Thursday, January 31, 2013

Ratna, Sukses 'Menyulap' Botol Bekas Menjadi Bisnis Botol Hias Beromzet Puluhan Juta

Bandung - Bagi banyak orang,
mungkin botol-botol bekas adalah
sampah yang tidak berguna.
Namun bagi Ratna Miranti botol
bekas adalah barang yang sangat
berarti.
Ia mampu mengubah barang itu
menjadi sesuatu yang amat
bernilai. Sebagai seorang perajin
lukisan di atas kaca, botol, gelas
dan barang yang terbuat dari kaca
lainnya.

Ratna mengawali karirnya sejak
tahun 2009, bisnisnya dimulai dari
sebuah kecelakaan. Ia sebelumnya
berprofesi sebagai perajin batik.
"Saya dulu suka membatik. Tapi
batik makin kesini makin banyak
dan makin ketat. Akhirnya saya
vakum 2 tahun karena mengurus
anak," tutur Ratna kepada
detikFinance di kediaman
sekaligus workshopnya di Jalan
Sangkuriang, Bandung, Jawa Barat,
Sabtu (24/11/12).

Ratna memutuskan untuk memulai
usahanya lagi. Namun, di pada
saat ingin membeli bahan baku cat
untuk batik, ia malah membeli cat
untuk kaca. Ia pun iseng-iseng,
mencoba melukis di atas kaca.
"Saya salah beli. Malah beli untuk
cat kaca. Tapi saya coba untuk
buat di botol, di gelas. Ternyata
temen-temen suka," tutur Sarjana
Desain Tekstil Institut Teknologi
Bandung ini.

Namun, kejadian itu tak serta
merta membuat dirinya percaya
diri untuk menumbuh kembangkan
usahanya menjadi besar. Pada saat
itu, Ratna masih menjual
produknya berdasarkan pesanan
konsumen.
"Saya bikin dulu, karena pada
dasarnya saya hobi melukis. Waktu
itu bertepatan sama Natal, jadi
banyak pesanan bernuansa Natal.
Pemasaran saya masih mulut ke
mulut, di blog, atau bawa ke
tempat ibu-ibu arisan," papar
Ratna.

Barulah pada tahun 2010, genap
setelah usahanya berusia 1 tahun,
dia mendapat kesempatan untuk
mengikuti pameran Inacraft di
Jakarta. Disitulah kesempatan
besar bagi Ratna untuk
memperkenalkan produknya.

Untuk mengembangkan usahanya
itu dia mendapatkan suntikan
modal dari PT Permodalan
Nasional Madani (PNM) melalui
programnya yaitu Unit Layanan
Mikro Madani sebesar Rp 50 juta.
"Untuk nambah modal. Biaya
bahan baku dan yang lain,"
ucapnya.

Sampai saat ini, omzet yang
didapat Ratna dengan produknya
yang dinamai 'Meerakatja' ini
mencapai Rp 30 juta/bulan.
Padahal sebelum menjadi besar,
dia hanya bisa meraup Rp 3-5 juta
per bulan.
"Awalnya omzet Rp 3 juta, paling
tinggi Rp 5 juta. Karena jualnya
juga perorangan. Modal awalnya
juga pertama Rp 500 ribu,"
katanya.

Untuk urusan bahan baku, Ratna
mengaku tak kesulitan. Ia pun
sering memesan botol-botol bekas
penjual jamu. Namun untuk
catnya, Ratna menggunakan cat
yang diimpor dari Jerman melalui
distributor langganannya.
Tak hanya melukis di atas botol,
Ratna pun menerima pesanan
untuk melukis interior rumah
berbahan baku kaca, kaca cermin,
vas bunga, gelas, tempat lampu,
guci dan lain sebagainya.
"Harganya dari Rp 25 ribu hingga
Rp 2,5 juta," ucapnya.

Produknya ini masih banyak
tersebar di wilayah Jakarta dan
Bandung. Beberapa produknya pun
telah masuk pasar internasional.
Namun, ia tidak secara langsung
mengekspor produknya ke luar
negeri, melainkan melalui
perantara.

"Kalau yang namanya bener-bener
ekspor sih belum. Tapi ada
pesanan beberapa orang untuk
tujuannya ke luar, Kanada, Jerman,
tapi tetap Saya berhubungannya
dengan orang Jakarta," papar
Ratna.
Sampai saat ini, Ratna memiliki 3
pegawai tetap yang bekerja sebagai
pemberi warna pada karyanya.
Urusan desain dan lukisan dasar,
Ratna lah yang turun tangan.
"Kalau pesanan lagi banyak, kita
bisa sampai 15 orang," cetusnya.

Jika tertarik dengan hasil karya
Meeraktja ini, anda bisa langsung
datang ke Jalan Sangkuriang O-2,
Bandung. Atau bisa mengunjungi
website
www.meeraktja.wordpress.com.

sumber: http://m.detik.com/finance/read/2012/11/26/105241/2101144/480/

No comments: