Thursday, January 31, 2013

Iskandar, Mantan Aktivis yang Berbisnis Kaos Bertema Demonstrasi Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Jakarta - Sarjana muda seorang
aktivis kampus, Iskandar sukses
berbisnis kaos dengan nama
'Kampoeng Merdeka'. Ia membuat
berbagai produk kaos yang
bertemakan soal demonstrasi.
Iskandar menyebut dirinya sebagai
Presiden 'Kampoeng Merdeka'.

Berangkat dari seorang aktivis
yang cukup sibuk dengan aksi
demonstrasinya, ia rupanya
mencari cara lain untuk
mengungkapkan aspirasinya.
Ia menuturkan, menjadi
demonstran adalah sikap individu
yang mulai resah atas kondisi di
sekitarnya. Mensejahterakan
rakyat selalu menjadi alasan utama
setiap kali melangsungkan
demonstrasi.

"Satu kali saya naik angkot waktu
banyak ibu-ibu bilang, wah
mahasiswa demo lagi demo lagi
bikin macet jalan. Padahal tujuan
kita demonstrasi untuk
mensejahterakan rakyat," katanya
kepada detikFinance pekan lalu.
Peserta Wirausaha Muda Mandiri
ini mengaku mulai merenung
terhadap ucapan ibu-ibu tersebut.
Iskandar pun mencari upaya untuk
tetap menyampaikan aspirasi,
namun tidak dengan merugikan
masyarakat lainnya.
"Timbulah pikiran, oh lewat baju
saja. Maka ini saya jadikan peluang
bisnis," katanya.

Ia memilih baju yang diproduksi
dikemas dengan bahasa
demonstran dan berkembang
mengikuti isu nasional. "Salah
satunya saya awasi detik.com. oh
ini sedang tren isu," cetus pria
yang mengaku belum menikah ini.

Alumni Universitas Muslim
Indonesia (UMI) Makassar ini siap
megawali usaha dengan modal Rp
800.000. Modal tersebut
merupakan hasil pinjaman dari
teman dekatnya. "Saya pinjam
buat bikin baju 6 buah. Desain
saya sendiri," kata Iskandar.

Kemudian usahanya berkembang
dengan membidik segmentasi
pasar mahasiswa dengan rentang
usia 18-30 tahun. Pemasaran
selain satu outlet yang disebut
sebagai kantor kecamatan, ia juga
mengandalkan website
Kampoengmerdeka.com dan media
sosial lainnya.

Ia cukup yakin dengan bisnisnya
ini, Iskandar beralasan masyarakat
yang resah akan terus bertambah
dan ingin meluapkan ekspresinya.
"Banyak yang resah dengan Aceng,
jadi pakai baju 'saya bukan aceng'.
Jadi ini demo dengan cara yang
unik kreatif dan inovatif,"
jawabnya.

Alhasil, saat ini Iskandar telah
mengantongi omset Rp 40-50 juta
per bulan dari baju yang seharga
Rp 85.000. Ia pun juga telah
memperkerjakan 47 orang sebagai
tim, mulai dari desain, produksi,
hingga pemasaran.

Soal kendala, menurutnya cukup
dapat diminimalisir setelah
menyelesaikan kuliahnya akhir
2012 lalu. Terkait desain baju
yang cukup kontroversial, ia malah
menganggap bukan sebuah
masalah.
"Nggak ada masalah, malah
menunggu masalah datang. Kan
masyarakat demo nggak masalah,"
singkatnya.

Iskandar berencana membuka
kantor 'kecamatan' dengan konsep
kemitraan. Belum disebutkan
lokasinya, namun konsep tempat
akan dibuat unik. Ruangan
tersebut hanya akan berisikan satu
tablet dan LCD dan jaringan
internet gratis.

"Mereka bisa cek Online ke
Kampoengmerdeka.com dia dah
bisa lihat, dan beli disana," jelas
Iskandar.
Penting baginya dalam usaha ini
adalah eksklusifitas barang. Selain
itu, kepedulian untuk Indonesia
tetap masih bisa diwujudkan meski
tidak dengan turun ke jalan.
"Untuk memajukan negeri," tutup
Iskandar.( Maikel Jefriando)

sumber: http:// m.detik.com/finance/read/2013/01/25/115713/2151989/480/iskandar-aktivis-yang-berbisnis-kaos-demonstran-beromzet-puluhan-juta-rupiah

No comments: