal diperkotaan
tidak perlu khawatir, Anda bisa
memanfaatkan sisa-sisa sayuran
dipasar seperti daun jagung bisa
menjadi pilihan pakan yang
digemari kelinci.
"Ternak kelinci biasanya
terkendala dengan angin dan
hujan, kelinci-kelinci bisa
kembung. Enggak usah diberi
makanan yang masih segar, justru
yang harus layu kalau seger
mencret," timpal Aditya.
Dikatakan Aditya, untuk merawat
kelinci tidak rumit, yang penting
kebersihan kandang menjadi
nomor satu. Mengingat kelinci
sangat rentan dengan penyakit-
penyakit yang disebabkan
lingkungan yang kotor.
"Kebersihan kandang utama,
sehari sekali harus dibersihkan,
penyakit yang paling sering
menyerang hanya korengan, itu
kalau kandangnya tidak bersih,"
jelas Aditya.
Dedih dan Aditya mengatakan
bahwa prospek pasar kelinci di
Indonesia cukup bagus. Terlebih
lagi, sekarang ini hampir semua
usia dari anak-anak hingga orang
dewasa menggemari kelinci
termasuk kelinci hias.
Bagi yang mengembangkan kelinci
lokal untuk pedaging, tidak
masalah sebab sekarang ini
permintaan kelinci lokal dari
restauran-restauran cukup tinggi
terutama untuk sate kelinci.( Suhendra)
Tertarik untuk menggeluti ternak
hewan imut-imut ini, silakan
hubungi:
Dedih dan Aditya Eka Yulian
Rabbit Collection
Jl. Pasir Kampung Sukatani, Pacet
Cianjur Jawa Barat
HP 085624687993
sumber: http://m.detik.com/finance/read/2008/08/19/114339/990703/480/
No comments:
Post a Comment