Thursday, December 22, 2011

Lengkungan Janur Kuning Jadi Bisnis yang Menjanjikan

ANDA tentu tidak asing mendengar kata janur kuning. Ya Anda biasa melihatnya di acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan, dan sebagainya. Janur kuning yang sering Anda lihat di acara-acara tersebut ternyata bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah yang cukup menggiurkan.

Adalah Bang Anas, warga Rawa Belong yang memanfaatkan daun kelapa untuk dijadikan janur kuning sebagai mata pencahariannya. Berawal dari sekadar membantu usaha orang lain membuat dekorasi dari janur kuning, akhirnya Bang Anas mencoba untuk memulai usaha janur kuning ini sendiri.

"Awalnya saya cuma bantu-bantu orang membuat dekorasi dari janur kuning. Tapi lama-lama kalau bantu orang terus penghasilan saya tidak cukup, maka dari itu saya coba usaha sendiri untuk buat janur kuning ini, dan hasilnya cukup berkembang," ungkap pria berkumis tipis ini kepada okezone, belum lama ini.

Bermodal awal sebesar Rp2 juta, Bang Anas bisa meraup rupiah ke koceknya sebesar Rp4 juta-Rp5 juta per minggunya. Pesanan pun membeludak di bulan-bulan baik seperti Bulan Mulud (rabiul awal), dan Bulan Haji.

"Kalau bulan-bulan baik seperti bulan mulud, bulan haji omzet saya bisa naik 100 persen, yaitu per minggunya bisa mencapai Rp4 juta-Rp5 juta per minggunya. Itu sudah bersih masuk ke kantong saya dan sudah dipotong untuk membayar gaji-gaji beberapa pegawai yang membantu saya dan untuk beli-beli peralatan. Tapi kalau lagi bulan standar seperti bulan sekarang per minggu bisa mencapai Rp1 juta-Rp2 juta," paparnya.

Adapun harga satu set janur kuning dihargai sebesar Rp70 ribu per set. Namun bila acara-acara seperti pernikahan jatuh pada tanggal yang unik seperti tanggal 11 bulan 11 tahun 2011, biasanya Bang Anas mematok harga dua kali lipatnya dengan ukuran janur kuning yang lebih besar.

"Biasanya kita membuat janur kuning sesuai dengan pesanan. Kalau yang ukuran standar kita hargai Rp70 ribu, kalau langganan meminta ukuran yang lebih besar tentu harganya berbeda bisa dua kali lipatnya," ungkapnya.

Untuk bahan dasar pembuatan janur kuning, yakni daun kelapa, umumnya Bang Anas membelinya dari daerah Serang, Jawa Barat. Bahkan bisa juga mengambil hingga ke daerah sekitaran Jawa.

Bang Anas yang juga berasal dari Serang tersebut mengaku tidak kesulitan untuk mencari daun kelapa, karena sudah ada distributor tetap yang menyuplainya.

Pelanggan yang biasanya memesan janur kuningnya, biasanya berasal dari salon atau perias acara pernikahan, khitanan, dan lain-lain. Tak heran, "daerah jajahannya" pun sudah sampai ke Tanjung Priok, Tangerang, Serang, Karawang, hingga Bogor.

"Selain tukang rias, yang perorangan juga suka ada yang beli janur kuning saya. Tapi kan itu terbatas. Kebanyakan saya terima pesanan dari tukang rias itu tadi," tegasnya.

Namun dikala pesanan sepi, seperti pada bulan puasa dan bulan Safar, omzet bapak tiga orang puteri ini bisa anjlok hingga 50 persen. Ini karena di bulan-buulan tersebut tidak banyak atau jarang orang-orang menggelar acara-acara resmi.

Di sisi lain, selain digunakan untuk pernikahan, Bang Anas juga membuat janur kuning itu sebagai bahan membungkus ketupat. Dihargai Rp5 ribu per ikatnya yang berisi 10 bungkus ketupat, bungkus ketupat bang Anas tidak hanya laris saat menjelang Hari Raya Idul Fitri saja, di hari-hari biasa pun bungkus ketupatnya laku keras.

"Tidak hanya saat menjelang Lebaran saja, yang jual ketupat sayur juga masih datang ke saya untuk beli," ungkap Bang Anas.

Dia mengakui bila omzet penjualan bungkus ketupat tidak sebesar pembuatan janur kuning, namun cukup menjanjikan. Dalam satu hari saja, dirinya bisa menjual dua ribu hingga tiga ribu bungkus ketupat. Ini berarti dalam satu hari Bang Anas bisa membawa sekira Rp3 juta per bulannya ke rumah.

Namun, dalam menjual janur kuning ini Bang Anas pun harus memperhitungkan berapa janur kuning yang akan dibuat, karena tidak jarang Bang Anas membuang janur kuning yang tidak laku karena sudah layu.

Sekadar informasi, janur kuning ini hanya bertahan selama lima hari dan itu pun bertahan setelah dimasukkan ke dalam plastik, untuk mencegah agar janur kuning tersebut tidak layu, karena jika lebih dari lima hari, janur kuning tersebut akan layu.

Namun untuk mengantisipasi hal tersebut, Bang Anas sudah membuat perkiraan yakni hanya membuat pesanan dalam jumlah banyak ketika ada yang memesan. Selebihnya, Bang Anas akan membuat lebihnya untuk dijadikan cadangan.

"Biasanya untuk buat janur kuning ini saya sudah ditelepon oleh langganan saya untuk bikin janur kuning. Misalnya sudah ada yang memesan sebanyak 50 pasang tinggal saya bikin cadangan 20 pasang, jadi saya sudah ada target perkiraan," pungkasnya. (mrt) (rhs) R Ghita Intan Permatasari - Okezone

sumber: http://economy.okezone.com/read/2011/10/20/455/517857/lengkungan-janur-kuning-jadi-bisnis-yang-menjanjikan

No comments: